Hati yang luas akan melihat indahnya
Kehidupan. Kehangatan, keharmonisan didalam
kehidupan ini hanya datang dari kebeningan hati, yang tanpa beban, yang tanpa
prasangka, juga tanpa kesombongan, tanpa ujub dan riya. Hati hanya dapat
disentuh oleh hati yang tak ada kedustaan..
Rasulullah bersabda, “Hati itu ada empat
macam; Hati yang bersih yang di dalamnya terdapat semacam pelita yang bersinar,
hati yang tertutup lagi terikat, hati yang berbalik, dan hati yang berlapis”
Maksudnya kira kira seperti:
Hati yang bersih itu adalah hati orang
Mukmin, dan pelita yang ada di dalamnya itu adalah cahayanya.
Hati yang tertutup itu adalah hati orang
kafir.
Hati yang berbalik itu adalah hati orang
munafik murni (tulen), ia mengetahui Islam tapi mengingkarinya. Sedangkan hati
yang berlapis itu adalah hati orang yang di dalamnya terdapat iman dan
kemunafikan.
Iman di dalam hati itu adalah ibarat
sayuran yang disiram air bersih. Sedangkan kemunafikan dalam hati
itu ibarat luka yang dilumuri nanah dan darah.
Mana di antara keduanya (iman dan
kemunafikan) yang mengalahkan yang lainnya, maka dialah yang mendominasi. (HR.
Ahmad).
Seorang Tabi’in (pengikut setelah sahabat
nabi) berkata: “Siapa yang diberi ilmu dan tidak membuatnya menangis maka
lebih baik baginya untuk tidak diberi ilmu, karana Allah telah menerangkan
bahwa sifat orang yang berilmu itu adalah menangis”. (Riwayat Ad-Daraami)
Berarti maknanya ilmu akan
mengantarkan seseorang untuk beriman, dan iman pula akan membuat hati seseorang
itu menjadi lembut, dan hati yang lembut akan membuat seseorang itu mudah
menangis.
Hati itu indah bukan hanya isinya saja
yang baik, semua kesalahan dan dosa kita yang tertata rapi dengan setumpuk
kedermawanan, kemampuan untuk memaafkan itu semua yang menjadikan hati kita
indah.
Dan semua orang yang hidupnya indah, maka
orang-orang itu memiliki hati yang indah. Hati yang banyak menerima akan
bersinar dengan terang. Tetapi ada pikiran kita yang melingkari hati, dan
hanya mengizinkan sedikit sinar masuk, yaitu sinar yang sepaham, se agama, se
suku dan lain sebagainya, baru diizinkan masuk, nah inilah yang harus
sedikit kita rubah.
Jangan kecilkan potensi hati yang besar
ini dengan dengan terbatasnya pikiran. Apapun yang ditujukan kepada diri kita, kita harus menerima, karena kemampuan hati itu untuk menerima, bijaklah dengan
pikiran.
Gunakan yang sudah masuk ke hati, sebagai
kekuatan untuk memperindah penampilan, dalam mendatangkan kebaikan bagi orang
lain. Hanya hati yang luas yang mampu memikul langit yang luas. Hati yang luas
akan melihat kehidupan ini jadi indah, hati yang kecil akan melihat kehidupan
ini rumit dan sempit. Orang akan bereaksi cepat kepada yang dekat dilihat,
untuk itu janjikan yang dekat-dekat saja. Pikiran kita juga tidak boleh
menjanjikan yang terlalu jauh. Janjikan yang jauh boleh saja, tapi buktikan
dalam jangka dekat bisa menghasilkan manfaat. Sehingga hati ini jadi sekutu
bagi diri sendiri.
Paling kasihan bagi orang yang hatinya
menjadi peragu dari semua rencananya. Seperti nilai sebuah kekayaan; Kekayaan
dapat membuat hati kita diharukan dan ada yang mengkhawatirkan. Kekayaan yang
mengharukan itu menjadikan hati selalu bersyukur dengan apa yang
didapat, dan kekayaan yang mengkhawatirkan itu akan selalu dihantui dengan
keburukan, karena kekayaan itu didapat dengan cara yang tidak baik.
Satu pertanyaan di dalam hatiku... Apakah
kita menjalani hidup ini dengan ingatan atau pengertian? Ingatan itu
diatur oleh masa lalu. Orang yang mengatur hidupnya dengan masa
lalu, hidupnya berdasarkan ingatan. Jadi seberapa besarpun ingatan kita, dia
akan menyusut dengan berjalannya waktu.
Sedangkan hidup dengan pengertian, maka
kita akan tumbuh sesuai dengan berjalannya kedewasaan hidup. Hidup itu bukan
kita terima dari pelajaran, tetapi kita belajar dari kehidupan. Kemampuan itu
semakin besar semakin hebat, tetapi penggunaan kemampuan itu lebih penting dari
pada kemampuan itu sendiri.
Telah terbukti, banyak orang yang
sekolahnya kurang baik dari kita, namun bisa mencapai kesuksesan yang lebih
besar. Karena mereka berfokus pada penggunaan kemampuan. Yang mempengaruhi
penggunaan kemampuan adalah hati. Semangat yang tinggi mempengaruhi penggunaan
yang tinggi, sehingga kemampuannya berdampak efektif.
Jadi kalau berbicara hati dan nilai, itu
tidak terpisah, karena nilai (sikap) adalah ukuran kita dalam menjalani
kehidupan. Kelembut
hati Nabi SAW perlu kita teladani, agar semua urusan kita menjadi mudah, indah
dan membawa berkah di dunia dan akhirat.
Munajatku pada Sang Pemilik Hati:
Ya Allah, yang maha melembutkan hati,
kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami, jangan binasakan kami, karena
Engkaulah harapan kami, jaga kami dengan mata-Mu yang tiada tidur, lindungi
kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus. Kami hamba-hamba-Mu, anak-anak
hamba-Mu. Berlaku pasti atas kami hukum-hukum-Mu. Adil pasti atas kami
keputusan-Mu.
Ya Allah, perbaiki hubungan antar kami,
rukunkan antar hati kami, tunjuki kami jalan keselamatan. Selamatkan kami dari
kegelapan kepada terang didunia dan akhirat…
Ya Allah, Wahai yang memudahkan
segala yang sukar dan yang menyambung segala yang patah. Wahai yang menemani
semua yang tersendiri dan pengaman segala yang takut. Aku mohon kasih-Mu…
Wahai Tuhan yang tidak memerlukan
penjelasan dan penafsiran. Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak, Engkau Maha
Tahu dan Melihat. Kami takut kepada-Mu selamatkan kami dari siksa-Mu…
Ya Allah, berilah petunjuk kepada kami
dari sisi-Mu, limpahkan kepada kami karunia-Mu, curahkan rahmat-Mu dan
turunkanlah kepada kami berkah-Mu….
hanya kepadamM kami berharap dan hanya kepadaMu kami berserah diri..
Moga ada manfaatnya
By: OE 291015
0 komentar:
Post a Comment