Bila
kita bicara soal risiko maka bisa dikatakan sesuatu yang bersifat kemungkinan
bisa terjadi atau tidak terjadi , waktu
dan kapan risiko itu terjadi tergantung
dari situasi kondisi yang dihadapi. Resiko ini bisa kita kendalikan dalam tindakan yang bersifat proteksi .setiap orang memiliki cara yang
berbeda .karena resiko bersifat probability atau uncertainty dan lain
sebagainya..
Maka beberapa cara dalam pengelolaan
risiko yang digunakan untuk mengendalikan tingkat risiko yang dihadapi antara
lain adalah
Menghindari
Risiko
Mengendalikan
Risiko
Menerima
Risiko
Mengalihkan
Risiko
Resiko
bisa juga di artikan sebagai ; Kesempatan timbulnya kerugian, Probabilitas
timbulnya kerugian, Ketidakpastian, Penyimpangan Aktual dari yang
diharapkan,
Probabilitas
suatu hasil akan berbeda dari yang diharapkan, Salah satu konsekuensi dari
tingginya tingkat pengembalian (harapan) . menurut Reilly and Brown (2003:10)
risiko adalah :“Risk is the uncertainly that an investment will earn its
expecied rate of return.” Sedangkan menurut Elton and Gruber (2003:44) adalah:
“The existence of risk means that the investor can no longer associate a single
number of pay-off with investment in any assets.”
Beberapa
pengertian risiko yang berkembang berdasarkan definisi-definisi di atas dan
dari literatur lainnya, bahwa risiko bisa diartikan :
- Bahaya (menurut kamus Webster).
- Kemungkinan terjadinya peristiwa yang
tidak menguntungkan.
- Probabilitas tidak tercapainya
tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return).
- Kemungkinan return yang diterima
(realized return) menyimpang dari return yang diharapkan (expected return) atau
dengan kata lain kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima
dengan return yang diharapkan. Contoh : Sumber Resiko yang bisa terjadi, dalam hal risiko investasi terdapat ; Risiko suku bunga (yaitu variabilitas dalam return sekuritas dari perubahan
tingkat suku bunga. Interest rate risk mempengaruhi obligasi secara langsung
dibandingkan common stock). Risiko pasar (variabilitas return dari hasil fluktuasi dalam keseluruhan pasar,
yaitu pasar saham agregat), Risiko inflasi (Faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah risiko daya
beli atau berkurangnya kemampuan membeli investasi), Risiko bisnis (risiko yang ada ketika melakukan suatu usaha/bisnis dalam
industri khusus), Risiko finansial (Risiko ini berhubungan dengan penggunaan
hutang oleh perusahaan. Besarnya proporsi asset oleh pembiayaan hutang dan besarnya variabilitas return
adalah sama), Risiko likuiditas (Risiko likuiditas ini berhubungan dengan pasar sekunder
dalam perdagangan sekuritas.
Suatu
investasi yang dapat dibeli atau dijual secara cepat dan tanpa harga yang
signifikan biasanya bersifat likuid, semakin tidak menentunya elemen waktu dan
konsesi (kelonggaran) harga, semakin besar liquidity risk-nya), - Risiko nilai
tukar (variabilitas return yang disebabkan oleh fluktuasi mata uang), dan Risiko
negara (disebut juga politycal risk, yaitu risiko yang penting untuk para
investor pada zaman sekarang ini.
Dengan
banyaknya investor yang berinvestasi secara internasional, baik secara langsung
ataupun tidak langsung, stabilitas dan kelangsungan hidup ekonomi suatu negara
perlu dipertimbangkan) serta masih banyak lagi sumber risiko. Semua ini
ditinjau dari sisi permasalahan kebutuhan hidup yang kita hadapi.
Resiko
menurut Vaughan dan Emmet J dalam bukunya Risk and Insurance resiko dapat
didefinisikan sebagai berikut :
a. Risk
in the chance off loss ( resiko adalah kans rugi )
Change
of loss biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana terdapat
keterbukaan (exposure) terhadap kerugian atau suatu kemungkinan kerugian.
