Bekerja Bagi Manusia Lebih Dari
Sekedar Cari Nafkah, kehidupan manusia mengalami perubahan yang sangat drastis
dan sulit dibayangkan sebelumnya. Selama ribuan tahun sebelumnya, cara
memproduksi makanan, pakaian dan rumah, relatif tidak berobah. Kemudian sejak
tahun 1800-an, dengan derap yang makin lama makin cepat, manusia telah
menemukan mesin uap, alat tenun benang kapas, lokomotif, telegrap, mobil,
pesawat udara, radio, tenaga atom, penjelajah ruang angkasa, dan terakhir
adalah teknologi komputer dan telekomunikasi melalui satelit. Disamping itu masih ada sebagian besar orang
memiliki dan mengerjakan pertanian sendiri dan pada masa panen, saling menerima
uluran tangan para tetangga. Keluarga bagi mereka merupakan kedaulatan menentukan waktu kegiatan dan sumber daya yang digunakan (basic
economic unit). Ayah bekerja di ladang, ibu mengolah pangan, memasak, memintal
benang , membuat pakaian dan membersihkan rumah. Motivasinya jelas, jika malas,
keluarganya sendiri yang akan menderita.Dalam hal menularkan
ketrampilan kerja maka yang lebih tua mendidik yang lebih muda, tentang segala
hal yang diketahuinya dan mereka sama-sama mengerjakan pekerjaan yang sama.
Setelah pekerjaan selesai, pekerja dapat menyaksikan barang yang hampir semua
bagian ikut dia kerjakan. Dia dapat membanggakan keterampilannya melaui barang
tersebut.
Demikianlah cara sebagian orang
mencari nafkah pada era sebelum revolusi industri, walaupun sebagian orang ada
yang bekerja sebagai budak perkebunan atau buruh tani
Revolusi Industri tidak hanya
merupakan revolusi dalam bidang teknologi produksi, akan tetapi perobahan pola
dan metode produksi, telah mengakibatkan perubahan dalam bidang hubungan antar
manusia. Dengan meningkatnya kerumitan teknologi, setiap orang semakin
tergantung pada orang lain, dan setiap pekerjaan harus dilakukan bersama-sama
dengan orang lain, sehingga masalah kerjasama menjadi lebih penting.
Beda dengan sekarang, bentuk
pekerjaan sudah mengarah ke spesialisasi dikarenakan setiap bagian pekerjaan
membutuhkan penjabaran dan skill tersendiri agar mutu pekerjaan tersebut lebih
baik. spesialisasi bisa memberikan
keuntungan besar, tapi, juga menimbulkan banyak kerugian, berupa kebosanan dan
hilangnya perasaan pentingnya arti seorang sebagai individu, rasa keberhasilan membuat suatu
barang dan kebanggaan atas pekerjaan.
Lebih lanjut, pekerja merasa
terbelenggu oleh proses kerja yang tercipta di luar kehendak mereka. Bagian
Teknik Industri ( Production Engineering ) sering kali menentukan detail pekerjaan mereka, karena itu, pekerja
kehilangan kesempatan untuk memperlihatkan inisiatif atau menjadi sumber
upaya/ide baru. Spesialisasi mempertajam garis pemisah antara pekerja dengan pengelola
usaha.
Spesialisasi juga ikut berkembang
didalam sistim manajemen. Dari seorang pemilik yang sepenuhnya memegang kendali
atas seluruh aspek di dalam usahanya , dan si pekerja di tingkat paling bawah. Si
pekerja terkadang mengeluh “Setiap orang dimintai pendapat, kecuali saya. Saya
hanya melaksanakan perintah mereka”
Pekerja masa kini, kecil
kemungkinannya untuk menjadi majikan bagi dirinya sendiri, sebagaimana nenek
moyangnya dalam berusaha.Inilah penyebab hilangnya
kesempatan bagi kebanyakan orang untuk menjadi usahawan yang mandiri
(ndependen), maka kesempatan untuk maju yang ada peluang untuk promosi di dalam perusahaan tempatnya bekerja.
Lima puluh tahun yang lalu, seseorang yang pintar dan ambisius, dapat berharap
akan menanjak dari seorang tukang sapu menjadi presiden direktur. Sekarang,
dengan semakin rumitnya teknologi dan problem dunia usaha, peluang bagi orang non akademis,
semakin semakin terbatas.
Dalam masyarakat sederhana
seperti masa sebelum revolusi industri, jarang terjadi perubahan. Tapi kini,
industri modern menjadi sasaran perubahan yang terus menerus. Perubahan itu
sendiri menimbulkan dua masalah,
1, Manusia yang menolak perubahan,
terutama bila dipaksakan. Pemberian motivasi akan menjadi lebih rumit.
2. Makin sedikit hal yang bisa
dibiarkan berjalan secara rutin. Akibatnya, pengalaman atau keterampilan dari
pekerjaan sebelumnya, semakin tidak bernilai.
