Perjuangan
Ini Tak Kan Pernah Selesai Temanku. Hari ini Senin, 11 Mei 2015. Aku bersama rekan-rekan satu alumni datang ke kampus Universitas
Padjajaran di jalan Dipati Ukur Bandung, menghadiri Acara Sidang Terbuka Promosi Doktor Ilmu Hukum sahabat kami Jean Elvardi SH.MH . Perjalanan cukup
lancar, sehingga bisa mencapai lokasi secara tepat waktu sebelum sidang
promosi doktor dimulai. Untuk sesaat sempat singgah melepas penat di Galleri Kartika
Sari - Bakery & Cake Shop. Selesai mengisi perut kami ( Penulis, Mulyadi Bachtiar, Endrawati ) juga keluarga dari sahabatku Mulyadi Bachtiar pun menuju ke gedung tersebut. Sidang terbuka Promosi Dokter Ilmu Hukum merupakan seremonial untuk
mengukuhkan promosi doktoral secara lebih sah lagi.
Yang akan
saya ceritakan disini bukan mengenai gambaran acaranya, tapi sebuah
refleksi bagaimana melewati sebuah proses berjuang dalam menapak suatu
keinginan untuk mencapai cita cita dan impian. Hasrat yang mungkin sulit kita
sadari. Di jaman yang banyak menawarkan paket instant seperti saat ini, banyak
orang yang begitu cepat memperoleh popularitas, namun cepat pula ia dilupakan,
atau pun banyak orang yang begitu cepat memperoleh kedudukan dalam sebuah
institusi dan organisasi namun tak tahu apa yang mesti ia lakukan. Proses dalam
mencapai suatu kematangan lah mungkin sulit kita sadari, memahami hasil akhir
sebuah tujuan nampaknya sudah menjadi seperti sebuah barang yang laris
di pasaran. Dan mencari jalan yang paling cepat mendapatkan sesuatu yang diinginkan
masih pula menjadi pilihan yang banyak dipilih orang, tanpa me maknai sebuah
rentang waktu perjalanan hidup yang tidak Allah berikan secara instan sebagai
proses pendewasaan.
“Inilah yang kita sebut pembelajaran hidup, kita tak akan
pernah mengalami masalah jika kita tidak berada pada posisi ber proses seperti
itu. Dan kita harus yakin ketika semuanya bisa dilewati, maka pada saat itu
satu anak tangga telah kita lewati dan kita juga harus siap dan bisa meraih
anak tangga selanjutnya, maka kukatakan pada sahabatku agar tetap semangat
..”….
Perjuangan ini takkan pernah selesai karena akan ada
perjuangan lain yang menanti kita di lain waktu.
Sebuah pertanyaan yang begitu sering membuat saya merenung tentang
tujuan hidup ini. Ya, itu untuk siapa kita berjuang dan ber proses hingga kita
bisa sekuat dan sehebat ini,.. tul khan ?
Jawaban
dari pertanyaan di atas mungkin saja berbeda-beda. Namun aku yakin, siapapun
orang yang disebut, pastilah orang tersebut merupakan orang-orang yang kita
cintai dan sayangi dalam hidup kita. Dia atau bahkan mereka dalam kata “siapa”,
merupakan alasan kita dalam kuatnya menghadapi banyaknya cobaan hidup yang berproses seakan tidak pernah berhenti kita lalui ini, “Untuk siapa kita berjuang dalam hidup ini?” kalimat sederhana ini menjadi
“challenge s” ketika semangatku mulai mengendur. Ketika merasa lelah
untuk terus meniti impian hidup, pertanyaan tersebut seakan membuatku “hidup”
kembali untuk bersemangat lagi. Ku harus terus berjuang demi orang yang saya
cintai dan kasihi !!.
Sadar atau tidak, mau itu film drama, film fantasy, bahkan games on line yang
ku plototi, benang merah dari semua itu biasanya ada menyangkut tentang “siapa
dan bagaimana ”. Tentang seseorang atau bahkan sesuatu yang dapat membuat
mereka terus berproses bertempur sampai akhir. Sampai menang dalam mengalahkan
musuh di dalam diri sendiri, sampai sanggup melawan ketakutan sendiri, bahkan
sampai bersedia untuk jihad demi orang / sesuatu yang mereka per juang kan. Lalu diriku kembali berkata “Untuk siapakah kita ini berjuang ?”.
Ku jawab sendiri dengan sadar bahwa tidak lain dan tidak bukan adalah untuk
mereka yang senantiasa hadir dalam hidup ku setiap hari. Sampai bisa mulai
mewujudkan beberapa mimpi-mimpiku sampai saat ini. Demi orang tercinta lah kita
sanggup berjuang sampai kita sendiri tidak sadar bahwa kita mempunyai tenaga
dan daya juang yang tiada batas. Semua hanya untuk mereka, betapa bahagianya
bukan ??
