Tuesday, 19 April 2016

Ranah Tokyo dalam Catatanku - 2

170316 (kamis)

Hari ini kami piknik ke Asakusa, Asakusa merupakan salah satu distrik atau di Indonesia kayak kecamatan.. yang ada di wilayah Taito Tokyo. Dari meguro, kami naik bus ke Stasiun Mitsukoshimae. Stasiun Mitsukoshimae adalah stasiun bawah tanah (chikatetsu) pada Jalur Tokyo Metro Ginza dan Jalur Tokyo Metro Hanzomon, di Chūō, Tokyo, Jepang. Sampai ke stasiun Kanda harus melewati 9 stasiun trus ganti kereta ke Asakusa melewati 8 stasiun..yang akan kami tuju adalah kuil tua Senso-ji yang dibangun pada abad ke 6.  Kuil ini juga disebut kuil Kannon Asakusa.

Keluar dari stasiun Asakusa dengan berjalan kaki sekitar 50 meter sampai di gerbang halilintar (kaminaremon) lalu  kami menyusuri pertokoan yang menjual beragam asesoris dan souvenir unik ala Jepang namanya Asakusa Nakamise Shopping ST. 

Kalau kita memasuki daerah ini seperti hal nya daerah wisata spritual di Indonesia yang ada perpaduan belanja dan budaya. Karena perut sudah mulai berontak maka kami mampir dulu makan kebab di resto turki pusat perbelanjaan ini.., setelah itu  berbelanja oleh oleh Jepang, kami sempatkan berjepret ria bersama..dari resto ini kita sudah bisa melihat bangunan kuil Senso-ji  dan kami mampir sebentar melihat dari dekat kuil Senso-ji berwarna merah mencolok mata tersebut. 

Ada yang menarik perhatian kami, didepan kuil para penjual teh hijau Jepang mau mengajarkan kita bagaimana cara menyeduh teh Jepang gratis... Suasana di distrik Asakusa ini terasa lebih tradisional daripada beberapa kawasan lain di Tokyo, kita merasakan suasana Jepang pada jaman dulu kala sekaligus berpadunya bangunan modern.

Kuil Senso-ji mempunyai taman hiburan kecil yang disebut Hanayashiki artinya taman orang orang tua.. Kami kembali ke stasiun Asakusa untuk kembali pulang ke Meguro. Di dekat stasiun ada jembatan yang punya pemandangan sungai Sumida dan Tokyo Sky Tree...spontan jeprat jepret lagi deh....

180316 (jumat)

Ngomongin negara Jepang ini gak pernah habisnya, aku tahu semua orang yang pernah ke Jepang pasti sudah mengunjungi tempat wisata yang ada di sekitar Tokyo ini, namun tak ada salahnya aku menceritakan perjalanan ini sebagai rasa syukur dan bisa berbagi pengalaman menurut versiku...hari ini aku diajak jalan jalan ke Gyoen National Park atau Taman Nasional Shinjuku Gyoen, taman ini ada diantara wilayah Shinjuku dan Shibuya, menurut cerita awalnya sebuah kebun lalu Kekaisaran Jepang menjadikannya sebuah taman. 

Dalam taman ini kita bisa melihat pada musim semi, pohon plum, magnolia putih, dan pohon sakura akan bermekaran secara penuh..pohon atau bunga yang tumbuh di taman ini bisa dilihat wisatawan dalam empat musim karena di taman ini di tata dalam tiga gaya lanskap yang berbeda.


Naik bus lalu naik JR. Yamanote Line  dari stasiun Meguro ke Yoyogi sta melewati 4 sta yaitu Ebisu, Shibuya, Harajuku, Yoyogi. Di Gyoen Park, kita hanya menikmati rindangnya pepohonan sakura yang baru mulai mekar, belum sempurna disaat ini emang.. sekitar akhir Maret baru berkembang sempurna..karena senangnya menikmati suasana taman sambil ngobrol bareng, tidak terasa sudah malam dan kami pun makan malam di Chinese resto..susah memang cari tempat makan yang halal disini..kita makan harus banyak bertanya sama pramusaji restoran yang melayani pesanan kita.




Taman ini tutup jam 16.30 waktu Tokyo dan masuk ke taman ini kita bayar..taman ini luas sekali, punya dua pintu depan belakang taman, karena keasyikan keliling menikmati taman rencananya kita keluar lewat pintu belakang, rupanya sudah dikunci, terpaksa balik kepintu masuk tadi..lumayan capeknya.
Pak Tua petugas taman rupanya berkeliling memberitahu pengunjung kalau taman ini sudah tutup setengah jam yang lalu.. "maklum pak tua, kita kesasar nyari pintu keluar", tentu saja omongan kami tidak di mengerti sama pak tua petugas taman itu..

