Monday, 7 March 2016

“ When We Stop Taking Risks , We Stop Living Life”

Dalam hidup ini ada satu hal yang benar-benar milik KITA yang tidak bisa dikendalikan oleh orang lain adalah "Sikap Hidup". Jika bisa mengendalikannya, maka segala hal dalam hidup ini akan jadi lebih baik. Walaupun ada resikonya.
Resiko sederhana dalam hidup yang sering kita hadapi itu:

Tertawa itu bisa mengambil resiko terlihat bodoh.
Menangis itu, bisa mengambil resiko terlihat sentimental.
Menjangkau hal yang lain itu bisa juga mengambil resiko terlibat.
Mengungkapkan perasaan di medsos atau sama teman bisa mengambil resiko menunjukkan diri yang sesungguhnya.
Menunjukkan gagasan dan harapan  didepan orang banyak akan mengambil resiko mendapat rasa malu...
Mencintai seseorang pun akan mengambil resiko untuk tidak dicintai.
Berharap sesuatu akan mengambil resiko putus asa.
Berusaha sukses itu mengambil resiko gagal.

Jadi pilih mana?

1. Lakukan tanpa resiko
2. Diam saja tapi ada resiko, atau
3. Lakukan dan ambil semua resiko...!!

Bila kita dalam keadaan terikat atau diikat oleh kepastian, mereka ini adalah para budak. Mereka sudah mengekang kebebasan mereka sendiri. Hanya orang yang berani mengambil resikolah akan menjadi orang yang bebas!! Resiko itu harus dihadapi, karena akan ada bahaya terbesar dalam hidup ini bila tidak mengambil resiko sama sekali.

Orang yang tidak berani mengambil resiko tidak akan melakukan apa-apa, tidak punya apa-apa, dan bukan siapa-siapa.

Tahun 2002 Eminem populer dengan lagu "Lose Yourself", memberi  pesan dalam lirik yang menginspirasi untuk semua orang:

“You better lose yourself in the music, the moment
Sebaiknya kau tenggelamkan diri ke dalam musik, saat ini
You want it, you better never let it go
Kau menginginkannya, sebaiknya jangan pernah melepaskannya
You only get one shot, do not miss your chance to blow
Kau hanya punya satu peluang, jangan lewatkan kesempatanmu
This opportunity comes once in a lifetime“.
Peluang ini datang sekali seumur hidup

Semua orang tahu bahwa  dalam diri kita ini sudah punya bibit untuk menjadi seorang pengambil risiko, kadang kita suka berpikir: Hindari resiko dan cari jalan sukses dengan aman tanpa resiko. Resiko selalu dihindari itu disebabkan mungkin menghindari penderitaan dan kesengsaraan, tapi mereka takkan bisa belajar, merasakan, mengubah, bertumbuh, bisa mencintai, atau hidup yang berarti.

Setiap orang memiliki pendapat soal resiko pada setiap masalah  dan entah bagaimana semua orang itu benar. Kita kebanyakan seperti pemimpi-sinis yang selalu berusaha untuk mendefinisikan beberapa kata..untuk menghindari resiko.

So. Kalo berani beraksi dan ambil resiko memang kita tetap harus  memperhitungkan resiko tersebut, perhitungkan sebelum bertindak. Kita lihat resikonya. Apakah  bisa menerima resikonya? Jika bisa maka ambil tindakan. Apakah resikonya bisa diantisipasi? Maka ambil tindakan. Bukan seperti orang yang hanya mencari pembenaran untuk tidak mengambil resiko, mereka mengatakan beresiko sambil diam tapi tidak bertindak alias tidak punya nyali.

Perhitungkan resikonya, kemudian tetaplah ambil tindakan untuk mengambil resiko. Mereka yang punya cukup nyali untuk terus mencoba. Berani mengambil resiko karena punya cara pandang menjadi pembelajar.

Pembaca yang budiman, saat saya menulis ini, saya juga sedang menilai risiko mencoba untuk membuat keputusan yang baik. Jujur, saya juga takut. Tapi saya berpikir bahwa setelah semua pemikiran ini saya analisa, pro dan kontra ceklist masalah, kalkulasi, dan prediksi, saya menemukan diri saya lebih takut untuk tidak mencoba dan terjebak dalam semua pertanyaan dari rasa ingin tahu. Itulah rasa takut yang lebih besar menghadang saya untuk menulis. 

Saya cam kan dalam hati bahwa kegagalan itu hanya pernyataan bahwa kita belum memenuhi harapan menempatkan sesuatu pada diri kita sendiri. Kegagalan adalah sisi lain dari risiko, tapi bukan berarti hanya karena tidak mendapatkan apa yang diharapkan, maka resiko yang kita terima itu bukan berarti kita melakukan hal yang bodoh. Tapi kita menyikapinya sebagai energi baru untuk memulai kembali untuk berproses menuju harapan..kegagalan bukan berati kiamat untuk tidak menulis.

Semoga bermanfaat.



By: EG080316

0 komentar:

Post a Comment