Friday, 22 May 2015

Risiko Itu Ketidakpastian, Sikapi Dengan Logis

Bila kita bicara soal risiko maka bisa dikatakan sesuatu yang bersifat kemungkinan bisa  terjadi atau tidak terjadi , waktu dan kapan risiko itu  terjadi tergantung dari situasi kondisi yang dihadapi. Resiko ini bisa kita kendalikan  dalam tindakan yang bersifat  proteksi .setiap orang memiliki cara yang berbeda .karena resiko bersifat probability atau uncertainty dan lain sebagainya.. 

Maka  beberapa cara dalam pengelolaan risiko yang digunakan untuk mengendalikan tingkat risiko yang dihadapi antara lain adalah
Menghindari Risiko
Mengendalikan Risiko
Menerima Risiko
Mengalihkan Risiko

Resiko bisa juga di artikan sebagai ; Kesempatan timbulnya kerugian, Probabilitas timbulnya kerugian,  Ketidakpastian, Penyimpangan Aktual dari yang diharapkan,

Gambar Masjid Rubuh Akibat Gempa di Padang
Peristiwa Ketidak Pastian ( gempa ) 08 oktober 2009 di Padang 

Probabilitas suatu hasil akan berbeda dari yang diharapkan, Salah satu konsekuensi dari tingginya tingkat pengembalian (harapan) . menurut Reilly and Brown (2003:10) risiko adalah :“Risk is the uncertainly that an investment will earn its expecied rate of return.” Sedangkan menurut Elton and Gruber (2003:44) adalah: “The existence of risk means that the investor can no longer associate a single number of pay-off with investment in any assets.”

Beberapa pengertian risiko yang berkembang berdasarkan definisi-definisi di atas dan dari literatur lainnya, bahwa risiko bisa diartikan :
-   Bahaya (menurut kamus Webster).

-   Kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan.

-   Probabilitas tidak tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return).

- Kemungkinan return yang diterima (realized return) menyimpang dari return yang diharapkan (expected return) atau dengan kata lain kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Contoh : Sumber Resiko yang bisa terjadi, dalam hal risiko investasi terdapat ; Risiko suku bunga (yaitu variabilitas dalam return sekuritas dari perubahan tingkat suku bunga. Interest rate risk mempengaruhi obligasi secara langsung dibandingkan common stock). Risiko pasar (variabilitas return dari hasil fluktuasi dalam keseluruhan pasar, yaitu pasar saham agregat), Risiko inflasi (Faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah risiko daya beli atau berkurangnya kemampuan membeli investasi), Risiko bisnis (risiko yang ada ketika melakukan suatu usaha/bisnis dalam industri khusus), Risiko finansial (Risiko ini berhubungan dengan penggunaan hutang oleh perusahaan. Besarnya proporsi asset oleh pembiayaan hutang dan besarnya variabilitas return adalah sama), Risiko likuiditas (Risiko likuiditas ini berhubungan dengan pasar sekunder dalam perdagangan sekuritas.


Suatu investasi yang dapat dibeli atau dijual secara cepat dan tanpa harga yang signifikan biasanya bersifat likuid, semakin tidak menentunya elemen waktu dan konsesi (kelonggaran) harga, semakin besar liquidity risk-nya), - Risiko nilai tukar (variabilitas return yang disebabkan oleh fluktuasi mata uang), dan Risiko negara (disebut juga politycal risk, yaitu risiko yang penting untuk para investor pada zaman sekarang ini.

Dengan banyaknya investor yang berinvestasi secara internasional, baik secara langsung ataupun tidak langsung, stabilitas dan kelangsungan hidup ekonomi suatu negara perlu dipertimbangkan) serta masih banyak lagi sumber risiko. Semua ini ditinjau dari sisi permasalahan kebutuhan hidup yang kita hadapi.

