Kritik
adalah bagian dari kehidupan, kita akan mendapatkannya di setiap tempat, ingat
bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, mereka menunjukkan perhatian dengan
cara mereka. Meskipun itu sulit, kadang, semua itu juga punya tujuan baik. Intinya: Bersikap bijak dan logis, adalah suatu keharusan dalam menghadapi kritik...
Dalam
kehidupan sehari-hari dikritik atau dipuji merupakan hal yang biasa. Kita harus
pandai mengintropeksi diri saat orang lain mengkritik dan tahu apa maksud dari
kritikannya sebab kalau tidak, kita lebih cenderung pada rasa tidak suka pada
kritikannya yang sebenarnya mengandung arti lebih mendorong agar kita berkreatifitas.
Seperti
percakapan antara Anak dan Mama di rumah....
Angga : “Ma, hari ini Angga dipuji banyak teman
dan bu guru deh”. Dengan wajah yang berseri-seri Angga bercerita pada mamanya
mengenai hari ini.
Mama : “Dipuji? Berarti anak mama sudah jadi artis
dong? Mama Angga menganggapi dengan bercanda sambil menyiapkan makan siang
anaknya.
Angga : “Ih mama, Angga serius nih malah
ditanggapi dengan bercanda deh”.
Mama : “Oke..ceritanya dilanjut nanti saja
yaa..! Sekarang panggil abangmu untuk makan siang”. Angga bergegas menuju kekamar abangnya Dimas dilantai
atas rumah kami.
Mama : “Dimas, maem siang bareng yuk! Ada salad
sama makanan kesukaan kalian lho!” Gak lama kemudian mereka berkumpul di
ruangan tengah rumah kami.
Mama : “Dimas, kenapa kamu murung saja dari tadi?
Apa ada masalah yaah? Mama perhatikan dari tadi kok cemberutnya jelek amat hari
ini?Hehehe ”.
Dimas : “Ngg………ngaak ada masalah ma. Cuma kesal
aja, sebel dan bete sama pak Aldi, guru yang ngajar di TK tempat Dimas yang
baru” jawab Dimas bersungut-sungut.
Mama : “Memangnya kenapa, sama pak Aldi kok
sampai begitu sebelnya?”
Dimas : “Ngak apa-apa sih ma, sebel aja karena
pak Aldi bilang” kalau laporan sampel wawancara Dimas sama orang tua wali murid
itu jangan asal di resume kayak gitu, harusnya kan ada format sketsa data mereka
yang di wawancara”.
Mama : “Emangnya Dimas tadi pagi bikin resume
seperti apa?”
Dimas : “Membuat resume hasil wawancara mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial,
dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang
diteliti, tanpa sketsa atau gambar. Pak Aldi bilang ”Sebaiknya resume harus
diberikan sketsa atau gambar agar menarik perhatian saat di presentasikan.
Sekarang kamu harus tambahkan resume wawancara itu dengan cara yang menarik deh..agar orang yang melihatnya bisa tertarik”. Aku sebel banget sama pak Aldi.”
Mama : “Dimas seharusnya tidak boleh sebel
seperti itu sama pak Aldi. Maksud pak Aldi bilang begitu agar Dimas bisa kreatif
terutama dalam soal cara presentasi. Apa yang dikatakan pak Aldi sangat benar, kalau presentasi kita bagus, orang
akan mudah tertarik. Jadi, mulai dari sekarang Dimas harus bisa menerima
komentar dan kritik dari orang lain. Hasil karya kita tanpa dikomentari orang
lain kita tidak akan tahu dimana letak kurang atau lebihnya karya kita. Yang
harus diketahui adalah setiap orang pasti memiliki tanggapan atau komentar
tersendiri. Mama harap Dimas gak akan sebel lagi kalau suatu saat nanti mendapat
kritik atau komentar, tentunya bukan hanya dari pak Aldi saja. Jadikan setiap komentar sebagai
pendorong agar kita lebih berkreasi dalam berkarya”.
Dimas : “Begitu
ya ma, mulai sekarang Dimas akan lebih berkreasi lagi biar presentasinya sukses”, ujar Dimas dengan
begitu semangatnya.
Angga : “Siapa bilang abang Dimas gak bisa sukses ?”. Angga yang dari tadi diam saja akhirnya ikut menimpali.
Mama : “Oh iya, katanya Angga tadi dipuji banyak teman dan bu guru memangnya ada
kegiatan apa tadi?”. Mama pun bertanya ke Angga.
Angga : “Begini ma, tadikan anggota OSIS
mengadakan lomba membuat laporan mendaki gunung Agung nah laporan yang
paling bagus akan ditempel di mading sekolah, ternyata laporan Angga yang ditempel di mading sebagai laporan yang terbaik. Kepsek, semua guru dan
teman-teman memuji Angga, ma ”.
