Tuesday, 12 January 2016

MEMAHAMI KRITIK DAN PUJIAN

Kritik adalah bagian dari kehidupan, kita akan mendapatkannya di setiap tempat, ingat bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, mereka menunjukkan perhatian dengan cara mereka. Meskipun itu sulit, kadang, semua itu juga punya tujuan baik. Intinya: Bersikap bijak dan logis, adalah suatu keharusan dalam menghadapi kritik...
Dalam kehidupan sehari-hari dikritik atau dipuji merupakan hal yang biasa. Kita harus pandai mengintropeksi diri saat orang lain mengkritik dan tahu apa maksud dari kritikannya sebab kalau tidak, kita lebih cenderung pada rasa tidak suka pada kritikannya yang sebenarnya mengandung arti lebih mendorong agar kita berkreatifitas.

Seperti percakapan antara Anak dan Mama di rumah....

Angga : “Ma, hari ini Angga dipuji banyak teman dan bu guru deh”. Dengan wajah yang berseri-seri Angga bercerita pada mamanya mengenai hari ini.
Mama   : “Dipuji? Berarti anak mama sudah jadi artis dong? Mama Angga menganggapi dengan bercanda sambil menyiapkan makan siang anaknya.
Angga  : “Ih mama, Angga serius nih malah ditanggapi dengan bercanda deh”.
Mama    : “Oke..ceritanya dilanjut nanti saja yaa..! Sekarang panggil abangmu untuk makan siang”. Angga  bergegas menuju kekamar abangnya Dimas dilantai atas rumah kami.
Mama    : “Dimas, maem siang bareng yuk! Ada salad sama makanan kesukaan kalian lho!” Gak lama kemudian mereka berkumpul di ruangan tengah rumah kami.
Mama   : “Dimas, kenapa kamu murung saja dari tadi? Apa ada masalah yaah? Mama perhatikan dari tadi kok cemberutnya jelek amat hari ini?Hehehe ”.
Dimas    : “Ngg………ngaak ada masalah ma. Cuma kesal aja, sebel dan bete sama pak Aldi, guru yang ngajar di TK tempat Dimas yang baru” jawab Dimas bersungut-sungut.
Mama   : “Memangnya kenapa, sama pak Aldi kok sampai begitu sebelnya?”
Dimas      : “Ngak apa-apa sih ma, sebel aja karena pak Aldi bilang” kalau laporan sampel wawancara Dimas sama orang tua wali murid itu jangan asal di resume kayak gitu, harusnya kan ada format sketsa data mereka yang di wawancara”.
Mama   : “Emangnya Dimas tadi pagi bikin resume seperti apa?”
Dimas     : “Membuat resume hasil wawancara  mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti, tanpa sketsa atau gambar. Pak Aldi bilang ”Sebaiknya resume harus diberikan sketsa atau gambar agar menarik perhatian saat di presentasikan. Sekarang kamu harus tambahkan resume wawancara itu dengan cara yang menarik deh..agar orang yang melihatnya bisa tertarik”. Aku sebel banget sama pak  Aldi.”
Mama    : “Dimas seharusnya tidak boleh sebel seperti itu sama pak Aldi. Maksud pak Aldi bilang begitu agar Dimas bisa kreatif terutama dalam soal cara presentasi. Apa yang dikatakan pak Aldi  sangat benar, kalau presentasi kita bagus, orang akan mudah tertarik. Jadi, mulai dari sekarang Dimas harus bisa menerima komentar dan kritik dari orang lain. Hasil karya kita tanpa dikomentari orang lain kita tidak akan tahu dimana letak kurang atau lebihnya karya kita. Yang harus diketahui adalah setiap orang pasti memiliki tanggapan atau komentar tersendiri. Mama harap Dimas gak akan sebel lagi kalau suatu saat nanti mendapat kritik atau komentar, tentunya bukan hanya dari pak Aldi  saja. Jadikan setiap komentar sebagai pendorong agar kita lebih berkreasi dalam berkarya”.
Dimas     : “Begitu ya ma, mulai sekarang Dimas akan lebih berkreasi lagi  biar presentasinya sukses”, ujar Dimas dengan begitu semangatnya.
Angga    : “Siapa bilang abang Dimas gak bisa sukses ?”. Angga yang dari tadi diam saja akhirnya ikut menimpali.
Mama    :  “Oh iya, katanya Angga tadi dipuji banyak teman dan bu guru memangnya ada kegiatan apa tadi?”. Mama pun bertanya ke Angga.
Angga    : “Begini ma, tadikan anggota OSIS mengadakan lomba membuat laporan mendaki gunung Agung nah laporan yang paling bagus akan ditempel di mading sekolah, ternyata laporan Angga yang ditempel di mading sebagai laporan  yang terbaik. Kepsek, semua guru dan teman-teman memuji Angga, ma ”.
Mama     : “Gini yaa...Angga  harus ingat! Angga tidak boleh termakan oleh pujian. Pujian itu lebih cenderung ke hal yang bersifat negative dan membuat kita merasa sudah yang terbaik. Terhebat. Lalu dengan merasa yang terbaik itulah membuat kita enggan untuk belajar berkreasi lebih. Hanya merasa cukup pada keadaan yang itu-itu saja. Akhirnya, akan membuat orang lain yang semula memuji hasil karya kita lama-lama akan bosan kalau karya kita itu-itu saja tanpa ada perkembangan yang lebih bagus lagi ”.