Chance sering digunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya
situasi tertentu.Berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap
kemungkinan kerugian.Dalam ilmu statistik, Chance dipergunakan untuk
menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu.
1. Risk
is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).
Possibility berarti probabilitas suatu peristiwa berada diantara nol dan satu,
namun, hal ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
2. Risk
is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian), Uncertainty bersifat subjective
dan objective. Subjective berarti menilai individu terhadap situasi risiko
didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu saja. Objective dijelaskan pada item
3,4 berikut ini.
3. Risk is the dispersion of actual from expected results (Risiko berupa penyebaran
hasil aktual dari hasil yang diharapkan). Ahli statistik mendefinisikannya sebagai derajat penyimpangan suatu nilai pada posisi sentral atau di titik rata-rata.
4. Risk
is the probability of any outcome different from the one expected (Risiko
adalah probabilitas suatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan). Definisi
di atas, dapat disebut risiko bukanlah probabilita dari suatu kejadian tunggal,
tetapi probabilita dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan.
b. Risk
is the possibility of loss (resiko dimungkinkan
rugi).
Resiko
berhubungan dengan ketidakpastiaan (uncertainly). Menurut
mark R.Green dan Oscar N.Serbein dalam bukunya Risk management, tak ada
definisi yang bersifat universal. Pengertian resiko itu punya pengertian yang
berbeda-beda tergantung kepada penggunaannya. Risiko selalu dikaitkan
dengan kemungkinan atau keadaan yang bisa mengancam proses pencapaian tujuan dan sasaran usaha.
Risiko
ini dapat digolongkan menjadi :
1. Dapat diukur dan yang tidak dapat diukur
Penyimpangan
secara relatif antara kenyataan dengan kemungkinan terjadinya kerugian
tersebut, dimana pengukuran diadakan untuk jangka waktu yang cukup besar
jumlahnya, sehingga secara statistik dapat diukur kemungkinannya
(probabilitasnya) secara lebih wajar dan tepat. Risiko
yang tidak dapat diukur adalah ketidakpastian secara psikologis dimana lebih
bersumber pada tingkah laku, mental, pengalaman ataupun pandangan hidup dari
orang yang bersangkutan.
2. Perorangan dan Kebendaan
Risiko
perorangan adalah risiko murni yang dapat menimpa orang, seperti kematian orang
dan risiko kehilangan mata pencaharian akibat usia lanjut, sakit ataupun
pengangguran.
Risiko
kebendaan adalaah risiko yang dapat menimpa benda seperti rumah, pabrik, kendaraan
bermotor dan sebagainya. Risiko tersebut dapat terdiri dari risiko kebakaran,
kerusahan, gempa bumi, banjir dan sebagainya.
3. Statis dan Dinamis
Risiko
dinamis adalaah resiko-resiko yang timbul akibat dari suatu keadaan yang terus
berubah, seperti keadaan sosial yang berubah, lingkungan yang berubah,
perubahan tekhnologi dan sebagainya.
Risiko
statis adalah risiko-risiko yang selalu ada walaupun tidak terjadi
perubahan-perubahan keadaan, seperti risiko kebakaran. Pada umumnya risiko-risiko
statis ini digolongkan sebagai pure risk.
4. Fundamental dan Khusus
Risiko
Fundamental adalah risiko yang menyangkut rakyat banyak, seperti risiko dinamis
dan risiko statis fenomenal, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi dan
sebagainya. Risiko khusus adalah risiko yang mengancam orang perseorangan,
seperti kebakaran, istilah risiko khusus juga dipakai dalam arti bahaya selain
kebakaran yang diasuransikan sebaagai tambahan.
5. Murni dan Spekulatif
Pure
risk atau resiko murni adalah risiko yang bila terjadi daapat mendatangkan
kerugian saja dan tidak dapat menimbulkan keuntungan. Pada umumnya risiko murni
ini dapat diasuransikan. Spekulatif risk ini adalah risiko yang bila terjadi
dapat menimbulkan kerugian dan sekaligus mendatangkan keuntungan.