Resiko menurut Vaughan dan Emmet J dalam bukunya Risk and Insurance resiko dapat didefinisikan sebagai berikut :

a.       Risk in the chance off loss ( resiko adalah kans rugi )
Change of loss biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana terdapat keterbukaan (exposure) terhadap kerugian atau suatu kemungkinan kerugian. Chance sering digunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu.Berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian.Dalam ilmu statistik, Chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu.

Risk in the chance of loss dibagi menjadi :


1. Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).
Possibility berarti probabilitas suatu peristiwa berada diantara nol dan satu, namun, hal ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
2. Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian), Uncertainty bersifat subjective dan objective. Subjective berarti menilai individu terhadap situasi risiko didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu saja. Objective dijelaskan pada item 3,4 berikut ini.
3. Risk is the dispersion of actual from expected results (Risiko berupa penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan). Ahli statistik mendefinisikannya  sebagai derajat penyimpangan suatu nilai pada  posisi sentral atau di  titik rata-rata.
4. Risk is the probability of any outcome different from the one expected (Risiko adalah probabilitas suatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan). Definisi di atas, dapat disebut risiko bukanlah probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan.

b.      Risk is the possibility of loss (resiko dimungkinkan rugi).

c.      Risk is uncertainly (resiko ketidakpastian)

Resiko berhubungan dengan ketidakpastiaan (uncertainly). Menurut mark R.Green dan Oscar N.Serbein dalam bukunya Risk management, tak ada definisi yang bersifat universal. Pengertian resiko itu punya pengertian yang berbeda-beda tergantung kepada penggunaannya.  Risiko selalu dikaitkan dengan kemungkinan atau keadaan yang bisa mengancam proses  pencapaian tujuan dan sasaran usaha.

Risiko ini dapat digolongkan menjadi :

1.      Dapat diukur dan yang tidak dapat diukur
Penyimpangan secara relatif antara kenyataan dengan kemungkinan terjadinya kerugian tersebut, dimana pengukuran diadakan untuk jangka waktu yang cukup besar jumlahnya, sehingga secara statistik dapat diukur kemungkinannya (probabilitasnya) secara lebih wajar dan tepat. Risiko yang tidak dapat diukur adalah ketidakpastian secara psikologis dimana lebih bersumber pada tingkah laku, mental, pengalaman ataupun pandangan hidup dari orang yang bersangkutan.

2.      Perorangan dan Kebendaan
Risiko perorangan adalah risiko murni yang dapat menimpa orang, seperti kematian orang dan risiko kehilangan mata pencaharian akibat usia lanjut, sakit ataupun pengangguran.
Risiko kebendaan adalaah risiko yang dapat menimpa benda seperti rumah, pabrik, kendaraan bermotor dan sebagainya. Risiko tersebut dapat terdiri dari risiko kebakaran, kerusahan, gempa bumi, banjir dan sebagainya.

3.       Statis dan Dinamis
Risiko dinamis adalaah resiko-resiko yang timbul akibat dari suatu keadaan yang terus berubah, seperti keadaan sosial yang berubah, lingkungan yang berubah, perubahan tekhnologi dan sebagainya.
Risiko statis adalah risiko-risiko yang selalu ada walaupun tidak terjadi perubahan-perubahan keadaan, seperti risiko kebakaran. Pada umumnya risiko-risiko statis ini digolongkan sebagai pure risk.

4.      Fundamental dan Khusus
Risiko Fundamental adalah risiko yang menyangkut rakyat banyak, seperti risiko dinamis dan risiko statis fenomenal, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi dan sebagainya. Risiko khusus adalah risiko yang mengancam orang perseorangan, seperti kebakaran, istilah risiko khusus juga dipakai dalam arti bahaya selain kebakaran yang diasuransikan sebaagai tambahan.

5.      Murni dan Spekulatif
Pure risk atau resiko murni adalah risiko yang bila terjadi daapat mendatangkan kerugian saja dan tidak dapat menimbulkan keuntungan. Pada umumnya risiko murni ini dapat diasuransikan. Spekulatif risk ini adalah risiko yang bila terjadi dapat menimbulkan kerugian dan sekaligus mendatangkan keuntungan.

