Saturday 19 December 2015

Kisah Pengembaraanku ke Puncak Gunung Ciremai. 3

Hari ke-3, tanggal 02 Mei 2015.

koleksi pribadi
Waktu sudah menunjukkan pukul 00:00 WIB dan hujan masih cukup deras, ketika ada petir sampai terasa sambarannya ke tubuhku.  Kurasa cuaca yang  tidak bagus buat mendaki, aku putuskan untuk istirahat dulu sambil menunggu cuaca agak membaik mengingat jangan sampai ada kejadian yang tidak diinginkan. Kami lalu memasang flysheet untuk istirahat, aku dan Dio sesekali menepiskan air yang menggenang di flysheet agar tidak rubuh. Disaat kami istirahat ada juga sekelompok pendaki yang melewati pos ini untuk melanjutkan perjalanan ke Puncak Gunung Ciremai walau hujan masih deras, mereka katakan kondisi ini disebut Badai Gunung Ciremai.

Sambil menepiskan air yang ada di flysheet, aku duduk ngobrol bersama Dio dan Instruktur Iko. Tiba-tiba ada sekelompok pendaki datang dan mereka langsung pasang tenda di tengah jalur pendakian karena hujan sangat lebat dan ada salah seorang dari rombongan itu menitipkan anggotanya karena sangat kedinginan. Instruktur Tasya segera menyiapkan teh hangat untuk pendaki yang kedinginan itu. Setelah Instruktur Tasya menyiapkan teh hangat, aku membantunya memberikan teh hangat ke pendaki yang kedinginan tadi. Setelah kelompok pendaki itu selesai mendirikan tenda, pendaki yang kedinginan tadi mengucapkan terima kasih dan bergabung masuk ke tenda mereka. Aku kembali tidur karena lelah.

koleksi pribadi

Aku terbangun pada pukul 04:00 WIB pagi. Aku lihat Taufiq, Kak Gita, Instruktur Ayu, Instruktur Novi dan Instruktur Anisa sudah bangun lebih duluan, mereka sedang menyiapkan sarapan. Hujan mulai reda pada pukul 05:00 WIB dan aku membangunkan para Instruktur dan para tamu undangan yang masih tidur, aku beritahu untuk segera bersiap-siap melanjutkan pendakian ke Puncak Gunung Ciremai. Sayangnya Instruktur Akhmad tidak bisa melanjutkan pendakian karena ada praktek kuliah lapangan.

Tepat pada pukul 06:42 WIB, aku dan rombongan melanjutkan pendakian menuju Puncak Ciremai. Cuaca cukup cerah pagi itu dan aku bisa menikmati panorama Kota Majalengka di pagi hari, aku sempatkan untuk mengabadikan panorama kota itu, tidak lupa aku sertakan seluruh rombongan termasuk  Instruktur dan tamu undangan. Hampir sejam kami berjalan lalu kami memutuskan untuk break alias istirahat pada pukul 07:41 WIB, aku dan rombongan kembali  melanjutkan pendakian pada pukul 07:52 WIB.

koleksi pribadi
Tak kuduga kalau tempat kami beristirahat malam tadinya sangat dekat dengan Pos Sanghyang Rangkah.  Kami tiba di Pos Sanghyang Rangkah pada pukul 07:55 WIB. Pos Sanghyang Rangkah terletak diketinggian 2.300 mdpl dan jarak dari Pos Sanghyang Rangkah ke Puncak Gunung Ciremai adalah 3 kilometer. Pos Sanghyang Rangkah cukup untuk menampung 7 – 8 tenda berukuran 7 – 8 orang.

