Bagiku
Ramadhan adalah sebuah kesempatan berubah untuk bisa melakukan nilai ibadah
yang lebih baik dalam keberkahan dan pengampunan tentu saja dengan mengikuti proses
ibadah yang intens dan lebih baik dari bulan bulan sebelumnya bukan berarti
bulan belakangan ini tidak baik tapi karena bulan Ramadhan ini punya kedudukan
yang mulia di sisi Allah maka aku berusaha agar ibadahku bisa mendapat pahala
yang banyak, sebagai ungkapan rasa syukur atas
Kasih Sayang Allah dalam mendapatkan nilai lebih itu dan juga mohon pengampunan atas segala kekurangan dan keterbatasanku sebagai manusia biasa. Maka
aku pribadi wajar kan, termotivasi !!.
Ramadhan
yang kutahu itu adalah (bulan) diturunkannya Al Qur'an
, panduan untuk diri kita dan umat manusia bagi yang mau membaca dan memahami
tanda yang jelas untuk membimbing antara benar dan salah. Dan bagi yang
ingin tahu apa itu Ramadhan maka dia harus berpuasa (Al Baqarah 185).
Ramadhan itu berarti "panas terik". Pertanyaannya kenapa harus dinamakan Ramadhan ?Beberapa pendapat menyebutkan bahwa ; Hati dan jiwa itu akan lebih mudah menerima nasihat dan mengingat Allah selama dibulan
Ramadhan, mungkin juga ada kedekatan hubungan antara panas dan sifat manusia itu mirip
dengan Ramadhan . Hehehehe..mungkiin ya !!
Kalo
kita pahami dari sisi Islam, bulan Ramadhan punya makna dan kedudukan yang
mulia karena banyak terjadi peristiwa penting
salah satunya ada 1 malam yang lebih baik dari 1000 bulan (+/- 83tahun),
(al Qard(97):3). Dan berpuasa dengan ikhlas + menghayati dan melaksanakan
ketentuan ibadah yang syar’i di bulan Ramadhan, ini akan diberikan ampunan atas
segala dosanya. Insyaallah.
Di
bulan Ramadhan ini ada ibadah sepuluh hari terakhir, kaum muslimin dianjurkan
(disunnahkan) untuk melakukan i’tikaf. I’tikaf bermakna merutinkan
(menjaga) sesuatu. I’tikaf disyari’atkan untuk dilaksanakan di masjid
berdasarkan firman Allah Ta’ala, (QS. Al Baqarah: 187) Dan pada 10 hari
terakhir ini turunnya lailatul qadar, lailatul qadar adalah malam
penuh kemuliaan, bisa pula maknanya adalah malam penetapan takdir. Terakhir ini lebih mendekati benar karena mengingat firman Allah lainnya, “Pada
malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” (QS. Ad Dukhon: 4)
Dan Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As
Sa’di rahimahullah berkata, “Disebut lailatul qadar karena kemuliaan
dan keutamaan malam tersebut di sisi Allah. Pada malam tersebut ditetapkan
berbagai perkara yang akan terjadi pada satu tahun, yaitu ditetapkan ajal,
rezeki, dan berbagai takdir". (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 931).
Ada
awal pasti ada akhirnya, di awal ramadhan kita menyiapkan tekad yang kuat dan
sungguh-sungguh untuk mempelajari hukum-hukum fiqih puasa Ramadhan secara
lengkap atau bisa dengan mendengar ceramah-ceramah para ustadz/ulama yang
membahas persiapan menyambut dan mengisi bulan suci Ramadhan.
Karena
RAMADHAN akan segera berlalu. Kurang lebih beberapa hitungan hari lagi hilal
syawal akan muncul dan mengakhiri bulan mulia ini. Seperti biasa, kaum muslimin
menyikapi akhir Ramadhan dengan ragam kegiatan yang berbeda-beda.
Sebagian menjalankan sunnah I’tikaf untuk mengais keberkahan yang tersisa
di bulan ini, khususnya kemuliaan malam lailatul qadar. Sebagian lainnya mulai
menyibukkan diri untuk menyambut lebaran yang tengah dinanti.. Kadang
ada dilema di hati kita yang selalu berulang disetiap tahunnya. Kita
pasti sedih karena banyak kehilangan momentum pahala dan keberkahan yang
berlipat-lipat di bulan ramadhan, namun pada saat yang sama kita juga harus
bergembira dengan datangnya hari raya Idul Fitri.
Di
akhir Ramadhan ini, kita semua yang beragama islam marilah sejenak melakukan
perenungan diri. Bermuhasabah agar hati ini tidak merasa sombong dengan
banyak ibadah yang telah dilakukan, tapi justru terus mawas diri dan
berharap agar puasa dan amal ibadah lainnya selama Ramadhan ini
benar-benar diterima di sisi Allah SWT. Hendaklah kita merenungi sabda
Rasulullah SAW :
“Betapa banyak
orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan dari puasanya kecuali hanya rasa
lapar. Dan betapa banyak orang yang sholat malam, tapi tidak mendapatkan dari
sholatnya kecuali hanya begadang,”
(HR
Ibnu Majah & al-Hakim)
Kemudian
mengeluarkan zakat fitrah dengan ikhlas dan tepat waktu. Rasulullah SAW
berkata: “Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, kegembiraan
ketika berbuka (buka puasa dan saat Idul Fitri) dan kegembiraan saat bertemu
Tuhan mereka,” (HR Bukhori &; Muslim).
Semoga: Tujuan la’allakum tattaquun dari berpuasa, yakni
senantiasa menjaga dan meningkatkan ketaqwaan. Maka taqwa yang dimaksud itu bukan barang langsung
jadi, melainkan sebuah proses berubah
yang harus berlangsung terus menerus dalam kehidupan saat kini sampai yang akan
datang . Miss U Ramadhan... !!
Semoga
tulisan ini ada manfaatnya. Dan masa depan milik orang yang selalu belajar,
masa lalu milik orang yang berhenti belajar.
[ABU
'ABBAD ANNAJAM]
0 komentar:
Post a Comment