Bentuk Pengelolaan Risiko
Pengelolaan risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko. Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan. Suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan /pengelolaan sumber daya.

Pengelolaan risiko merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan tertentu baik dalam kehidupan individu, keluarga maupun sebagai anggota masyarakat dalam bidang usaha, sosial, politik dan sebagainya. Dalam pengertian lain, suatu sitem pengawasan risiko dan perlindungan atas harta milik, keuntungan serta keuangan milik suatu badan usaha ataupun perorangan, dimana risiko disini bersifat statis/murni saja.

Tujuan Pengelolaan Risiko
Tujuan pengelolaan  risiko adalah meminimalkan berbagai dampak yang merugikan sebagai akibat dari timbulnya risiko pada tingkat biaya yang paling minimum sejalan dengan sasaran dan tujuan perusahaan atau keluarga (Williams,1976:7). Sementara pakar lain berpendapat bahwa tujuan manajemen risiko diantaranya merencanakan sumber daya secara efektif guna mengembalikan keseimbangan dan keefektifan operasional organisasi sesudah mengalami gangguan kerugian yang sangat hebat (Greene & Serbein, 1983;4).

Proses Pengelolaan Risiko
Proses pengelolaan risiko menurut COSO dapat dibagi ke dalam 8 tahap, antara lain :

1.       Internal environment (Lingkungan internal)

Komponen ini berkaitan dengan lingkungan dimana instansi Pemerintah berada dan beroperasi. Cakupannya adalah risk-management philosophy (kultur pengelolaan tentang risiko), integrity (integritas), risk-perspective (perspektif terhadap risiko), risk-appetite ( penerimaan terhadap risiko), ethical values (nilai moral), struktur organisasi, dan pendelegasian wewenang.


2.      Objective setting (Penentuan tujuan)

Dalam pengelolaan ini  kita harus menetapkan objectives (tujuan-tujuan)  agar dapat mengidentifikasi, mengakses, dan mengelola risiko. Objective dapat diklasifikasikan menjadi strategic objective dan activity objective. Strategic objective di instansi Pemerintah berhubungan dengan pencapaian dan peningkatan kinerja instansi dalam jangka menengah dan panjang, dan merupakan implementasi dari visi dan misi instansi tersebut. Sementara itu, activity objective dapat dipilah menjadi 3 kategori, yaitu :

(1) operations objectives
(2) reporting objectives
(3) compliance objectives.

Risk tolerance dapat diartikan sebagai variasi dalam pencapaian objective yang dapat diterima dalam arti tujuan penyediaan fasilitas tersebut sudah terpenuhi.
Contoh :  aktivitas  peluncuran roket berawak dengan risk tolerance adalah 0%.


3.      Event identification (Identifikasi risiko)

Komponen ini mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial baik yang terjadi di lingkungan internal maupun eksternal yang mempengaruhi strategi atau pencapaian tujuan . Kejadian itu bisa berdampak positif (opportunities), namun dapat pula sebaliknya atau negative (risks).

Terdapat 4 model dalam identifikasi risiko, yaitu  :

(1) Exposure analysis
(2) Environmental analysis
(3) Threat scenario
(4) Brainstorming questions.

Salah satu model, yaitu exposure analysis, mencoba mengidentifikasi risiko dari sumber daya suatu pengelolaan yang meliputi financial assets , physical assets seperti tanah dan bangunan, human assets yang mencakup pengetahuan dan keahlian, dan intangible assets seperti reputasi dan penguasaan informasi. Atas setiap sumber daya yang dimiliki organisasi dilakukan penilaian risiko kehilangan dan risiko penurunan. seperti kas dan simpanan di bank.