Bentuk Pengelolaan Risiko
Pengelolaan
risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak
milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya
kerugian karena adanya suatu risiko. Proses pengelolaan risiko yang mencakup
identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam
kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan. Suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan
ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan /pengelolaan sumber daya.
Pengelolaan
risiko merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan tertentu baik dalam
kehidupan individu, keluarga maupun sebagai anggota masyarakat dalam bidang
usaha, sosial, politik dan sebagainya. Dalam pengertian lain, suatu sitem
pengawasan risiko dan perlindungan atas harta milik, keuntungan serta keuangan
milik suatu badan usaha ataupun perorangan, dimana risiko disini bersifat
statis/murni saja.
Tujuan
Pengelolaan Risiko
Tujuan
pengelolaan risiko adalah meminimalkan
berbagai dampak yang merugikan sebagai akibat dari timbulnya risiko pada
tingkat biaya yang paling minimum sejalan dengan sasaran dan tujuan perusahaan
atau keluarga (Williams,1976:7). Sementara pakar lain berpendapat bahwa tujuan
manajemen risiko diantaranya merencanakan sumber daya secara efektif guna
mengembalikan keseimbangan dan keefektifan operasional organisasi sesudah
mengalami gangguan kerugian yang sangat hebat (Greene & Serbein, 1983;4).
Proses
Pengelolaan Risiko
Proses
pengelolaan risiko menurut COSO dapat dibagi ke dalam 8 tahap, antara
lain :
1. Internal
environment (Lingkungan internal)
Komponen ini berkaitan dengan lingkungan dimana instansi Pemerintah berada dan
beroperasi. Cakupannya adalah risk-management philosophy (kultur pengelolaan
tentang risiko), integrity (integritas), risk-perspective (perspektif terhadap
risiko), risk-appetite ( penerimaan terhadap risiko), ethical values (nilai
moral), struktur organisasi, dan pendelegasian wewenang.
2. Objective
setting (Penentuan tujuan)
Dalam pengelolaan ini kita harus
menetapkan objectives (tujuan-tujuan)
agar dapat mengidentifikasi, mengakses, dan mengelola risiko. Objective
dapat diklasifikasikan menjadi strategic objective dan activity objective.
Strategic objective di instansi Pemerintah berhubungan dengan pencapaian dan
peningkatan kinerja instansi dalam jangka menengah dan panjang, dan merupakan
implementasi dari visi dan misi instansi tersebut. Sementara itu, activity
objective dapat dipilah menjadi 3 kategori, yaitu :
(1)
operations objectives
(2)
reporting objectives
(3)
compliance objectives.
Risk
tolerance dapat diartikan sebagai variasi dalam pencapaian objective yang dapat
diterima dalam arti tujuan penyediaan fasilitas tersebut sudah terpenuhi.
Contoh
: aktivitas peluncuran roket berawak dengan risk
tolerance adalah 0%.
3. Event
identification (Identifikasi risiko)
Komponen ini mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial baik yang terjadi di
lingkungan internal maupun eksternal yang mempengaruhi strategi atau pencapaian
tujuan . Kejadian itu bisa berdampak positif (opportunities), namun dapat pula
sebaliknya atau negative (risks).
Terdapat 4 model dalam identifikasi risiko, yaitu :
(1) Exposure analysis
(2)
Environmental analysis
(3)
Threat scenario
(4)
Brainstorming questions.
Salah
satu model, yaitu exposure analysis, mencoba mengidentifikasi risiko dari
sumber daya suatu pengelolaan yang meliputi financial assets , physical assets
seperti tanah dan bangunan, human assets yang mencakup pengetahuan dan
keahlian, dan intangible assets seperti reputasi dan penguasaan informasi. Atas
setiap sumber daya yang dimiliki organisasi dilakukan penilaian risiko
kehilangan dan risiko penurunan. seperti kas dan simpanan di bank.