190316 (sabtu)

Hanya dirumah saja..istirahat.

200316 (minggu)

Kata orang: “Berkunjung ke Jepang akan terasa kurang lengkap jika belum ke gunung Fuji”, Gunung Fuji adalah simbol negara Jepang yang dipercaya sebagai gunung keabadian (Fushi no yama). Gunung Fuji terletak di sebelah Barat Tokyo, yang berada di Pulau Honshu, ibu kotanya Kofu.





Perjalanan ke gunung ini dari Shinjuku Tokyo +/- 3 jam naik mobil pribadi. Kami bertiga diajak ponakan suamiku serta istrinya  yang tinggal di Jepang. Setelah memasuki ruas jalan satu-satunya sebagai akses Gunung Fuji, kami melewati  ruas jalan sepanjang 300 meter yang bisa mengeluarkan suara nyanyian, suara instrument itu berbunyi saat kendaraan melintas diatas jalan yang di lalui.



Kata ponakan suamiku, instrument itu keluar karena gesekan ban mobil dengan aspal jalan yang sudah di desain  sesuai perbedaan kedalaman dan lebar jalan serta kecepatan mobil yang membentuk resonansi suara melodi yang berbeda satu sama lain..dihasilkan secara simultan dari sejumlah ban di depan dan belakang kendaraan, selain itu juga akan terjadi perubahan interpretasi di otak manusia yang mendengar atau menangkap informasi musik tersebut, sehingga dampak akhir kita jadi tidak mengantuk. Karena penasaran kami pun membuka jendela untuk mendengarkan bunyi instrument tersebut. Dan ternyata memang benar. Jalan yang ditandai dengan rambu-rambu jalan serta gambar not balok penuh warna yang dicat pada permukaan jalan itu. Para pengemudi harus menyadari bahwa suara musik dari jalan tersebut akan muncul saat dilewati, dan terdengar secara ideal ketika sang pengemudi mempertahankan kecepatan 28 mil per jam (45 km/jam) di jalan raya.


O ya, untuk mengakses jalan ke Gunung Fuji ini, dikenakan tarif 6.000 yen atau sekitar Rp. 600.000 untuk satu kendaraan lho.

Gunung Fuji memiliki 10 level dan hanya sampai level/sektor 5 bisa ditempuh mobil, selanjutnya sampai level 10 hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki..itu buat pendaki gunung. Sektor kelima adalah tempat wisata yang paling atas. Jika suhu udara dan kondisi lokasi memungkinkan, kita bisa melakukan perjalanan sampai ke sektor 5. Pada perjalanan ini, kami hanya bisa sampai sektor keempat, kami pun parkir dan disana ada toko yang menjual pernak pernik untuk oleh-oleh.  Udara di sektor 4 sangat dingin sekali mencapai 3 `C, masih ada salju meskipun gak banyak... Pakaian yang kami kenakan harus mantel musim dingin, syal, sarung tangan, dan topi musim dingin. Hal itu dikarenakan, area di gunung Fuji bersalju.

Suasana  jalan ke gunung Fuji ini  padat dan macet seperti kita ke Puncak Bogor. Susah banget melihat puncak gunung Fuji ini karena kerap kali malah ia tertutup oleh kabut atau awan tebal.
Kami berhenti di sektor  4 ini +/- 30 menit, terus turun mencari tempat makan dan shalat..dan makan dulu karena cacing di perut sudah mulai berisik, setelah itu cari tempat shalat di pinggir danau Kawaguchiko.. Sebenarnya ada  lima danau yang terletak di sekitar kawasan Fuji ini. Danau yang ada di sekitar gunung ini, kata orang disana terbentuk saat letusan gunung ribuan tahun lampau. Danau Kawaguchiko. Ini yang terbesar, pemandangan dari danau ini juga sangat indah.

Meski tertutup mendung dan awan, suasana Fuji tetap bisa saya rasakan keindahan alamnya. Menurut cerita juga nih ..konon dalam satu tahun, gunung Fuji hanya terlihat jelas sekitar beberapa ratus hari saja. Itupun tidak bisa diprediksi kapannya. Artinya, tidak ada yang bisa menjamin bahwa kalau kita pergi ke Fuji akan melihat gunung ini dengan jelas.


Selesai sudah jalan jalan  hari ini, dan kami kembali pulang ke Meguro Apartment lebih kurang sama 3 jam plus macet..macet tapi tertib tidak seperti di Jakarta yang suka saling mendahului yang lain..

0 komentar:

Post a Comment