Mengkaji Momen Reuni Dari Perspektif Potensi Modal
Sosial -. Menelisik soal kebersamaan dalam suatu kelompok , bisa saja terjadi
kondisi paradoks “ walau hidup ditempat yang sama belum tentu hidup dengan rasa
kebersamaan , namun ingatlah teman ada sebuah kata bijak mengatakan ;
“Tetaplah tersenyum , tetaplah bersinar. Mengenal
kamu yang selalu bisa mempercayai diriku , pasti..!!! Itulah gunanya teman. Di
saat yang baik , di saat yang buruk. Saat sakitpun ku kan berada di sisi mu
selamanya . Itulah gunanya teman”.
Kegiatan reuni atau kumpul kembali dengan teman
lama, saudara dan handai tolan menjadi trend positif dan kerap dilakukan oleh
sebagian masyarakat. Kegiatan ini biasanya tidak hanya sekedar melepas kangen
belaka tapi sekaligus sebagai momentum mengenang kembali memori
kebersamaan dengan rekan maupun saudara yang selama ini terpisah oleh
waktu, jarak dan tempat.
Terasa ledakan emosi yang sangat menggelora saat pertama kita lihat wajah temen-teman lama yang nampak sudah beda karena dimakan usia. Jabat tangan, tepuk bahu, peluk dan cium adalah refleksi dari kerinduan yang selama ini terpendam.
Akan timbul sebuah "rasa" yang tak dapat
terlukiskan ketika kita bisa melihat kembali teman kita dengan segala
perbedaannya. Ada yang tambah gendut, ada yg tambah kurus, ada yang tambah
cantik, ada yg tambah ganteng, ada yang stuck tanpa mengalami perubahan, ada
yang jadi (maaf) botak, hehehehe…. Ada yg tambah gila dan heboh ... Dan masih
banyak lagi ...Maka tak ayal jika euphoria dari momen reuni pasti masih terasa
dalam waktu yang agak lama.
Merupakan sebuah "nikmat" tak terhingga
ketika terjalin kembali silaturahmi diantara kita. Perbedaan waktu, perbedaan
rutinitas, bahkan perbedaan jarak yang membentang tak menyurutkan niat untuk
kembali berkumpul bersama dalam balutan “REUNI”. Kesempatan ini
adalah kesempatan yang sangat langka didapatkan, bukanlah pekerjaan yang mudah
untuk bisa berkumpul kembali dalam satu keselarasan waktu antar personal yang
telah terbelenggu oleh rutinitas dan aktivitas masing-masing.
Beruntunglah bagi kita yang masih dianugerahi
“Nikmat” oleh yang Maha Kuasa, sehingga masih diberi kesempatan untuk kembali
bersua dengan teman-teman lama. Dan hal ini sangat kontras atau berbanding
terbalik dengan temen-teman kita yang (maaf) telah lebih dulu dipanggil untuk
menghadap Yang Maha Pencipta, dan belum berkesempatan untuk kembali
bercengkerama dengan teman-teman lama.
Reuni atau kumpul maning antara teman satu sekolah
adalah salah satu fenomena yang acapkali kita saksikan pada waktu belakangan
ini. Fenomena ini yang sedemikian rupa hingga menjadi sebuah momentum yang
tentunya sangat bermakna , paling tidak bagi mereka yang terlibat di dalamnya.
Melihat fenomena reuni sebagai sebuah potensi dalam realitas sosial; yang tidak
hanya sekedar ajang kangen-kangenan semata tapi lebih dari itu merupakan moment
yang cukup baik dan tepat untuk membangkitkan rasa kepedulian sosial antar
sesama.semoga .
