Anak-anak adalah bagian dari setiap keping mozaik dalam hidupku, yang
jika bisa kususun dengan cermat akan menjadi lukisan yang indah. Tak ada yang
istimewa dari mereka, semua berjalan sesuai dengan pilihannya. Setiap hari
selalu ada masalah yang kami hadapi.
Aku berusaha untuk belajar memahami cara
berpikir mereka yang terkadang tak pernah kulalui semasa ku remaja, zaman selalu
berubah, tiap hari aku belajar bersikap sabar dan berusaha memahami cara mereka berpikir
maka aku mulai bisa menentukan desain kepingan mozaik pikirannya, demikian juga
dengan pergaulannya.
Setiap anak itu memang unik, Allah telah anugerahkan berbagai kecerdasan
dan bakat yang berbeda pada setiap anak. Sering kita suka mengambil keputusan
untuk mengarahkannya dengan sudut pandang orang tua, bahkan kadang
mengenyampingkan suara hati mereka.
Pengalaman yang kudapat mulai intens mengenali bakat anak dan menyusun
mozaik kehidupan yang ada dalam pikiran dan mimpi bersamanya, anak adalah
mutiara yang terpendam, agar mutiara itu memancarkan kilaunya maka dengan sabar
kita gali dan asah dengan pikiran dan hati mereka. Semua itu kujalani bagai air
yang mengalir.
Hari ini aku menyaksikan kemantapan anakku menyusun langkah masa
depannya, memulai langkahnya berjalan meraih mimpi. Kukatakan padanya:
“Melangkahlah sayangku….raih masa depanmu nak, doa mama, papa, abang, adikmu
selalu menyertaimu agar Allah selalu memberi kekuatan dan perlindungan
sepanjang waktumu".
Hanya waktu yang bisa menjadi harapan masa depanmu,
rindu kepada waktu yang telah lalu menjadi sebuah pelajaran hidup yang tertera
diatas kertas putih terselip dalam sebuah hati dan akan tersimpan rapih dalam
memori kita…anakku.
Ya Allah…sujudku takkan cukup untuk mengungkap rasa syukurku. Semoga anak-anakku selalu bisa menjadi dirinya sendiri, jujur, dan rendah hati. Selamat berjuang mencapai cita-cita ya La, tetap semangat, semoga ilmu yang nanti Dhila peroleh bermanfaat bagi masyarakat banyak..
0 komentar:
Post a Comment