Thursday 30 July 2015

Ngomongin tentang kesan

Ngomongin tentang kesan, aku jadi kepengen nulis banget , soal "kesan" kita terhadap orang lain! Hehhehe... Sering kubaca dan kudengar dari banyak komen dan pendapat orang khususnya yang lagi ngerumpi  di medsos atau omongan langsung, mereka ngomongin soal apa saja..apalagi yang seru itu isu kinerja pejabat di negara ini. Kadang terkesan menjudge tanpa  dasar dan alasan untuk dibedah secara  akurat...bagi aku yaah..terus terang gak fair juga tapi memang sejak demokrasi sudah jadi icon kita maka soal beda pendapat dah jadi trend dalam keseharian kita semua..dan maaf aku bukan menjadi pembela yang pro atau gak pro...sebab semuanya kita punya hak bicara kok..malah kadang suka asal bicara alias omdong..

Yaaah, bicara soal yang satu ini pasti semua orang pernah punya kesan atau image ketika bertemu orang baru atau udah lama tapi baru ketemu, sama aja sih hahaha..intinya baru ketemu, itu pokok intinya.. Oke, kesan itu apa? Kesan itu adalah penilaian awal yang kita liat tapi spesifikasi kesan penilaian itu tergantung dari cara orang yang merasakannya sendiri.



Lalu ada juga mendefenisikan kesan itu berupa pandangan, prasangka atau anggapan. Jadi, pada dasarnya cara seseorang meng-interprestasikan dan memberi nilai yang didapat dari pengamatannya terhadap sesuatu peristiwa, dan situasi. 

Image atau anggapan tak selalu benar dan tidak harus sama dengan kenyataan. Dua orang bisa mempunyai image atau anggapan yang berbeda atas obyek yang sama. Masyarakat punya anggapan sendiri tentang cara pandang kehidupan masyarakat yang lainnya.
Mengapa kita suka sama image alias kesan yang cenderung kepada berprasangka, walaupun kita tahu image tidak selalu sama dengan realita. Karena fitrahnya manusia itu lebih banyak didasarkan atas image realita bukan atas dasar realita itu sendiri. Mengapa demikian? Karena hal ini lebih banyak berhubungan dengan fungsi otak. Kita mengenal fungsi otak sadar dan fungsi otak bawah sadar. Otak sadar berfungsi me-respon masa kini, segala sesuatu yang sedang kita hadapi saat ini. Kita haus ingin minum, kita lapar cari makanan, bermain golf, berenang mengerjakan soal ujian, semuanya ini fungsi dari otak sadar. Logika, akal dan analisa sangat berperan dalam proses otak sadar.
Otak bawah sadar sangat dipengaruhi masa lalu, seperti: Kesan (yang lagi dibahas), pengalaman, cerita, kata orang, mitos, legenda, trauma dan persepsi. Tindakan manusia dibawah pengaruh otak bawah sadar adalah melakukan pilihan atas dasar pengalaman, kesan, dan cerita masa lalu serta persepsi yang berkembang waktu itu. Logika dan akal pikiran tidak berperan lagi dalam proses bawah sadar.
Jadi mudah dimengerti kalau perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh image alias kesan. Dalam menilai seseorang, konsekuensinya timbul distorsi atau kurang tepatnya penilaian bisa terjadi. Jadi penyebab distorsi penilaian tersebut  karena latar belakang yang berbeda akan punya kesan yang sama dengan kacamata yang berbeda. Orang yang sama akan dinilai dari sudut pandang yang berbeda. Misalnya kalau profesi aku seorang wartawan yang latar belakangnya ilmu hukum pastinya aku melihat satu masalah bagi orang lain akan terkesan membahasnya pada persoalan hukum saja.
Kesan yang didasari stereotipe ini suka menyamakan penilaian atas dasar karakteristik seseorang, asal usul kelompok, suku,, profesi  atau jabatan, ini yang sering terjadi. Pasti semua orang mungkin selalu kejebak sama kesan awal kan?  Awal selalu beda dengan akhir.
Kesan awal pasti banyak yang kelihatan polos dan terlihat baik, tapi ketika kita sudah kenal orang itu agak lama, sejuta kenegatifan muncul perlahan atau bahkan ada yang drastis muncul semua negatifnya,

Intinya, lebih berhati hati dalam menilai orang, membuat kesan awal  itu bisa disetting dan kita mungkin butuh waktu buat bedain yang memang dia begitu atau gak??


Jadi kesimpulannya, 
Pertama: Nilai image alias kesan itu sangat mempengaruhi hidup kita sehari-hari. Banyak sekali pilihan-pilihan yang kita lakukan didalam hidup ini dipengaruhi oleh “kesan” dari nilai orang lain. 
Kedua: Nilai image atau anggapan yang berkembang di masyarakat memang sulit dirubah, walau kenyataan bisa menunjukkan hal yang sebaliknya.
Image dan personal judgment (menilai seseorang) dengan segala kelebihan dan kekurangan harusnya dipakai dalam penilaian yang didasarkan pada ukuran-ukuran obyektif. 
Akhirnya anggapan penilaian subyektif sangat mungkin dipengaruhi oleh kesan dan prasangka negatif, dan mengandung banyak distorsi....

Okee, gitu aja dulu...moga ada manfaatnya.


By: YD



0 komentar:

Post a Comment