Momentum kegiatan reuni akan menjadi suatu hal
yang biasa saja terlebih bila dimaknai sebagai sebuah pertemuan kembali antara
sesama teman lama setelah tak bersua karena dipisahkan oleh jarak, waktu dan
tempat. Sebaliknya akan memiliki makna yang lebih luas; tidak hanya sekedar
merajut kembali memori kolektif akan kenangan masa lalu dari masing-masing
orang yang terlibat di dalamnya. tapi sekaligus sebagai sarana untuk
silaturahmi dan saling mendengar cerita/pengalaman , melepas rindu dan berbagi
rasa kebersamaan yang pernah dirajut bersama pada masa-masa lalu yang bisa
menjadi daya dorong positif dan bermanfaat untuk perbaikan mengelola potensi
sumber daya setiap peserta yang terlibat..
Dapat dibayangkan betapa sakral dan bermaknanya
sebuah kegiatan reuni yang tidak hanya diisi oleh acara kangen-kangenan semata
ataupun hanya sekedar mendengar berbagai kisah para anggotanya, tapi juga
diharapkan mampu membangkitkan kebersamaan ,sinergisitas serta solidaritas
sosial sehingga dapat menjawab berbagai masalah baik yang dihadapi oleh
anggotanya maupun realitas sosial yang ada di sekitarnya.
Apa yang ingin disampaikan dalam tulisan ini
adalah,momentum kegiatan reuni sesungguhnya memiliki potensi yang bisa dikelola
untuk membangkitkan potensi modal sosial yang dimiliki oleh anggotanya. Apalagi
ditengah berbagai bencana alam dan masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat
dewasa ini.
Oleh karenanya kegiatan reuni seharusnya dimaknai
sebagai sebuah kegiatan yang positif yang semangatnya perlu terus dijaga untuk
membangkitkan kebersamaan dan kepedulian antar sesama. Kegiatan reuni merupakan
kegiatan solidaritas sosial yang yang dilakukan secara terencana, berpola dan
berulang serta bisa bersifat konstan..
Artinya kegiatan ini merupakan bagian dari proses
interaksi sosial atau budaya masyarakat atau bangsa yang biasanya berlangsung
antar individu maupun kelompok sosial yang memiliki latar belakang, pengalaman
yang berada dalam satu wadah yang sama, baik itu institusi Pendidikan maupun
Organisasi. Reuni merupakan potret media aktifitas sosial yang menunjukkan
adanya solidaritas menurut sosiolog yang bernama Emile Durkheim,
"..masyarakat adalah suatu kenyataan objektif
individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya. Maksudnya yaitu adanya
ikatan sosial dalam kelompok. Masyarakat juga berarti kelompok manusia yang
hidupnya teratur. Masyarakat termasuk sosial order atau keteraturan sosial.
Syarat-syarat terbentuknya masyarakat adalah sejumlah manusia yang hidup
bersama dalam waktu yang relatif lama, merupakan satu kesatuan dan merupakan
suatu sistem hidup bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan
dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan
kelompoknya. Didalam masyarakat tidak selalu ada kesamaan tetapi ada sesuatu
diluar kita yang membuat kita itu dari bagian dari sesuatu itu, yang dimaksud
adalah ikatan atau kesamaan. Beberapa faktor yang mendorong adanya manusia yang
teratur itu adalah kesamaan. Dalam ikatan terdapat sesuatu yang dinamakan
dengan solidaritas. Solidaritas secara etimologi adalah kesetiakawanan atau
kekompakkan. Jadi solidaritas adalah rasa kebersamaan dalam suatu kelompok
tertentu yang menyangkut tentang kesetiakawanan dalam mencapai tujuan dan
keinginan yang sama. Pembagian solidaritas dalam kelompok sosial dapat
diklasifikasikan dengan pandangan-pandangan tertentu, salah satunya kelompok
sosial diklasifikasikan menurut rasa solidaritas antar anggotanya".
Sehingga secara umum, solidaritas dapat dibagi
menjadi dua, yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Sosial itu
berasal dari individu yang berarti individu tersebut saling bekerja sama.
masyarakat mempunyai solidaritas sosial yaitu biasa disebut dengan ikatan
kesamaan.
