Globalisasi
adalah satu fenomena umum di mana info serta hubungan bisa dengan gampang
dibuka. Globalisasi dapat disimpulkan sebagai sistem penyebaran unsur-unsur
baru baik berbentuk info, pemikiran, pola hidup ataupun tehnologi dengan cara
mendunia. Seperti dua mata koin yang tidak sama, globalisasi menawarkan
keuntungan yang begitu besar dalam perkembangan perekonomian dan budaya satu negara namun disisi lain ada pula dampak
negatif yang diakibatkan seperti lunturnya budaya mulia lantaran serbuan budaya
baru dari luar. Arus globalisasi mempengaruhi selera, ekpresi, kepercayaan,
media informasi, nilai-nilai, ilmu dan pengetahuan serta tehnologi itu sendiri.
Di
sisi lain, globalisasi bisa menyebabkan tantangan baru untuk seseorang. Nah,
pada saat ini sudah ada satu bentuk aplikasi trend game baru dari Nintendo yang mulai
mewabah di seluruh dunia termasuk Negara kita. Ini contoh tentang efek
globalisasi di sektor teknologi dan budaya Dengan beragam keadaan seperti itu,
diakui atau tidak, di masa globalisasi ini ada fakta yang tidak bisa disangkal,
yakni ada pertarungan peradaban. Kelihatannya, budaya Barat lah sebagai
pemenang dari pertarungan itu. Hal semacam ini bisa dilihat dari tanda-tandanya
kalau remaja pada saat ini demikian menggandrungi budaya impor yang datangnya
dari Barat. Fenomena itu memperlihatkan kalau tehnologi komunikasi lewat media
masa dapat mempengaruhi pola fikir individu serta masyarakat. Hal itu membawa
konsekwensi dampak yang luas biasa positif ataupun negatif.
Kita
pastinya tahu kalau sekarang ini tehnologi detik demi detik selalu dimutakhirkan,
begitu juga dengan beberapa produk dari tehnologi itu mengingat pola
kehidupan manusia yang makin hari makin modern di tiap-tiap bidang. Oleh karena
itu, pergantian mencolok pada tiap-tiap aspek kehidupan manusia terjadi
bersamaan dengan canggihnya sistim perangkat tehnologi informasi termasuk
teknologi game yang berbentuk card game, puzzle dan casual game dan sekarang
ini game berkonsep augmented reality (teknologi yang menggabungkan benda maya
dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga
dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata, sumber; Wikipedia.org).
Kembali
ke pokok bahasan kita untuk hanya membahas soal game yang lagi trend saat ini
yakni “Pokemon Go”, permainan ini pertama kali dirilis pada 6 Juli 2016 di Amerika Serikat. Menurut
pendapat beberapa kalangan masyarakat, permainan Pokemon Go mengajak
penikmatnya untuk lebih aktif beraktifitas dan ini cocok untuk kultur
masyarakat kota yang back groundnya kerja kantoran “duduk” dan lebih relevan lagi
bagi pencegahan kegemukan atau obesitas.
Aku
setuju jika tubuh yang sehat itu memang kuncinya ada pada banyaknya aktifitas bergerak
karena akan membuat banyak kalori yang
akan terbakar jadi tak heran jika jawaban nya “ada manfaat” tentang game baru ini. Cuma kita butuh juga
mempertimbangkan hal kesehatan mata dan factor psikiatrik alias gangguan pikiran,
perilaku dan proses mental.
Untuk
kita ketahui bahwa Game Pokemon Go ini memakai konsep teknologi augmented
reality. Konsep pertama augmented reality dikenalkan oleh Morton Heilig,
seorang cinematographer pada tahun 1950-an. Ketika itu Augmented Reality
membutuhkan sebuah alat yang besar sebagai alat output. Alat output bisa dipasang
ditubuh kita (dikenal dengan nama HMD, Head Mounted Device), ada juga yang
berupa monitor, seperti monitor TV, LCD, monitor ponsel, dll. Alat HMD pertama
kali ditemukan pada tahun 1968 oleh Ivan Sutherland dari Harvard University.
Augmented reality dengan input berupa sensor GPS (Global Positioning System)
atau disebut juga penyelarasan sinyal satelit diperkenalkan pada tahun 2003
dari hasil penelitian Loomis, dkk pada karya ilmiahnya Personal guidance system
for the visually impaired using GPS, GIS, and VR technologies, pada tahun 1994.
Pada
tahun 1996, Rekimoto dalam karya ilmiahnya Augmented Reality Using the 2D
Matrix Code. In Proceedings of the Workshop on Interactive Systems and Software
memperkenalkan marker 2D untuk pertama kalinya. Dua tahun kemudian AR toolkit,
augmented reality library pertama kali diluncurkan oleh Kato.
