Sunday 31 July 2011

Iman dan Hidayah


IMAN TAQLID Iman ikut-ikut atau Iman 'pak turut'. Orang yang beriman Taqlid, pegangan Islamnya tidak kuat dan prinsip Islamnya tidak kukuh.
Dia tidak punya alasan yang kuat, mengapa dia beriman, dia punya dalil-dalil akal dan Al-Quran serta Sunnah untuk membuktikan keyakinannya.
Iman Taqlid ini tidak sah segala amal ibadat, orang yang beriman Taqlid adalah tertolak dan tidak mendapat pahala di sisi Allah Taala.

IMAN ILMU, Iman berdasarkan Ilmu yaitu orang yang telah mempelajari tentang sifat Allah, Malaikat2, Rasul2 dan Nabi, Kitab2, hari Qiamat dan lain-lain yang diwajibkan beriman dan keyakinan kuat ditunjang pada akal.
Iqtikadnya disertai dengan dalil-dalil yang kuat serta pegangan yang kukuh.
Dia tidak mudah goyah atau terpengaruh dengan pendapat lain.
Tetapi orang yang beriman Ilmu, tidak takut kepada Allah Taala… dan mudah berbuat dosa kepada-Nya. Mereka juga hanya mampu membahas tentang Islam, tetapi tidak mampu berbuat atau mengamalkannya. Jadi, Iman Ilmu belum dapat menyelamatkan seseorang itu dari api neraka .

IMAN 'AYYAN, Hasil dari tarbiyah dan mujahadah, Imannya berada di hati, bukan lagi di fikiran. Hati orang-orang yang beriman 'Ayyan senantiasa mengingat Allah, ibadahnya khusyu' dan ia senantiasa merasakan getaran akan kebesaran Allah bila disebut nama Allah,.
Semua perintah Allah dipatuhi dengan ikhlas dan penuh kesungguhan. Ia terlalu sensitif dengan dosa serta sangat takut kepada Allah dan menyayangi sesama manusia.
Setiap ujian dihadapi dengan penuh sabar. Ia juga sentiasa mendapat bantuan dan pertolongan dari Allah .
IMAN HAQ, seseorang yang mencapai Iman Haq, mata hatinya bisa melihat Allah, setiap kali melihat kejadian dan kebesaran Allah, hati dan fikirannya tunduk kepada Allah, dan merasa takut kepada Allah. Hatinya dekat bila mengingat Allah dan senantiasa tunduk dan khusyu' dalam kesyahduan cinta pada Rabb. Mereka yang beriman 'Ayyan digelar Muqarrobin oleh Allah yaitu orang yang dekat dengan-Nya.

IMAN HAKIKAT, inilah tingkat iman yang paling sempurna yang dimiliki oleh Rasul-rasul, Nabi-nabi, khulafa' ar-Rasyidiin serta para wali-wali .
Pertanyaannya.....di manakah tahap keimanan kita kawan? Mudah mudahan dengan bermuhasabah diri serta meningkatkan keimanan kita serta mengerjakan amalan kebaikan dengan ikhlas, iltizam dan istiqomah. Semoga kita mendapat petunjuk Nya.
Firman Allah dalam surah Ali Imran, ayat 139 :
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang yang beriman”.
Hidayah atau petunjuk adalah perkara yang dibutuhkan oleh setiap orang. Karena demikian pentingnya hal ini, sampai-sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita untuk meminta petunjuk kepada Allah minimal 17 kali dalam sehari semalam di setiap raka’at shalat yang kita kerjakan. Yaitu dengan doa yang terdapat dalam surat  al-Fatihah,
“Ya Allah tunjukilah kami jalan yang lurus.” (QS. Al-Fatihah [1]: 6)
Ayat ini mengandung penjelasan bahwa sesungguhnya hamba Allah tidak akan mendapatkan jalan untuk menggapai kebahagiaannya kecuali dengan tetap istiqamah diatas jalan yang lurus. Dan tidak ada jalan untuk meraih keistiqamahan baginya kecuali dengan hidayah dari Rabbnya kepada dirinya.
Karena sesungguhnya setiap kita sangat membutuhkan pertolongan Allah di sepanjang waktu dan keadaan agar petunjuk itu tetap terjaga, kokoh tertanam, semakin paham, meningkat, dan agar dia terus berada di atasnya
“Seorang hamba senantiasa berhajat terhadap hidayah Allah menuju jalan yang lurus. Maka dari itu dia sangat memerlukan tercapainya maksud dibalik doa ini. Karena sesungguhnya tidak ada seorang pun yang bisa selamat dari azab dan bisa menggapai kebahagiaan kecuali dengan hidayah ini. Barang siapa yang kehilangan hidayah ini maka dia akan termasuk golongan orang yang dimurkai atau golongan orang yang sesat. Dan petunjuk ini tidak akan diraih kecuali dengan petunjuk dari Allah. Adapun pertanyaan, ‘Sesungguhnya Allah telah memberikan hidayah kepada mereka (umat Islam) oleh sebab itu mereka tidak perlu meminta hidayah’ beserta jawaban orang untuk pertanyaan itu bahwa ‘yang dimaksud dengan ayat ini adalah permintaan agar hidayah itu terus menerus menyertai hamba’, maka itu semua merupakan ucapan orang yang tidak paham hakekat hukum sebab akibat dan tidak mengerti isi perintah Allah. Karena sesungguhnya hakekat jalan yang lurus itu adalah seorang hamba melakukan perintah Allah yang tepat di setiap waktu yang dijalaninya dengan cara mengilmui dan mengamalkannya.
Ilmu dan tekad yang lebih spesifik ini sulit terbayang bisa dimiliki seseorang pada saat yang bersamaan. Bahkan pada setiap waktu hamba sangat membutuhkan pertolongan Allah untuk mengaruniakan ilmu dan tekad ke dalam hatinya.
Semoga dapat dijadikan renungan untuk kita yang masih hidup. Ingatlah kawan siapa diri kita ini ...
Wassalammualaikum wrwb..

by: EM

0 komentar:

Post a Comment