Singkatnya, revolusi industri
telah menghasilkan kemudahan dalam hidup manusia, tetapi pada sisi lain,
memperkecil kenyamanan dan kepuasan manusia yang diperoleh dari pekerjaannya.Bila pemenuhan kebutuhan
(kepuasan) dilakukan melalui pekerjaan, maka para pekerja akan bekerja keras.
Makin giat mereka bekerja, makin besar kepuasan mereka. Sampai suatu batas tertentu,
kebutuhan phisik terpuaskan di luar pekerjaan, kebutuhan sosial terpuaskan
melalui hubungan pribadi di sekitar pekerjaan, sedangkan kebutuhan ego terutama
terpuaskan melalui pekerjaan. Tetapi tentunya ada banyak pengecualian atas
“kaidah” ini. Misalnya, status /jabatan adalah kebutuhan sosial, tetapi diperoleh
melalui pekerjaan bilamana mendapat jabatan penting. Status tersebut dinikmati
baik di luar pekerjaan maupun di dalam pekerjaan. Beda dengan seorang wiraniaga
,mereka dapat memenuhi kebutuhan sosialnya melalui pekerjaan, semakin sering
dia menawarkan dagangannya makin besar pula peluangnya untuk bertemu dengan
orang lain.
Dengan mengingat hal-hal di
atas, sekarang kita tinjau berbagai bentuk pemuasan kebutuhan yang diperoleh
dari pekerjaan.
Tanyalah pada seseorang,
mengapa dia bekerja. Umumnya mereka menjawab “untuk mencari uang”. Memang
kebutuhan mencari nafkah berupa uang adalah alasan satu-satunya yang paling
kuat mendorong orang untuk bekerja, walaupun sebagaimana yang dapat kita lihat,
rangsangan yang bukan berbentuk uang juga adalah penting.Uang dapat memuaskan hampir
segala jenis kebutuhan. tetapi status sosial dalam masyarakat juga tergantung
pada besarnya penghasilan seseorang. Lalu, dengan memiliki penghasilan yang
baik, banyak orang merasa kebutuhan ego, yaitu rasa sukses, juga telah
terpenuhi. Namun, sebagian orang menolak promosi dengan gaji yang lebih
besar, karena promosi “terlalu” banyak tanggung jawab. ( enaknya gaji
gede,tanggung jawab sedikit itu baru mantaap !! hehehehe... ).
Walaupun dalam lingkungan
masyarakat penghasilan mungkin hanya menjadi ukuran kasar untuk status, tetapi
di dalam pekerjaan, uang menjadi alat ukur yang paling tepat akan pentingnya
suatu pekerjaan. Bahkan, selisih sebesar satu sen pun dalam upah, dapat
mempunyai arti penting.
The National War Labor Board
mengatakan, “tidak ada satu faktor pun dalam seluruh bidang hubungan kerja yang
lebih merusak semangat kerja, menciptakan ketidak puasan individu, mendorong
kemangkiran, mempertinggi tingkat keluarnya karyawan, dan menghambat
produktivitas, selain dari perbedaan yang jelas-jelas tidak adil dalam tingkat
upah..”.( ini masalahnya yang sering terjadi untuk urusan kesejahteraan ) karena
berkaitan juga dengan Rasa Aman dan
Kepastian Pekerjaan yang dia lakukan saat ini . Maka timbullah dorongan untuk membentuk Serikat Kerja, lalu masalah
yang paling serius pada hubungan atasan dan bawahan, serta ketakutan akan perubahan teknologi, semua
bersumber dari kebutuhan akan rasa aman.
Orang belum cukup puas dengan
terpenuhinya kebutuhan phisik dari hari ke hari, setiap orang ingin kepastian
bahwa kebutuhan tersebut akan tetap terpenuhi di masa mendatang.
Manusia adalah mahluk sosial,
menginginkan persahabatan, tidak
berbahagia bila ditinggal sendirian atau terasing dari lingkungannya. Manusia
selalu berusaha bergaul karena haus dan butuh komunitas. Terutama bagi pekerja
yang tidak memperoleh kepuasan dalam rumah tangganya, pekerjaan memberikan
sebagian besar kepuasan akan kebutuhan sosial mereka.
Karena senda gurau (canda)
sosial maka banyak pekerjaan jadi dapat
dipikul . Bila tidak ada lagi pembicaraan yang konstruktif (bermanfaat),
masalah kecil dapat dibesar-besarkan dan kebosanan dan atau kejenuhan dapat
disalurkan dengan saling menyebarkan isu
dan gosip ringan.
Pekerjaan sering memuaskan
kebutuhan sosial lain disamping kebutuhan akan persahabatan. Bergabung dalam
suatu kelompok khusus, memberikan suatu rasa identifikasi dan keikut sertaan
pada pekerja, dan mereka memaksakan terbentuknya “kelompok informasl” walaupun
terkadang harus menghadapi tantangan manajemen. Bila mereka tidak dapat
mencapai identifikasi tadi, pekerjaan menjadi kurang menggairahkan. Memang ada
bukti bahwa pekerja yang bergabung dalam kelompok kerja kecil dan terpadu,
mempunyai semangat yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang bekerja
sendiri atau mereka yang bekerja diantara kelompok yang besar, dengan siapa
mereka mempunyai hubungan yang kurang akrab.
