Thursday, 9 July 2015

Ramadhan yang kutahu.

Bagiku Ramadhan adalah sebuah kesempatan berubah untuk bisa melakukan nilai ibadah yang lebih baik dalam keberkahan dan pengampunan tentu saja dengan mengikuti proses ibadah yang intens dan lebih baik dari bulan bulan sebelumnya bukan berarti bulan belakangan ini tidak baik tapi karena bulan Ramadhan ini punya kedudukan yang mulia di sisi Allah maka aku berusaha agar ibadahku bisa mendapat pahala yang banyak, sebagai ungkapan rasa syukur atas  Kasih Sayang Allah dalam mendapatkan nilai lebih itu dan juga mohon pengampunan atas segala kekurangan dan keterbatasanku sebagai manusia biasa. Maka aku pribadi wajar kan, termotivasi !!.

Ramadhan yang kutahu  itu  adalah (bulan) diturunkannya  Al Qur'an , panduan untuk diri kita dan umat manusia bagi yang mau membaca dan memahami tanda yang jelas  untuk membimbing antara benar dan salah. Dan bagi yang ingin tahu apa itu Ramadhan maka dia harus berpuasa (Al Baqarah 185).

Ramadhan  itu berarti "panas terik".  Pertanyaannya kenapa harus dinamakan Ramadhan ?Beberapa pendapat menyebutkan  bahwa ; Hati dan jiwa itu akan lebih mudah menerima nasihat dan mengingat Allah selama dibulan Ramadhan, mungkin juga ada kedekatan hubungan antara panas dan sifat manusia itu mirip dengan Ramadhan . Hehehehe..mungkiin ya !!

Kalo kita pahami dari sisi Islam, bulan Ramadhan punya makna dan kedudukan yang mulia karena banyak terjadi peristiwa penting  salah satunya ada 1 malam yang lebih baik dari 1000 bulan (+/- 83tahun), (al Qard(97):3). Dan berpuasa dengan ikhlas + menghayati dan melaksanakan ketentuan ibadah yang syar’i di bulan Ramadhan, ini akan diberikan ampunan atas segala dosanya. Insyaallah.

Di bulan Ramadhan ini ada ibadah sepuluh hari terakhir, kaum muslimin dianjurkan (disunnahkan) untuk melakukan i’tikaf.  I’tikaf bermakna merutinkan (menjaga) sesuatu. I’tikaf disyari’atkan untuk dilaksanakan di masjid berdasarkan firman Allah Ta’ala, (QS. Al Baqarah: 187) Dan pada 10 hari terakhir ini turunnya lailatul qadar, lailatul qadar adalah malam penuh kemuliaan, bisa pula maknanya adalah malam penetapan takdir. Terakhir ini lebih mendekati benar karena mengingat firman Allah lainnya, “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” (QS. Ad Dukhon: 4)  

Dan Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berkata, “Disebut lailatul qadar karena kemuliaan dan keutamaan malam tersebut di sisi Allah. Pada malam tersebut ditetapkan berbagai perkara yang akan terjadi pada satu tahun, yaitu ditetapkan ajal, rezeki, dan berbagai takdir". (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 931).

Ada awal pasti ada akhirnya, di awal ramadhan kita menyiapkan tekad yang kuat dan sungguh-sungguh untuk mempelajari hukum-hukum fiqih puasa Ramadhan secara lengkap atau bisa dengan mendengar ceramah-ceramah para ustadz/ulama yang membahas persiapan menyambut dan mengisi bulan suci Ramadhan.

Karena RAMADHAN akan segera berlalu. Kurang lebih beberapa hitungan hari lagi hilal syawal akan muncul dan mengakhiri bulan mulia ini. Seperti biasa, kaum muslimin menyikapi akhir  Ramadhan dengan ragam kegiatan yang berbeda-beda. Sebagian menjalankan sunnah I’tikaf  untuk mengais keberkahan yang tersisa di bulan ini, khususnya kemuliaan malam lailatul qadar. Sebagian lainnya mulai menyibukkan diri untuk menyambut lebaran yang tengah dinanti.. Kadang ada dilema di hati kita yang selalu berulang  disetiap tahunnya. Kita pasti sedih karena banyak kehilangan momentum pahala dan keberkahan  yang berlipat-lipat di bulan ramadhan, namun pada saat yang sama kita juga harus bergembira  dengan datangnya hari raya Idul Fitri.

Di akhir Ramadhan ini, kita semua yang beragama islam marilah sejenak melakukan perenungan diri.  Bermuhasabah agar hati ini tidak merasa sombong dengan banyak ibadah yang telah dilakukan,  tapi justru terus mawas diri dan berharap agar puasa dan amal ibadah lainnya selama Ramadhan  ini benar-benar diterima di sisi Allah SWT. Hendaklah kita merenungi sabda Rasulullah SAW :

“Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan dari puasanya kecuali hanya rasa lapar. Dan betapa banyak orang yang sholat malam, tapi tidak mendapatkan dari sholatnya kecuali hanya begadang,”
(HR Ibnu Majah & al-Hakim)

Kemudian mengeluarkan zakat fitrah dengan ikhlas dan tepat waktu. Rasulullah SAW berkata: “Bagi  orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka (buka puasa dan saat Idul Fitri) dan kegembiraan saat bertemu Tuhan mereka,” (HR Bukhori &; Muslim). 

Semoga:  Tujuan  la’allakum tattaquun dari berpuasa, yakni senantiasa menjaga dan meningkatkan ketaqwaan. Maka  taqwa yang dimaksud itu bukan barang langsung jadi,  melainkan sebuah proses berubah yang harus berlangsung terus menerus dalam kehidupan saat kini sampai yang akan datang . Miss U Ramadhan... !!

Semoga tulisan ini ada manfaatnya. Dan masa depan milik orang yang selalu belajar, masa lalu milik orang yang berhenti belajar.
[ABU 'ABBAD ANNAJAM]


Dari berbagai sumber.



0 komentar:

Post a Comment