4. Risk
assessment (Penilaian risiko)
Komponen ini menilai sejauh mana dampak dari event (kejadian atau keadaan)
dapat mengganggu pencapaian dari objectives. Besarnya dampak dapat diketahui
dari inherent dan residual risk, dan dapat dianalisis dalam dua perspektif,
yaitu: likelihood (kecenderungan atau peluang) dan impact/consequence (besaran
dari terealisirnya risiko).
Dengan
demikian. Besarnya risiko atas setiap kegiatan
merupakan perkalian antara likelihood dan consequence.
Penilaian risiko dapat menggunakan dua teknik, yaitu:
(1) Qualitative
techniques
Qualitative
techniques menggunakan beberapa tools seperti self-assessment (low, medium,
high), questionnaires, dan internal audit reviews
Quantitative
techniques data berbentuk angka yang diperoleh dari tools seperti probability
based, non-probabilistic models (optimalkan hanya asumsi consequence), dan
benchmarking, perlu dicermati adalah event relationships atau hubungan antar
kejadian/keadaan. Event yang terpisah mungkin memiliki risiko kecil. Namun,
bila digabungkan bisa menjadi signifikan. Demikian pula, risiko yang
mempengaruhi banyak business units perlu dikelompokkan dalam common event
categories, dan dinilai secara aggregate.
5. Risk
response (Sikap atas risiko)
Kita harus menentukan sikap atas hasil
penilaian risiko, yakni :
(1) Avoidance ,dihentikannya aktivitas atau pelayanan yang menyebabkan risiko
(2) Reduction, mengambil langkah-langkah mengurangi likelihood atau impact dari
risiko
(3) Sharing , mengalihkan atau menanggung bersama risiko atau sebagian dari risiko
dengan pihak lain.
(4) Acceptance, menerima risiko yang terjadi (biasanya risiko yang kecil), dan
tidak ada upaya khusus yang dilakukan.
Dalam memilih sikap (response), perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti
pengaruh tiap response terhadap risk likelihood dan impact, response yang
optimal sehingga bersinergi dengan pemenuhan risk appetite and tolerances,
analis cost versus benefits, dan kemungkinan peluang (opportunities) yang dapat
timbul dari setiap risk response.
6. Control
Activities (Aktifitas Pengendalian)
Komponen ini berperanan dalam penyusunan kebijakan-kebijakan (policies) dan
prosedur-prosedur untuk menjamin risk response terlaksana dengan efektif.
Aktifitas pengendalian memerlukan lingkungan pengendalian yang meliputi:
(1)
integritas dan nilai etika
(2)
kompetensi
(3)
kebijakan dan praktik-praktik SDM
(4)
budaya organisasi
(5)
filosofi dan gaya kepemimpinan manajemen
(6)
struktur organisasi
(7)
wewenang dan tanggung jawab.
Dari pemahaman atas lingkungan pengendalian, dapat ditentukan jenis dan
aktifitas pengendalian. Terdapat beberapa jenis pengendalian, diantaranya
adalah preventive, detective, corrective, dan directive.
(2)
pengamanan kekayaan organisasi
(3)
delegasi wewenang dan pemisahan fungsi
(4)
supervisi atasan.
Aktifitas
pengendalian hendaknya terintegrasi dengan menggunakan manajemen risiko
sehingga pengalokasian sumber daya yang dimiliki dapat menjadi optimal.
7. Information
and communication (Informasi dan komunikasi)
Fokus dari komponen ini adalah menyampaikan informasi yang relevan kepada pihak
terkait melalui media komunikasi yang sesuai. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam penyampaiaan informasi dan komunikasi adalah kualitas
informasi, arah komunikasi, dan alat komunikasi. Informasi yang disajikan
tergantung dari kualitas informasi yang ingin disampaikan, kualitas
informasi dapat dipilah menjadi:
(1)
appropriate
(2)
timely
(3)
current
(4)
accurate
(5)
accessible
Arah
komunikasi bisa bersifat internal dan eksternal. Alat komunikasi diantaranya manual, memo, buletin, dan pesan-pesan melalui media
elektronis.
