Monday 15 January 2018

*Sorry bro & Sista, enyahkan sampah hoax mu dari ruang pribadi ku..* please deh...!!!

Kita ini selaku manusia punya hasrat dalam mengaktualisasikan diri. Dan manakala  ekspresi itu keluar dari diri kita cenderung konyol dan lucu. Termasuk dalam menggunakan media sosial pada jaman now ini tidak lain hanya untuk pamer untuk menggenapi hasrat narsis belaka...you know not?

Pamer itu salah satu kebutuhan untuk menunjukkan keberadaan kita sebagai pribadi, dan media sosial-lah yang bisa menjadi wadahnya.

Setahun belakangan tepatnya di tahun 2017 sebelum dan sesudah pilkada DKI yang _*super dramatis*_ itu membuat ruang media sosial ini menjadi rusak bukan karena laku pamer atau narsisme tadi. Namun, pangkal masalahnya adalah sampah media bernama *hoaks*, lalu egosentrisme pada pendapat pribadi, termasuk pergunjingan yang mubazir hingga perundungan (membully) yang berujung pada umbar kebencian yang bertumpuk bahkan membakar  selasar dinding ruang pribadi jejaring sosialku ini.

Lancang sekali kalian dan tak sopan cara kalian masuk ke ranah pribadi kami.

Lebih sadisnya lagi kalian jadikan ruang media sosial kami untuk membunuh karakter seseorang. Dalam bentuknya yang paling tak beradab, masalah-masalah tadi jadi  terakumulasi dalam satu rumpun ke kurang ajaran yang sama, yakni *ujaran kebencian* Uuuuhhh.

Ruang media sosial kami pun menjelma jadi ring tinju antar-ego pribadi kalian dan kami pun terpancing emosi juga.

Pada awalnya kami komunitas medsos sangat bersyukur, karena media sosial telah banyak berjasa memangkas jarak-jarak sosial yang dulu mustahil ditembus.

Tapi ya udah deh, cukup-lah sudah dengan semua peristiwa yang menggelapkan keluhuran akhlak dan martabat kemanusiaan hingga membuat media sosial menjadi wadah yang tak ramah dan menyeramkan bagi kami semua.

Orang-orang di dunia nyata kemungkinan besar bisa baku hantam beneran,  hanya karena perkara postingan dan membuat beberapa foto.

Bahkan mereka bisa saling lapor ke polisi agar salah satu pihak bisa mendekam di penjara..sereem kan?

Ku  harap, yuuuk marilah kita kembalikan fungsi media sosial ini kepada fitrahnya yang semula:
*narsis alias pamer aja... deh...!

Sekarang dan saat ini juga kupinta tolong enyah kau keluar dari ruang pribadiku bersama sampah hoaxmu itu.

Agar media sosialku menjadi ruang  pribadi yang paling menyenangkan dan menggenapkan eksistensiku yang cinta damai. Tak perlu malu atau naif bro & sista, toh pamer makanan enak atau tempat wisata yang indah dan sekali waktu saling nasehat menasehati itu akan lebih berfaedah ketimbang pamer kebencian dan adu domba....setuju khan ?

Kita tentu tak mau ruang sosial kita yang menyenangkan ini berbagi dan menjadi latar *_propaganda_* . Apa lagi didesain oleh orang-orang culas dan jahat yang punya kepentingan merusak moral bangsa.
Karena pada akhirnya kegiatan itu justru akan menghilangkan kenikmatan kami saat memasuki ruang pribadi kami di media sosial.

Bukankah media sosial juga berfungsi agar kita semua gampang tersenyum saat dilanda penat?

Ketika kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, dan penghargaan sudah terpenuhi maka setiap manusia itu berhak atas  hasrat mengaktualisasi kan dirinya...dan kurasa  kebutuhan  saat ini justru terbalik ya..hehehe..

Sekali lagi, please...mari kita saling menghargai dan saling melengkapi agar hidup yang sudah susah jangan ditambah susah lagi.. terimakasih...

support by Kang Oi Aja.

0 komentar:

Post a Comment