Solidaritas mekanik ; adalah solidaritas yang
muncul pada masyarakat yang masih sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif
serta belum mengenal adanya pembagian kerja diantara para anggota kelompok.
Biasanya disebut dengan masyarakat pedesaan, karena masyarakat pedesaan identik
dengan kesamaan.
Adanya kesamaan artinya keberadaan orang lain itu
sangat menguatkan. Ikatan mekanik adalah suatu integrasi yang didorong oleh
kesamaan. Solidaritas organik ; adalah solidaritas yang mengikat masyarakat
yang sudah kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga
disatukan oleh saling ketergantungan antar anggota. Biasanya terdapat pada
masyarakat perkotaan. Yang artinya suatu keberadaan.
Solidaritas organik itu masing-masing bagian
mempunyai fungsi dan fungsinya tersebut sangat berpengaruh penting. Solidaritas
organik terjadi karena masing-masing memunculkan adanya suatu perbedaan. Tetapi
perbedaan tersebut saling berinteraksi dan membentuk suatu ikatan yang sifatnya
tergantung. Solidaritas organik prinsipnya yaitu bahwa setiap individu dan
individu lain itu sangat tergantung dalam artian tidak bisa lepas. Dalam
solidaritas organik mengenal adanya hukum restifusi yang artinya yaitu
menggantikan. Ciri-ciri solidaritas organik adalah menguraikan tatanan sosial
berdasarkan perbedaan individual diantara rakyat, yang merupakan ciri dari
masyarakat modern, khususnya yaitu daerah perkotaan.
Bersandar pada pembagian kerja yang rumit dan
didalamnya orang terspesialisasi dalam pekerjaan yang berbeda-beda. Dalam
pembagian kerja yang rumit ini, Emile Durkheim melihat adanya kebebasan yang
lebih besar untuk semua masyarakat. Solidaritas mekanik dan solidaritas organik
mempunyai berbagai macam perbedaan diantaranya yaitu, solidaritas mekanik,
relatif berdiri sendiri (tidak bergantung kepada orang lain) dalam keefisienan
kerja, terjadi di masyarakat sederhana, primitif, dan tradisional, merupakan
ciri dari masyarakat tradisional, kerja tidak terorganisir, beban lebih berat,
individualis rendah, dan represif yaitu tidak bisa dipaksa . Sedangkan
solidaritas organik adalah saling berkaitan dan mempengaruhi dalam keefesienan
kerja, dilangsungkan oleh masyarakat yang kompleks, ciri dari masyarakat modern
atau perkotaan, kerja terorganisir dengan baik, beban ringan, individualis
tinggi, dan adanya pembagian kerja.
Dapat disimpulkan bahwa : Solidaritas mekanik,
yang dicirikan oleh kuatnya kesadaran kolektif antar sesama anggotanya dan
mengutamakan kebersamaan; Nah yang ini merupakan gambaran masyarakat berlatar
pedesaan. Hal ini berbeda dengan solidaritas organik yang mencirikan kuatnya
sikap individualitas yang merupakan karakter dari masyarakat urban
/perantau,ada kelemahan kesadaran kolektif anggotanya. Selain itu kegiatan
reuni juga mencirikan adanya suatu sikap dan perasaan in group dari
masing-masing anggotanya. Istilah in group ini merupakan istilah sosiologis
yang mengandung pengertian tentang kelompok sosial. In group atau ”kelompok
kami”, ”kelompok kita”; dan kebalikannya adalah adalah out group atau ”kelompok
mereka”. Per labelan istilah in group dalam konteks reuni adalah untuk
mempertegas bahwa mereka yang tergabung dalam suatu kegiatan reuni biasanya
merupakan suatu bentuk kelompok sosial in group karena didasarkan oleh adanya
sikap dan perasaan serta pengalaman yang sama dalam satu korps almamater dari
suatu lembaga, semisal institusi pendidikan ataupun organisasi. Perasaan in
group ataupun semangat kebersamaan sesama anggota kelompok (esprit de corps)
ini biasanya serta merta muncul ketika momentum reuni hadir dan membangkitkan
kembali kesadaran kolektif dan memori sosial anggotanya tentang kebersamaan
masa lalu yang pernah dilalui bersama.