Mama : “Gini yaa...Angga harus ingat! Angga tidak boleh termakan oleh
pujian. Pujian itu lebih cenderung ke hal yang bersifat negative dan membuat
kita merasa sudah yang terbaik. Terhebat. Lalu dengan merasa yang terbaik
itulah membuat kita enggan untuk belajar berkreasi lebih. Hanya merasa cukup
pada keadaan yang itu-itu saja. Akhirnya, akan membuat orang lain yang semula
memuji hasil karya kita lama-lama akan bosan kalau karya kita itu-itu saja
tanpa ada perkembangan yang lebih bagus lagi ”.
Angga : “Terus Angga harus gimana ma? Apa harus marah pada teman-teman dan bu guru yang
memuji?”. Angga masih bingung dengan nasehat mamanya.
Mama : “ ooh
iya nak, kamu gak boleh marah! Justru berterimakasih padanya. Yang harus di
ingat selalu adalah jangan cepat termakan dan terbujuk hanyut dalam pujian. Kita
kan gak tahu apakah orang yang memuji
itu benar-benar tulus atau hanya sekedar membuat bangga saja. Orang lain mungkin
saja membuat kita malas berkreasi. Maka dengan memuji karya kita itu secara berlebihan
dengan maksud agar kita tenggelam dan hanyut dalam pujiannya itu”.
Pembaca
yang budiman, ingatlah bahwa tidak
ada yang sempurna. Bagaimanapun, semua yang kita hadapi dalam hidup ini, dan
dimana saja kalau yang kita lakukan memuaskan semua orang, kita akan mendapatkan
pujian. Tapi siapa yang bisa menjamin bahwa kita bisa aman dari kritik dan
pujian itu?
Dari
percakapan Ibu dan dua orang anak, Dapat kita maknai, apa arti kritik bagi kita? Apakah itu musibah buruk? Seperti bencana yang tidak terduga, atau... simbol
kehancuran diri?
Kadang,
orang di sekitar kita akan lebih tertarik memberikan kritik. Pujian tentu lebih
mudah kita terima dari pada kritikan, yang bisa saja bernada tak enak.
Adakah
yang bisa menganggap kritik layaknya ia menerima pujian? Singkatnya, kita
memang hanya layak dipuji jika sudah
berani menerima kritikan...
Kesemua
itu berpulang kepada cara kita mengontrol diri, bagaimana cara kita menanggapi
berbagai macam kata orang tentang diri kita. Karena kritik itu tidak mungkin
dilayangkan padamu tanpa sebab.
Memang
bukan hal mudah untuk menerima bahwa diri kita punya banyak kekurangan. Tetapi,
ini adalah awal dari usaha untuk menjadi lebih baik lagi. kita akan mulai
belajar untuk mendengarkan hal-hal yang sebelumnya sulit di dengar. Mencoba
mendengarkan kekurangan atau kritik dan pujian ini bukan hal mudah. Coba lihat berapa banyak
orang yang meradang dan langsung membantah saat dikritik orang lain. Kritik dan pujian itu
sebuah tantangan dan bisa membantu kita
untuk hidup lebih bersikap rasional dan logis daripada bersikap emosional. Kesempatan
juga bagi kita untuk memahami bahwa wujud pengertian dan dukungan itu bisa
berbagai macam. Tidak semua orang bisa berkata ‘I love you‘. Kadang kalimat itu
diucapkan lewat cara yang berbeda
(mengungkapkan cinta bagi setiap orang takkan sama): ‘Kamu makan lebih banyak, dong.’ atau ‘Ayo, belajar yang rajin! Ntar IPK mu jeblok lagi .. kayak kemarin!’ Kedua kalimat itu mungkin tak mengenakkan, namun itu hanyalah cara lain mengungkapkan perasaan cinta.
(mengungkapkan cinta bagi setiap orang takkan sama): ‘Kamu makan lebih banyak, dong.’ atau ‘Ayo, belajar yang rajin! Ntar IPK mu jeblok lagi .. kayak kemarin!’ Kedua kalimat itu mungkin tak mengenakkan, namun itu hanyalah cara lain mengungkapkan perasaan cinta.
Masalah
datang untuk segera kamu selesaikan, sedangkan kritik ada untuk mengingatkan mu, pujian ada untuk sebuah ukuran diri mu.
Dari
sebuah kritik yang ditujukan, perlahan kita akan bisa menilai orang lain. Pujian
memang manis dan menyenangkan, namun kritiklah yang sebenarnya menjadi bumbu
dalam proses penggapaian hidup. Ketika kita sudah berani mengenali kelemahan
diri, hal terbaik yang bisa didapatkan adalah kita lebih bisa menikmati hidup,
dan tetap merasa bahagia sekalipun hidup itu kadang sering tak ramah.
By: TE120116
0 komentar:
Post a Comment