Pada
tahun 2009 Lab MIT(Mistry, dkk) meneliti sixth sense project dan Wear Your World – A Wearable Gestural Interface dimana
augmented reality ini di implementasikan pada kehidupan sehari-hari. Augmented
Reality ini beda dengan Virtual Reality.
Virtual
Reality itu yang memungkinkan pengguna bisa berinteraksi terhadap objek
nyata yang disimulasikan menggunakan komputer atau handphone. Cara kerja sistem ini: Pengguna
memperhatikan suatu dunia semu, yang sebetulnya berbentuk gambar-gambar yang
bersifat dinamis. Dengan media perangkat headphone atau speaker, pengguna bisa
mendengar suara yang realistis. Dengan media headset, glove dan walker, semua
gerakan pengguna dipantau oleh sistem kemudian sistem memberikan reaksi yang
sesuai. Sehingga seolah-olah pengguna merasakan sedang berada pada situasi yang
nyata, dan dapat dirasakan baik secara fisik maupun psikologis.
Contohnya,
seorang calon pilot dapat menggunakan VR untuk simulasi penerbangan menggunakan
komputer khusus untuk melakukan ujian.
Sedangkan Augmented
Reality atau Realitas Tertambah adalah teknologi yang menggabungkan
benda-benda maya (baik berdimensi 2 dan/atau berdimensi 3) dan benda-benda
nyata ke dalam sebuah lingkungan nyata berdimensi 3, lalu memproyeksikan
benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata agar terintegrasi dan berjalan
secara interaktif dalam dunia nyata. berdasarkan deteksi satelit/citra, dan
citra yang digunakan adalah marker. Prinsip kerjanya adalah kamera yang telah
dikalibrasi akan mendeteksi marker yang diberikan, kemudian setelah
mengenali dan menandai pola marker, webcam akan melakukan
perhitungan apakah marker sesuai dengan database yang dimiliki. Bila
tidak, maka informasi marker tidak akan diolah, tetapi bila sesuai
maka informasi marker akan digunakan untuk me-render dan
menampilkan objek 3D atau animasi yang telah dibuat dalam software sebelumnya.
Efek
game ini terhadap kehidupan Gamer sehari hari.
Dari
perilaku pengguna game ini, bahkan game game lainnya sudah menjadi bagian
terpenting dari kehidupan manusia. Game ibaratnya sudah jadi kebutuhan primer
dalam tatanan masyakat modern, sehingga tak heran jika putra-putri bangsa yang
lahir di saat ini lebih dekat dengan Game ketimbang dengan keluarga atau
lingkungan sosialitasnya. Dalam konteks game Pokemon Go tentunya efek kecanduan
sudah pasti ada, sehingga akan memunculkan berbagai pendapat tentang dampak
buruk dari game ini.
Seperti
kita ketahui, kecanduan tentunya berefek buruk, tak perlu pakai teori-teori modern untuk menelaah ini. Salah
satu efek nyata kecanduan pada pola makan, atau malas makan dan lain sebagainya tentu
sering dialami bagi mereka para pecandu game, karena konsentrasi pikiran dalam
menikmati game.
Selain
itu seorang gamer bisa punya masalah dengan mata dan mental, hal ini karena
gamer selalu menghadapkan mata dan pikiran pada handphone. Sehingga radiasi
yang dipancarkan dan emosi yang tidak terkendali sangatlah tidak baik bagi kesehatan mata dan
mental anda. Kesehatan mata akan terganggu secara tidak disadari, apalagi bagi
anak kecil. Ada satu hal bahwa tak semua game itu baik, menurut penelitian yang
pernah dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics—yang antara lain dilakukan di
Seattle Children’s Research Institute (2011), Iowa State University (2010), dan
Stanford University School of Medicine (2009), kebanyakan main game bisa
mengganggu proses tumbuh kembang mental anak. Dan masih banyak efek lainya lagi
yang tentunya butuh penelitian yang mendalam.
Belum
lagi persoalan keamanan, jika Pokemon gamer melangkah keluar dimalam hari,
apakah akan keluar untuk memburu pokemon melangkah ? Tentunya harus dipentingkan
keamanan ketimbang pokemon. Efek dari game Pokemon Go juga bisa mengkhawatirkan
jika game ini mengakibatkan kecelakaan
akibat para gamer sudah asyik dan kecanduan.
Initinya ada baik buruknya segala sesuatunya
itu di kembalikan ke pribadi masing-masing
terutama para orang tua mengawasi anak anak mereka. Game Pokemon Go ini, digunakan sebijaknya maka
manfaat yang didapat juga sama, namun apabila berlebihan hingga kecanduan maka
berbagai efek buruknya bisa saja terjadi
dan pastinya mengancam keselamatan gamer itu sendiri…!!
Semoga
tulisan ini bermanfaat buat teman teman semua.
0 komentar:
Post a Comment