Wednesday 10 January 2018

Bahagia tak seperti memandang rembulan dari sini.

Bahagia bisa menjadi masalah bagi orang yang tidak merasa bahagia, kadang membuat aku berpikir bahwa aku adalah satu-satunya orang yang memiliki masalah didunia ini, ujung ujungnya terlontar sebuah pertanyaan yang entah untuk siapa diajukan " mengapa kok selalu aku ya ?" ku lihat kehidupan orang lain, yang rasanya jauh lebih baik dari kehidupan yang aku miliki. 

Mereka yang lebih baik dari ku, mereka yang lebih pintar dari ku, Mereka yang lebih disayang dari ku, mereka yang lebih dikenal dari ku, dan mereka yang seolah memiliki kehidupan sempurna dimata ku. dan dalam hati "andai aku menjadi seperti dia", "kenapa hidup ku tak bisa sesempurna seperti hidupnya". ah banyak sekali keluhan yang -sekali lagi- entah untuk siapa diajukan.

Pada suatu ketika aku melihat kehidupan seorang teman, yang begitu sempurna, dia pintar, dia disayang, dihormati, dia dikagumi banyak orang. 

Ternyata dia tak sesempurna yang ku lihat dari kejauhan... dirinya ibarat rumah persinggahan.sedih aku membayangkan nya hingga ku lupa siapa diriku...

Ku tengok  hidup ku, aku, setidaknya memiliki teman yang selalu ada disampingku, dan aku tidak kesepian dan sendiri walau memiliki keluarga yang menurut ku menyebalkan namun mereka masih peduli.

Akhirnya ku sadar. setiap orang di dunia ini punya masalah, tak ada hidup yang sempurna. Manusia akan selalu ada bagian dari hidup nya yang tak sempurna.

Hati kita ini mudah terombang-ambing dalam memandang kehidupan karena banyaknya keinginan yang ingin kita rengkuh sendiri.

Kita merasa lebih mampu dan hebat dari orang lain serta merasa lebih berhak atas sesuatu yang dipunyai orang lain. Itu sudut pandang diri kita, sebaliknya orang lain mungkin juga punya sudut  pandang yang sama terhadap diri kita...ya gak ??
Barangkali mereka juga memandang bahwa enak dan hepi banget diri kita ini, semua nya sudah sempurna.

Percaya lah, akan selalu ada perdebatan akan nasib atau keadaan seseorang bila dikaitkan dengan keadaan kita, melihat dari kacamata kita dengan niat membanding-bandingkan yang pada akhirnya akan menimbulkan iri hati satu sama lain.

Melihat keadaan orang lain yang lebih baik dari kita tentu sah-sah aja apabila niatnya sebagai pemompa semangat untuk lebih baik tentunya.

Kita konon suka melihat dari penampakannya saja, dari yang terlihat di depan mata, namun jarang kita tahu apa yang tak terlihat.

Melihat itu sebaiknya dengan kejernihan hati, bukan dengan perasaan iri . Agar bisa membuat kita mawas diri.

Semoga kita selalu bersyukur dan di berikan Allah subhanahu wa taala kejernihan hati.


0 komentar:

Post a Comment