Lalu kamipun melanjutkan pendakian ke Puncak Gunung Ciremai pada pukul 07:58 WIB, setelah istirahat kesekian kalinya. Dari Pos Sanghyang Rangkah jalur pendakian sudah keluar dari hutan yang banyak tonjolan batu, pepohonan dan semak belukar. Cuaca yang cukup cerah ditambah semangat  dan tekad yang kuat walau susahnya medan yang kami tempuh. Perjalanan dari Pos Sanghyang Rangkah sampai ke Pos Goa Walet mulai berbeda suasananya dikarenakan vegetasi (kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat, red) tumbuhan ini sudah didominasi oleh batu batu walau disekitar jalur masih ada pohon dan semak belukar dan bunga Edelweiss. Jalurnya mulai lebih menanjak tajam dan disisi kiri jalur terdapat tebing-tebing terjal dan semakin keatas jalur semakin sempit ddan kami terpaksa melewati lorong-lorong batu gunung yang terjal dan sempit. 

Karena faktor alam aku dan peserta lainnya mulai terpisah-pisah. Setelah keluar dari lorong-lorong batu ditemukan Simpang Apuy – Palutungan, atau pertemuan jalur Apuy dan jalur Palutungan.

jalur Apuy & Palutungan
koleksi pribadi
Aku beristirahat sebentar bersama Dio, Instruktur Trin serta Instruktur Iko. Setelah istirahat kami lanjutkan lagi untuk mendaki. Di tengah perjalanan ketemu Instruktur Izmi, Instruktur Fira dan Instruktur Puspa. Lalu kamipun kembali untuk beristirahat dan menunggu rombongan peserta dan tamu undangan yang masih mendaki. Hampir satu jam kami istirahat menunggu  tepat pada pukul 08:45 WIB, aku melihat  Instruktur Trin dan Bang Iwan menyusul. Aku berteriak “TIGMA”, aku  berharap ada yang membalas teriakan dengan kata “PALA”. Lalu ada yang membalas, aku bertanya sama Dio, Instruktur Izmi, Instruktur Fira serta Instruktur Puspa “suara siapa ya?"...mereka katakan kalau yang membalas adalah Instruktur Ferdi  tapi ternyata Inggih yang datang dan mengaku kalau dia yang membalas teriakan aku. Tak lama kemudian datanglah Instruktur Ulmi, Instruktur Anisa, Kak Gita, Kak Maya, Ilham dan Satria. Setelah semua sudah kumpul dan lengkap jumlah peserta yang hadir, kami langsung melanjutkan perjalanan.

Pada pukul 09:20 WId, kami sampai di Simpang Apuy – Palutungan. Simpang Apuy – Palutungan terletak diketinggian 2.675 mdpl dan jarak dari Simpang Apuy – Palutungan menuju Puncak Gunung Ciremai berjarak lebih kurang 0,5 kilometer. Dan sambil menunggu rombongan yang masih di jalan, aku sempatkan untuk mengabadikan pemandangan di Simpang Apuy – Palutungan.

Instruktur Puspa, Instruktur Fira, Kak Maya dan Instruktur Izmi memutuskan untuk melanjutkan pendakian begitu juga dengan Instruktur Anisa, Kak Gita, Instruktur Ulmi, Bang Iwan dan Instruktur Trin. Tak lama kemudian menyusul Satria, Ilham dan Inggih melanjutkan pendakian. Aku tidak ikut mereka karena  menunggu Dio membawa carrier berisikan P3K dan snack. Tak lama kemudian datanglah Instruktur Iko dan Instruktur Ayu, Instruktur Iko dan Instruktur Ayu hanya beristirahat sebentar lalu  melanjutkan perjalanan, Instruktur Ferdi, Intan, Suryani pun datang  begitu juga dengan Taufiq.

Tiba-tiba salah satu pendaki lainnya  melaporkan kalau salah satu teman kami ada yang sakit yang ternyata adalah Instruktur Ariska. Aku langsung membuka carrier untuk mengambil P3K dan Dio bersama Taufiq langsung bergegas menghampiri Instruktur Ariska. Dio dan Taufiq kembali dan mengabarkan kalau Instruktur Ariska tidak apa-apa hanya mengalami sesak nafas jadi diberikan oxycan. Setelah semuanya dinyatakan aman, aku pun melanjutkan perjalanan menuju Puncak Gunung Ciremai bersama Taufiq dan Dio. Dari sini jalur sudah mulai terbuka tidak seperti lorong-lorong sempit yang tadi aku lewati, bedanya jalur ini  lebih terjal dari sebelumnya.

