Saturday, 30 May 2015

KERIKIL ITU JADI SIRNA SAAT KULEWATI .

Ku susuri jalan setapak di pinggiran gunung yang melingkari  desa ini, cukup jauh bagiku dalam usia setengah baya, begitu panjang terasa pagi ini. Kanan kiri jalan tertutupi oleh hijaunya rerumputan. Hamparan sawah hijau. Rindangnya pohon-pohon besar membuat suasana menjadi sejuk. Sejuknya pagi merasuki pori lalui  urat nadiku menembus dalamnya hatiku. Tak ada sedikitpun rasa resah dalam hati dan pikiranku. Aku paham jika mereka iri suasana sejuk tlah memberi aura positif dalam hidupku.. Mereka itu rerumputan hijau, mereka itu pepohonan yang tumbuh dikanan kiriku, mereka itu embun yang masih terpancar di ujung daun, dan mereka-mereka itu semua…. Perjalananku dengannya menjadi indah. 

Ku tak canggung melangkah mengitari desa. Cinta? Itu tak ada bedanya menurut cerita. Ku dekat. Ku telah menyatu. Sosoknya memang tak pernah hilang, dari mimpi malamku, dari lamunanku dan dari seluruh hari-hariku. Sinar matanya yang  teduh dan terasa indah itu tak pernah bisa tuk kulupakan. Dia memang tak selalu mengatakan cinta padaku. Jarang memujiku namun selalu bisa menyejukkan lewat kata-katanya. Dia selalu menghangatkan hatiku, jiwaku dan bahkan diriku seutuhnya lewat suara dan tatapan matanya. Beberapa kali pernah ku bertengkar dengannya. Tatapan itu, tiba tiba entah hilang kemana? Aku tak tahu. Aku berpikir apakah itu tatapan palsunya? Ah…mungkin tidak. Aku bagai belahan yang tak pernah terpisahkan. Ketika dia memenjarakan diriku dengan kata-katanya yang panas. Aku selalu merasa sejuk dengan ketenanganku. Diamku akhirnya menghangatkan bahkan menjadikan dia cair dan akhirnya meleleh. Begitu juga ketika kepalaku meledak dan kata-kata yang keluar dari mulutku yang  tak lagi manis, dia selalu membawa senyum dan tatapan yang indah untukku. 

Aku tak kuat menahan begitu dalamnya cinta ini. Sungguh indah tidak cintaku? Mereka pun tahu dan merasa iri padaku. Kini, dia ada di sebelahku. Perjalananku ini menjadi makin bermakna karena sosoknya selalu menyemangatiku. Lembut tangannya tak lagi mengingatkanku kalau aku ada di dunia yang penuh dengan tragedi ada baik buruknya. Bagiku sekarang dan seterusnya hanya ingin berdua dengannya. Bersama tuk berlama-lama. Ber-angan dan mengharapkan keindahan dimasa yang akan datang. Berpikir tentang keabadian cinta bukan tentang kehancuran karena ego kita. Ku juga membawanya tuk selalu mengarah pada masa depan yang menggembirakan bukan masa depan yang berantakan seperti hari hari kemaren berlalu . Dia setuju. Tanda setujunya tak lewat kata. Lewat senyum manisnya. Lewat lembut tangannya seperti ketika dia menguatkanku, Insyaallah.. Oh…sungguh indah tuk ku jalani hari-hari ku yang kulewati bersamamu sayang. Wah.. aku telah berjalan cukup jauh..

Tak terasa berbagai kerikil telah ku lewati. Berbagai tanaman dan pepohonan telah ku jelajahi. Sawah dan ladang terhalang tebing membatasi hijaunya hamparan  tapi ku tak tahu. Ku tengok kebelakang ternyata begitu banyak rintangan yang seharusnya tadi ku lewati. Tapi, aku seperti  tak merasakan itu tadinya. Aku hanya merasakan ada cinta dan cinta. Wooow…sungguh. Cinta itu telah menyemangatiku dan menguatkanku ketika banyak tantangan yang seharusnya ku lewati. Sungguh ku berterimasih padamu cinta. Kau telah membuka tirai gelap didalam lubuk hatiku dan itu telah meringankan langkah  menghadapi semua perjalanan hidup yang penuh warna ini. Ya Allah…  Cinta telah membuat diriku menjadi pribadi yang berbeda. Terimakasih  Cinta…



0 komentar:

Post a Comment