Bahkan yang lebih hebatnya, ketika aku menambahkan orang lain dalam alasan
kenapa aku berjuang, ternyata ku dapat kan suatu energi baru dari orang-orang
tersebut. Aku menyadari, kehadiran mereka membuat makin ku bersemangat dalam
berjuang untuk meraih mimpi-mimpi besar . Merekalah alasan tambahan yang
membuat diriku semakin berkembang dari hari ke hari.
Kembali lagi membahas soal proses berjuang tadi, sering kita lihat sang tokoh
utama dalam film biasanya akan berakhir bahagia atau duka dari hasil perjuangan
yang sudah mereka lakukan. Terlepas dari bahagia atau duka, hal yang dapat saya
petik adalah pada akhirnya sang tokoh utama biasanya telah mencapai suatu
prestasi yang luar biasa dalam hidupnya yaitu berani membuat keputusan untuk
dirinya dan juga orang lain.
Ia sanggup ber transformasi menjadi manusia yang jauh lebih baik dari saat
awal mereka hidup. Dari saat awal mereka mulai mengerti tentang “untuk siapa
mereka berjuang ?”.
Luar biasa ! Aku pun merasa telah banyak berubah menjadi pribadi yang lebih
baik dari berbagai macam hal oleh karena aku mulai menyadari untuk siapa
berjuang. Dengan mengetahui alasan serta pihak dalam perjuangan hidup kita,
tentunya hal tersebut bisa membuat kita semakin hebat ber proses dan tangguh
dalam meraih semua impian kita.
Keindahan
sesungguhnya dalam sebuah perjuangan bukan pada hasilnya. Tapi kenikmatan
kenikmatan yang timbul dari proses perjuangan tadi. Memang benar bahwa tak
semua pejuang kehidupan akan memenangkan pertandingan. Tapi perasaan yang
ditimbulkan karena ikut berjuang lebih hebat dari pada sekedar piala
kemenangan. Namun bila engkau tak mau berjuang, itu artinya kita tidak
memiliki tujuan hidup yang penting untuk diperjuangkan.
Karena jika itu tercapai, bukan hanya kamu yang akan bahagia. Tapi orang tua,
saudara, keluarga maupun orang lain (sahabatmu dan generasi bangsa) juga akan
merasakan bahagia karena manfaat yang ditimbulkannya.
Suatu proses tidak pernah mengutamakan salah-benar. Mendengar ini, seolah-olah
bagaikan mengikuti ujian kelulusan yang telah ditargetkan dalam angka-angka
pasti (standar kelayakan). bahkan bila perlu sekian per-nol detik pun jangan
sampai ada yang ter lewat kan atau pun ter lalai kan.
Maka, lama-kelamaan akan semakin matang eraman proses yang dilalui,
maka semakin bernilai tinggi pula ilmu-pengalaman yang didapat. Dalam
hidup tidak ada pilihan A atau-bahkan alasan-ber-andai. Karena, kita
hidup untuk belajar dan selalu terus untuk belajar, sehingga kemudian
lambat-perlahan secara pribadi baik sikap maupun bertindak dapat dilalui dengan
sikap bijak melalui ‘pilihan sadar’. Yakin lah…..setiap sesuatu jelas-selalu ada resiko nya dan
sebuah hasil itu selalu ber imbas resiko, benar-baik-bagus, salah-buruk-jahat atau bahkan bla…bla….dst, seterusnya (itulah bentuk hasil yang ter selimuti dari sebuah
bilik resiko) Karena…..apa yang kita nilai baik belum tentu seutuh nya
baik, apa yang kita paten kan buruk belum tentu mutlak buruk-seburuknya.
Ya….kita kembalikan lagi ke diri kita sendiri ( secara pribadi ), harus dapat
lebih mengkaji itu….harus berawal dari mana, bagaimana dan seperti apa !? Tidak
ada kata terlambat jika kita mau belajar, perlu diketahui penyesalan yang
sangat terbesar dan sesungguhnya adalah ketika kita tidak pernah mau
mencoba dan melakukan itu sama sekali.
Maka itu,
hargai lah proses, karena proses nomor satu, namun hasil tidak di nomor-dua kan. Hidup
tidak akan selalu mudah dan indah seperti yang kita harapkan. Namun hidup
selalu penuh dengan kesempatan kita untuk mengisinya dengan berbagai nuansa
yang ada....Sukses ya teman…moga ilmu yang kau dapat membawa berkah buat
generasi bangsa kelak dan menjadi amal jariah sampai akhirat !!!!. Wallahu alam.
Terima kasih kawan atas undangan dan arti sebuah pembelajaran yang kau tularkan untukku. Kita lewati semua proses hidup ini sebagai pembelajaran hidup menuju
kematangan berpikir. Kau dengan pilihan hidupmu sendiri dan aku dengan
pilihan ku sendiri.
Kami semua sahabatmu yang ada di Gemeins Study Club 82 " Penulis, Jusmiarti Elfi, Endrawati, Ademir Syaiful dan Syafriandri, serta temen kita yang imut... Mulyadi Bachtiar ", Ikut ber bangga atas keberhasilan dari sebuah proses anak tangga
yang engkau tlah lewati.
0 komentar:
Post a Comment