Reuni dapat menjadi Potensi Modal Sosial
yang sesungguhnya dapat dikembangkan menjadi sebuah potensi aktifitas
modal sosial yang memiliki makna positif tidak hanya para anggotanya tapi juga
masyarakat sekitarnya. Melalui kegiatan reuni biasanya akan berkumpul berbagai
potensi masing-masing individu yang ada didalamnya; yang dapat dikembangkan menjadi
sebuah potensi modal sosial yang bermanfaat bagi anggotanya juga masyarakat.
Fondasi kegiatan reuni yang didasari oleh
nilai-nilai kebersamaan, kesadaran dan solidaritas satu sama lain adalah awal
yang bagus untuk mengembangkan potensi modal sosial. Modal sosial (social
capital) sebagaimana mengacu dari Francis Fukuyama (1997) adalah sejumlah norma
atau nilai informal yang mendorong berlangsunganya kerjasama antara dua orang
individu atau lebih. Dalam kaitan ini , trust (rasa saling percaya), network dan
civil society adalah pilar penting yang diperlukan bagi berkembangnya suatu
modal sosial. Oleh karenanya reuni merupakan media yang cukup efektif dan
terbuka bagi mewujudkan bangkitnya potensi modal sosial yang ada didalamnya.
Inilah salah satu point penting yang ingin
disampaikan dalam tulisan bahwa kegiatan reuni sesungguhnya harus dimaknai
sebagai sebuah kegiatan yang tidak hanya sekedar kangen-kangenan semata tapi
juga harus mampu melahirkan semangat dan komitmen tentang kebersamaan,
solidaritas dan kepedulian antar sesama anggotanya serta realitas sosial yang
ada disekitarnya.
Reuni itu hakikatnya adalah untuk membangun dan
menjalin silaturahmi, jangan sampai ada kontroversi hati apalagi saling
menyakiti. Lebih baik lagi jika bisa saling berbagi dan menginspirasi, apalagi
berbagi rizki dan menambah pundi pundi...woow mantaaff...deh.
Akhir Kata. Pemahaman terhadap makna reuni, pada
akhirnya membawa kita pada satu kenyataan bahwa ada korelasi positif antara
reuni sebagai sebuah fenomena aktifitas sosial yang dikaitkan dengan upaya
mendorong bangkitnya potensi modal sosial ( social capital ). Potensi modal
sosial perlu didorong dan dikembangkan serta dikelola dengan baik sehingga
benar-benar bermanfaat untuk menjawab berbagai permasalahan sosial yang ada
disekitar kita. Untuk itu, menumbuhkan sikap trust (saling percaya) , perluasan
jaringan (network) serta penguatan posisi tawar masyarakat sipil (civil
society) merupakan hal penting bagi berkembangnya potensi modal sosial.
Ketiganya saling terkait satu sama lain dan
diperlukan untuk membangkitkan energi sosial dalam masyarakat untuk menjawab
berbagai tantangan yang ada Dengan demikian, event reuni menjadi sebuah
momentum strategis untuk menggalang kekuatan kebersamaan serta membangkitkan
berbagai potensi yang dimiliki oleh anggotanya, utamanya potensi modal
aktifitas sosial. Sehingga kegiatan reuni tidak lagi hanya sekedar menjadi
kegiatan tanpa makna, tapi juga memberi manfaat bagi masyarakat luas dalam arti
seluas - luasnya, terlebih-lebih di tengah situasi bencana yang menimpa bangsa
ini. Semoga hal ini menjadi bahan renungan buat kita semua......Demikianlah
kurang lebihnya tulisan ini..
0 komentar:
Post a Comment