4.      Risk assessment (Penilaian risiko)

Komponen ini menilai sejauh mana dampak dari event (kejadian atau keadaan) dapat mengganggu pencapaian dari objectives. Besarnya dampak dapat diketahui dari inherent dan residual risk, dan dapat dianalisis dalam dua perspektif, yaitu: likelihood (kecenderungan atau peluang) dan impact/consequence (besaran dari terealisirnya risiko).

Dengan demikian. Besarnya risiko atas setiap kegiatan  merupakan perkalian antara likelihood dan consequence.



Penilaian risiko dapat menggunakan dua teknik, yaitu:

(1)   Qualitative techniques
Qualitative techniques menggunakan beberapa tools seperti self-assessment (low, medium, high), questionnaires, dan internal audit reviews

(2)   Quantitative techniques.
Quantitative techniques data berbentuk angka yang diperoleh dari tools seperti probability based, non-probabilistic models (optimalkan hanya asumsi consequence), dan benchmarking, perlu dicermati adalah event relationships atau hubungan antar kejadian/keadaan. Event yang terpisah mungkin memiliki risiko kecil. Namun, bila digabungkan bisa menjadi signifikan. Demikian pula, risiko yang mempengaruhi banyak business units perlu dikelompokkan dalam common event categories, dan dinilai secara aggregate.


5.      Risk response (Sikap atas risiko)

Kita  harus menentukan sikap atas hasil penilaian risiko, yakni :

(1) Avoidance ,dihentikannya aktivitas atau pelayanan yang menyebabkan risiko

(2) Reduction, mengambil langkah-langkah mengurangi likelihood atau impact dari risiko

(3) Sharing  , mengalihkan atau menanggung bersama risiko atau sebagian dari risiko dengan pihak lain.

(4) Acceptance, menerima risiko yang terjadi (biasanya risiko yang kecil), dan tidak ada upaya khusus yang dilakukan.

Dalam memilih sikap (response), perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti pengaruh tiap response terhadap risk likelihood dan impact, response yang optimal sehingga bersinergi dengan pemenuhan risk appetite and tolerances, analis cost versus benefits, dan kemungkinan peluang (opportunities) yang dapat timbul dari setiap risk response.

6.      Control Activities (Aktifitas Pengendalian)

Komponen ini berperanan dalam penyusunan kebijakan-kebijakan (policies) dan prosedur-prosedur untuk menjamin risk response terlaksana dengan efektif. Aktifitas pengendalian memerlukan lingkungan pengendalian yang meliputi:

(1) integritas dan nilai etika
(2) kompetensi
(3) kebijakan dan praktik-praktik SDM
(4) budaya organisasi
(5) filosofi dan gaya kepemimpinan manajemen
(6) struktur organisasi
(7) wewenang dan tanggung jawab.


Dari pemahaman atas lingkungan pengendalian, dapat ditentukan jenis dan aktifitas pengendalian. Terdapat beberapa jenis pengendalian, diantaranya adalah preventive, detective, corrective, dan directive.
Gambar Kebakaran
Resiko Kebakaran Mmerusak Habitat Kehidupan

Selanjutnya aktifitas pengendalian :
(1) pembuatan kebijakan dan prosedur
(2) pengamanan kekayaan organisasi
(3) delegasi wewenang dan pemisahan fungsi
(4) supervisi atasan.

Aktifitas pengendalian hendaknya terintegrasi dengan menggunakan manajemen risiko sehingga pengalokasian sumber daya yang dimiliki  dapat menjadi optimal.


7.      Information and communication (Informasi dan komunikasi)

Fokus dari komponen ini adalah menyampaikan informasi yang relevan kepada pihak terkait melalui media komunikasi yang sesuai. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyampaiaan informasi dan komunikasi adalah kualitas informasi, arah komunikasi, dan alat komunikasi. Informasi yang disajikan tergantung dari kualitas informasi yang ingin disampaikan, kualitas informasi dapat dipilah menjadi:

(1) appropriate
(2) timely
(3) current
(4) accurate
(5) accessible

Arah komunikasi bisa bersifat internal dan eksternal. Alat komunikasi diantaranya manual, memo, buletin, dan pesan-pesan melalui media elektronis.


