Terasa masih segar dalam ingatan kita, beberapa waktu yang lalu di bulan ramadhan
itu kaum muslimin sibuk beraktifitas beribadah. Betapa syahdunya kegiatan
menyantap buka puasa, lalu membaca alquran dan betapa indahnya terasa malam
malam yang terasa hidup dalam lantunan zikir dan istighfar dari mulut kaum muslimin di mesjid itu.
Ramadhan
datang seperti hujan musiman kemudian berlalu, hujan yang menyirami hati orang
yang beriman .Ramadhan membawa hujan yang menyirami hati yang kering karena
kemarau. Ramadhan mengipasi percikan api amal yang mulai padam. Ramadhan
membangunkan semangat ibadah kita yang
mulai layu. Ramadhan memupuk kesabaran lalu menumbuhkan kepedulian untuk yang
kurang beruntung....
Ramadhan
telah usai, sekarang mau kemana dan harus apa?? Apakah kita akan kembali berjalan mundur lagikah?? Apakah semua
latihan menahan diri itu setelah kita lewati akan di bebaskan sebebas bebasnya
??? Seperti mendapat semangat baru untuk terlibat kembali keperbuatan transaksi
riba atau korupsi. Akankah semangat bersedekah, berbagi, belas kasih,
kesabaran empati terhadap sesama masih terlihat cerah hingga ramadhan
berikutnya?? Atau tlah redup dan lenyap terengut.
Kini waktu
telah berlalu, yang datang pasti akan berlalu, ada awal ada akhir. Bagi yang
mengisinya dengan amalan ketaatan hendaknya bersyukur dan yang tlah menyia-nyiakan hendaklah
menyesali dan bertaubat segera. Syariat puasa tetap di perintahkan di luar
ramadhan. Nabi bersabda: Barangsiapa berpuasa Ramadhan, lalu dilanjutkan
dengan puasa 6 hari di bulan Syawal, maka seolah olah puasa dia setahun penuh (HR>Muslim), lalu jika berpuasa tiga hari dalam setiap bulan hijriah serta
ramadhan ke ramadhan, semua itu seolah olah berpuasa setahun penuh.(HR>Muslim).
Berakhirnya
bulan Ramadhan bukan berarti berakhir aktifitas ibadah kita, kita selalu
bersemangat dalam mengisi hari hari kita dengan selalu beribadah kepada Allah. Amalan
tak pernah berakhir sebelum maut datang menjemput.
Sebaiknya
ramadhan menjadi dapat meng-upgrade kualitas iman setiap pribadi menjadi lebih
baik dalam kehidupan kita. Ibarat kata “janganlah kita menjadi hamba Ramadhani
tapi jadilah hamba Rabbani“ Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada
sesudahnya, maksudnya adalah mengerjakan kebaikan maka dilanjutkan dengan kebaikan yang
lain, jangan pernah merasa sudah cukup amal tapi harus istiqomah dalam beramal
sepanjang hayat di kandung badan. Seharusnya sasaran hidup yang kita idamkan
itu TAKWA. Nabi bersaabda “amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah
amalan yang berketerusan walau itu sedikit “.
Semoga
semangat ramadhan masih ada dihati kita dan semoga Allah memberi taufik dan
hidayah pada kita semua agar dalam
ibadah selepas ramadhan selalu dalam pertolongan Allah hendaknya. Aamii!!
By: HZ
0 komentar:
Post a Comment