Goa Walet
koleksi pribadi
Akhirnya kami  tiba di Pos Goa Walet pada pukul 10:18 WIB. Pos Goa Walet terletak diketinggian 2.950 mdpl dan jarak dari Pos Goa Walet menuju Puncak Gunung Ciremai sekitar  0,3 kilometer. Kami turun ke bibir goa ambil jalur ke kiri dan turun menuju bibir goa, di depan bibir goa ada tanah lapang yang cukup luas untuk menampung 14 – 16 tenda berukuran 7 – 8 orang dan untuk melanjutkan pendakian selanjutnya belok ke kanan dan ada tanah lapang juga yang cukup untuk menampung 6 – 8 tenda berukuran 7 – 8 orang.  
koleksi pribadi

Di pos ini aku hanya mengabadikan beberapa foto saja dan langsung melanjutkan perjalanan menuju Puncak Gunung Ciremai.


Aku  terpisah dari Taufiq dan Dio. Dari Pos Goa Walet menuju Puncak Gunung Ciremai jalur jadi semi memanjat, di tengah perjalanan aku ketemu dengan Instruktur Trin, Instruktur Ulmi, Instruktur Novi, Instruktur Anisa, Instruktur Iko, Instruktur Ayu, Kak Gita dan Bang Iwan. Setelah bertemu dan beristirahat aku lanjutkan pendakian sendirian.

Dan akhirnya aku sampai di Puncak Gunung Ciremai pada pukul 10:50 WIB. Puncak Gunung Ciremai ini berada di ketinggian 3078 mdpl, dulu menurut ceritanya Puncak Gunung Ciremai ini dinamakan Puncak Sunan Cirebon. Pemandangan dari Puncak Gunung Ciremai, kelihatan Gunung Cikuray, Gunung Slamet, Gunung Galunggung, Gunung Guntur, Gunung Papandayan dan Gunung Patuha. Rasanya senang sekali bisa berada di titik tertinggi Gunung Ciremai ini. Aku tengadahkan tangan dan ucapkan rasa  syukur kepada Allah SWT, dikarenakan  atas izinNya jua aku bisa berada disini.  

Sungguh suatu pemandangan yang luar biasa. Tak jauh dari tempat aku berdiri , aku melihat Instruktur Puspa, Instruktur Izmi, Instruktur Fira, Satria, Inggih dan Ilham yang sudah lebih duluan  tiba di Puncak Gunung Ciremai. Aku  minta izin ke Instruktur Puspa untuk mengitari area sekitar kawah Gunung Ciremai, lalu aku bertemu dengan pendaki lain yang juga sudah lama berada duluan sampai dan mereka sedang menyeduh kopi, lalu aku mengobrol dengan mereka. Tak lama kemudian aku pamitan untuk kembali ke rombongan. 

Aku melihat semua peserta sudah kumpul semua, tetapi sayangnya Instruktur Ariska tidak dapat melanjutkan pendakian dan sedang menunggu di Pos Goa Walet. 
upacara Hardiknas, 02 Mei 2015 di puncak Gunung Ciremai.
koleksi pribadi

Kami semua berkumpul, setelah mengabadi kan beberapa foto, lalu melakukan upacara di Puncak Gunung Ciremai bertepatan saat itu tanggal 02 Mei 2015 yaitu Hari Pendidikan Nasional, senang rasanya bisa melakukan upacara di tempat yang sangat indah seperti ini. Ada seorang pendaki lain yang bukan rombongan kami ingin mengabadikan momen ini. Selesai  upacara kami semua berfoto- ria mencari momen terindah yang ada di Puncak Gunung Ciremai. Sebelum turun kami semua peserta TIGMAPALA, undangan dan semua instruktur  foto bersama.



By: Rayhan AF

0 komentar:

Post a Comment