8. Monitoring
Monitoring dapat dilaksanakan baik secara terus menerus (ongoing) maupun
terpisah (separate evaluation). Aktifitas monitoring ongoing tercermin pada
aktivitas supervisi, rekonsiliasi, dan aktivitas rutin lainnya.
Monitoring terpisah biasanya dilakukan untuk penugasan tertentu (kasuistis). Di monitoring ini ditentukan scope tugas, frekuensi, proses evaluasi
metodologi, dokumentasi, dan Action Plan. Serta perlu dicermati adanya kendala
seperti reporting deficiencies, yaitu pelaporan yang tidak lengkap atau bahkan
berlebihan (tidak relevan). Kendala ini timbul dari berbagai faktor seperti
sumber informasi, materi pelaporan, pihak yang disampaikan laporan, dan arahan
bagi pelaporan.
Mengelolaan Risiko
Ada beberapa strategi yang dapat dijalankan untuk mengelola risiko, yaitu
dengan pola pengantisipasian berdasarkan :
1. Strategi
menghindar
2. Strategi
mengurangi
3. Strategi
mengalihkan, dan
4. Strategi
mendanai sendiri
Kesimpulannya,
Bagaimana bersikap, melihat manfaat
risiko ini ? Semua tahu bahwa Sikap orang dalam menghadapi risiko itu berbeda – beda. Ada yang
berusaha menghindar, ada yang berani menghadapi risiko, sementara yang lainya
ada juga bersifat apatis, tidak peduli, atau tidak terpengaruh oleh kemungkinan
datangnya risiko.
Dkatakan oleh Henry Markowitz ( di kalangan ahli manajemen keuangan
disebut sebagai "the father of modern portfolio theory" ) , yaitu:
“Do
not put all eggs in one basket” ( janganlah menaruh semua telur ke dalam satu
keranjang ), Artinya jika keranjang telur tersebut jatuh, maka semua telur yang ada dalam
keranjang akan pecah.
Manfaat Risiko itu
; Bahwa setiap keputusan yang
kita ambil tidak akan lepas dari konsekuensi, baik yang bersifat positif maupun
negatif. Pemikiran yang logis dan strategis tentu merupakan sebuah
keharusan. Artinya, kita sebaiknya tidak terlalu banyak melibatkan emosi dalam
mengambil keputusan itu. Jika tidak, bisa jadi keputusan yang diambil akan
membawa dampak negatif terhadap masa depan kita sendiri. Dalam hal ini, kita
perlu memikirkan semua aspek dan konsekuensi dari keputusan tersebut termasuk risiko
yang mungkin harus kita tanggung sebagai akibat dari keputusan yang kita
ambil. Walaupun teori mengenai hal ini
banyak dibahas di area ekonomi, namun kita dapat mengadopsinya di dalam
kehidupan sehari-hari termasuk keluarga.
Dengan
mengidentifikasi risiko yang mungkin muncul. Manfaatnya minimal kita akan lebih siap dalam
menghadapi risiko tersebut.
Contoh
sederhana, ketika kita ingin membeli sebuah mobil bekas, kita sebaiknya mampu
mengidentifikasi bagian mana yang berisiko mengalami kerusakan sehingga kita
harus bersiap untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
“Risiko
tidak seharusnya membuat kita ciut nyali, namun tidak seharusnya juga
menjadikan diri sebagai orang yang tidak takut dosa. Memilih sebuah
hubungan adalah menerima resiko, cerminan diri kita dapat dilihat dari
perilakunya terhadap kita. Resiko seharusnya dapat membuat kita menjadi
orang yang lebih baik. Berfokuslah pada apa yang berani kita lakukan,
hasilnya kita serahkan kepada Tuhan”.
(Mario Teguh - Golden Way)
(Mario Teguh - Golden Way)
by Julie,15
0 komentar:
Post a Comment