8.      Monitoring

Monitoring dapat dilaksanakan baik secara terus menerus (ongoing) maupun terpisah (separate evaluation). Aktifitas monitoring ongoing tercermin pada aktivitas supervisi, rekonsiliasi, dan aktivitas rutin lainnya.

Monitoring terpisah biasanya dilakukan untuk penugasan tertentu (kasuistis). Di monitoring ini ditentukan scope tugas, frekuensi, proses evaluasi metodologi, dokumentasi, dan Action Plan. Serta perlu dicermati adanya kendala seperti reporting deficiencies, yaitu pelaporan yang tidak lengkap atau bahkan berlebihan (tidak relevan). Kendala ini timbul dari berbagai faktor seperti sumber informasi, materi pelaporan, pihak yang disampaikan laporan, dan arahan bagi pelaporan.

Mengelolaan Risiko Ada beberapa strategi yang dapat dijalankan untuk mengelola risiko, yaitu dengan pola pengantisipasian berdasarkan :

1.      Strategi menghindar
2.      Strategi mengurangi
3.      Strategi mengalihkan, dan
4.      Strategi mendanai sendiri

Kesimpulannya,  
Bagaimana bersikap, melihat manfaat risiko ini ? Semua tahu bahwa Sikap orang dalam menghadapi risiko itu  berbeda – beda. Ada yang berusaha menghindar, ada yang berani menghadapi risiko, sementara yang lainya ada juga bersifat apatis, tidak peduli, atau tidak terpengaruh oleh kemungkinan datangnya risiko.

Dkatakan oleh Henry Markowitz ( di kalangan ahli manajemen keuangan disebut sebagai "the father of modern portfolio theory" ) , yaitu:
“Do not put all eggs in one basket” ( janganlah menaruh semua telur ke dalam satu keranjang ), Artinya jika keranjang telur tersebut jatuh, maka semua telur yang ada dalam keranjang akan pecah.

Manfaat  Risiko itu   ;  Bahwa setiap keputusan yang kita ambil tidak akan lepas dari konsekuensi, baik yang bersifat positif maupun negatif.  Pemikiran yang logis dan strategis tentu merupakan sebuah keharusan. Artinya, kita sebaiknya tidak terlalu banyak melibatkan emosi dalam mengambil keputusan itu. Jika tidak, bisa jadi keputusan yang diambil akan membawa dampak negatif terhadap masa depan kita sendiri. Dalam hal ini, kita perlu memikirkan semua aspek dan konsekuensi dari keputusan tersebut termasuk risiko yang mungkin harus kita tanggung sebagai akibat dari keputusan yang kita ambil.  Walaupun teori mengenai hal ini banyak dibahas di area ekonomi, namun kita dapat mengadopsinya di dalam kehidupan sehari-hari termasuk keluarga.

Dengan mengidentifikasi risiko yang mungkin muncul. Manfaatnya minimal kita akan lebih siap dalam menghadapi risiko tersebut.

Contoh sederhana, ketika kita ingin membeli sebuah mobil bekas, kita sebaiknya mampu mengidentifikasi bagian mana yang berisiko mengalami kerusakan sehingga kita harus bersiap untuk memperbaiki kerusakan tersebut.

“Risiko tidak seharusnya membuat kita ciut nyali, namun tidak seharusnya juga menjadikan diri sebagai orang yang tidak takut dosa. Memilih sebuah hubungan adalah menerima resiko, cerminan diri kita dapat dilihat dari perilakunya terhadap kita. Resiko seharusnya dapat membuat kita menjadi orang yang lebih baik. Berfokuslah pada apa yang berani kita lakukan, hasilnya kita serahkan kepada Tuhan”. 
(Mario Teguh - Golden Way)


 by Julie,15


0 komentar:

Post a Comment