Angga    :  “Terus Angga harus gimana ma? Apa harus marah pada teman-teman dan bu guru yang memuji?”. Angga masih bingung dengan nasehat mamanya.
Mama    :  “ ooh iya nak, kamu gak boleh marah! Justru berterimakasih padanya. Yang harus di ingat selalu adalah jangan cepat  termakan dan terbujuk hanyut dalam pujian. Kita  kan gak tahu apakah orang yang memuji itu benar-benar tulus atau hanya sekedar membuat bangga saja. Orang lain mungkin saja membuat kita malas berkreasi. Maka dengan memuji karya kita itu secara berlebihan dengan maksud agar kita tenggelam dan hanyut dalam pujiannya itu”.

Pembaca yang budiman, ingatlah  bahwa tidak ada yang sempurna. Bagaimanapun, semua yang kita hadapi dalam hidup ini, dan dimana saja kalau yang kita lakukan memuaskan semua orang, kita akan mendapatkan pujian. Tapi siapa yang bisa menjamin bahwa kita bisa aman dari kritik dan pujian itu?
Dari percakapan Ibu dan dua orang anak, Dapat kita maknai, apa arti kritik bagi kita? Apakah itu musibah buruk? Seperti bencana yang tidak terduga, atau... simbol kehancuran diri?

Kadang, orang di sekitar kita akan lebih tertarik memberikan kritik. Pujian tentu lebih mudah kita terima dari pada kritikan, yang bisa saja bernada tak enak.
Adakah yang bisa menganggap kritik layaknya ia menerima pujian? Singkatnya, kita memang hanya layak dipuji  jika sudah berani menerima kritikan...
Kesemua itu berpulang kepada cara kita mengontrol diri, bagaimana cara kita menanggapi berbagai macam kata orang tentang diri kita. Karena kritik itu tidak mungkin dilayangkan padamu tanpa sebab.

Memang bukan hal mudah untuk menerima bahwa diri kita punya banyak kekurangan. Tetapi, ini adalah awal dari usaha untuk menjadi lebih baik lagi. kita akan mulai belajar untuk mendengarkan hal-hal yang sebelumnya sulit di dengar. Mencoba mendengarkan kekurangan atau kritik dan pujian  ini bukan hal mudah. Coba lihat berapa banyak orang yang meradang dan langsung membantah saat  dikritik orang lain. Kritik dan pujian itu sebuah tantangan  dan bisa membantu kita untuk hidup lebih bersikap rasional dan logis daripada bersikap emosional. Kesempatan juga bagi kita untuk memahami bahwa wujud pengertian dan dukungan itu bisa berbagai macam. Tidak semua orang bisa berkata ‘I love you‘. Kadang kalimat itu diucapkan lewat cara yang berbeda 
(mengungkapkan cinta bagi setiap orang takkan sama): ‘Kamu makan lebih banyak, dong.’ atau ‘Ayo, belajar yang rajin! Ntar IPK mu jeblok lagi .. kayak kemarin!’ Kedua kalimat itu mungkin tak mengenakkan, namun itu hanyalah cara lain mengungkapkan perasaan cinta.
Masalah datang untuk segera kamu selesaikan, sedangkan kritik ada untuk mengingatkan mu, pujian ada untuk sebuah ukuran diri mu.

Dari sebuah kritik yang ditujukan, perlahan kita akan bisa menilai orang lain. Pujian memang manis dan menyenangkan, namun kritiklah yang sebenarnya menjadi bumbu dalam proses penggapaian hidup. Ketika kita sudah berani mengenali kelemahan diri, hal terbaik yang bisa didapatkan adalah kita lebih bisa menikmati hidup, dan tetap merasa bahagia sekalipun hidup itu kadang sering tak ramah.


By: TE120116

0 komentar:

Post a Comment