Hanya dengan bekerjasama saja,
atau bergotong royong, sudah membantu membangkitkan semangat kerja. Kebanyak
orang, senang membantu orang lain. Juga pada saat kita membutuhkan, kita merasa
senang bila dibantu oleh orang lain.Rangkaian kebutuhan sosial
lainnya, berkembang dari hubungan antara bawahan dan atasannya. Biasanya
bawahan ingin diperhatikan dan diperlakukan secara adil. Ia mengharapkan dengar
pendapat yang adil, bila pada dasarnya atasan telah mengambil keputusan yang
keliru, dan dia ingin memperoleh hak untuk mengajukan pendapat.
Umumnya orang akan merasa
senang mendapat pujian bila mereka mengerjakan sesuatu dengan baik. Pekerja
juga mengharapkan pengakuan dari atasannya. Akhirnya, ia ingin mengetahui
posisinya.
Contoh : “Ada suatu hal yang
aneh. Saya bekerja sepanjang hari di pabrik, kemudian saya pulang, dan apa yang
saya lakukan ?. Saya bekerja lagi di rumah , saya senang mengerjakan sesuatu
dengan tangan saya sendiri. Aneh,hal itu
juga yang saya lakukan di pabrik, tetapi saya kok merasa berbeda ya ??. Sebab di
rumah, saya menjadi majikan sendiri --- dan itu betul-betul nikmat juga bebas
tanpa beban ”.
Kebanyakan orang suka menjadi
majikan bagi dirinya sendiri. Tetapi dalam industri modern hanya sedikit
pekerja yang benar-benar memiliki perasaan ini. Proses spesialisasi telah
mengakibatkan individu pekerja kehilangan kebebasan untuk merencanakan dan
mengorganisasikan pekerjaan sendiri. Akibatnya, banyak pekerja kehilangan
kesempatan akan spontanitas dan kreativitas .Bila standar kehidupan
meningkat, sehingga rasa aman sudah terjamin, maka kebutuhan sosial menjadi
prioritas utama, diikuti oleh kebutuhan ego. Akhirnya, menurut hipotesa ini,
hanya bila sebagian besar dari kebutuhan yang kurang mendesak ini sudah
terpuaskan, barulah individu beralih pada bentuk kebutuhan yang tertinggi,
yaitu keberhasilan dan aktualisasi diri, yang dilukiskan sebagai “keinginan
untuk menjadi…………. segalanya yang mampu dicapai seseorang”, untuk memanfaatkan
potensinya dengan sebaik-baiknya.
Bahwa manusia dewasa (mature)
membutuhkan pemuasan-pemuasan ego dan aktualisasi diri dalam kadar yang tinggi
dari pekerjaan mereka. Proses menjadi dewasa meliputi kesediaan menerima
semakin banyak tantangan dan otonomi, dan menjadi semakin tidak tergantung pada
orang lain.Mereka yang tidak mendapat
kesempatan ini (khususnya yang tidak mampu menyatakan diri mereka secara
berarti melalui pekerjaan), tidak pernah mencapai kematangan psikologis. Karena
rata-rata orang menghabiskan hampir sepertiga waktunya dengan bekerja, maka,
bilamana pekerjaan tersebut tidak memberikan tantangan dan otonomi diri, dia
mungkin akan mengalami frustrasi besar, sehingga merugikan dirinya
Saat ini, sikap terhadap
pekerjaan sangat berbeda-beda diantara kelompok kelompok kerja. Untuk sebagian
orang, “kerja sekarang merupakan urusan utama dalam kehidupan” dan fungsi utama
rekreasi adalah untuk memulihkan tenaga agar dapat bekerja lebih banyak. Jelas tapi,
pusat perhatian dalam kehidupan sebagian orang lainnya bukanlah pekerjaan
mereka (yang menganggap pekerjaan adalah “sekedar cara untuk mencari nafkah”),
melainkan rumah tangga (keluarga) atau lingkungan mereka. Orang-orang semacam
itu banyak mendapat tantangan, kreativitas dan otonomi dalam membangun
keluarga, mengejar sesuatu hobi, atau mengambil bagian dalam urusan-urusan
masyarakat/sosial.
Lebih lanjut, sekarang dalam
banyak pekerjaan orang menghabiskan waktu di tempat kerjanya lebih singkat
dibandingkan masa lampau.Pekerjaan seseorang adalah
salah satu di antara berbagai kegiatan terpenting (bila bukan yang paling penting)
dalam kehidupannya. Mereka yang tidak mendapat pekerjaan yang memuaskan, jarang
mempunyai kehidupan yang benar-benar memuaskan. Pekerjaan yang tidak memuaskan
dalam banyak keadaan, dapat mengakibatkan produktivitas yang rendah dan
perselisihan hubungan kerja.
Demikianlah pembaca, pekerjaan
bagi manusia itu penting namun kebebasan mengambil bagian dalam urusan sosial masyarakat lebih banyak tantangan mencapai
kebahagiaan.
by; KCD
0 komentar:
Post a Comment