Thursday, 4 June 2015

Marhaban Ya Ramadhan.

Bulan Penuh Rahmat telah dekat dihadapan kita, mari kita sambut dengan gembira. Maka bersyukurlah kita semua yang masih di jumpa kan pada bulan ramadhan dan tentunya banyak hal yang perlu kita siapkan agar kita bisa menjadi tamu yang baik di bulan suci ini, menjadi orang yang beruntung ketika akan memasuki dan nantinya ketika keluar di bulan ramadhan insya Allah. Persiapan akal dan persiapan materi…persiapan akal dilakukan guna memperkaya pemahaman kita tentang ilmu agama hal ini dapat dilakukan dengan mentadaburi alqur’an dan mengkaji ilmu Haditz dan sumber-sumber referensi bacaan agama lainnya. Persiapan lainnya yakni persiapan materi yang bisa menunjang amalan-amalan kita lainnya seperti sedekah paling tidak dengan menampakan wajah yang tidak cemberut alias sedekah senyum…:)  Semoga Ibadah Puasa Tahun ini lebih baik dari tahun yang lalu. Marhaban ya Ramadhan, marilah kita semua di bulan puasa tahun ini berusaha menjaga lisan dari berbohong, menggunjing, berbicara jorok dan berbagai keburukan  lainnya, serta menggunakan lisan untuk dzikir kepada Allah Subhanahu Wata ’ala dan memperbanyak membaca AlQur’an.
Mengukur barometer iman seseorang bukanlah hal yang sulit, meskipun iman adalah soal kepercayaan dan kepercayaan tersimpan rapat-rapat dalam dunia batin. Akan tetapi, iman itu membutuhkan aktualisasi diri dalam dunia kenyataan.Tidak mungkin seseorang mengaku iman dan cinta kepada Allah swt, tetapi ia menenggelamkan diri dalam selimut. Ketika Allah memanggilnya melalui adzan. Bukankah orang yang cinta akan segera menyambut panggilan yang dicintainya ? Tadarus Al-Quran itu : membaca, merenungkan, menelaah, dan memahami wahyu-wahyu Allah SWT yang turun pertama kali pada malam bulan Ramadhan inilah makna puasa bagi lisan. Mencegah pendengaran dari hal-hal yang dibenci Allah swt. diantara perkara yang dilarang adalah mendengarkan pergunjingan.Baik yang menggunjing maupun yang mendengarkannya terkena hukum haram. Begitu buruknya perkerjaan menggunjing dan mendengarkan gunjingan.

Puasa bukanlah menahan makanan halal dan berbuka dengan yang haram, tetapi menahan diri dari makanan yang haram. Diantara menjaga makanan haram adalah menghindarkan diri dari memakan daging manusia sesama saudaranya. Artinya, menghindarkan diri dari menggunjing orang lain. selanjutnya hendaklah setelah berbuka puasa seseorang bermuhasabah, mengintrospeksi diri adakah puasa yang diakukannya hari ini diterima, atau ditolak? Sungguh hal ini akan menjadi pelajaran dan membawa seseorang lebih berhati-hati di hari kemudian.

0 komentar:

Post a Comment