Thursday, 29 October 2015

Hati yang luas akan melihat indahnya Kehidupan.

Hati yang luas akan melihat indahnya Kehidupan. Kehangatan, keharmonisan didalam kehidupan ini hanya datang dari kebeningan hati, yang tanpa beban, yang tanpa prasangka, juga tanpa kesombongan, tanpa ujub dan riya. Hati hanya dapat disentuh oleh hati yang tak ada kedustaan..



Rasulullah bersabda, “Hati itu ada empat macam; Hati yang bersih yang di dalamnya terdapat semacam pelita yang bersinar, hati yang tertutup lagi terikat, hati yang berbalik, dan hati yang berlapis”

Maksudnya  kira kira seperti:

Hati yang bersih itu adalah hati orang Mukmin, dan pelita yang ada di dalamnya itu adalah cahayanya.

Hati yang tertutup itu adalah hati orang kafir.

Hati yang berbalik itu adalah hati orang munafik murni (tulen), ia mengetahui Islam tapi mengingkarinya. Sedangkan hati yang berlapis itu adalah hati orang yang di dalamnya terdapat iman dan kemunafikan.

Iman di dalam hati itu adalah ibarat sayuran yang disiram air bersih. Sedangkan  kemunafikan dalam hati itu  ibarat luka yang dilumuri nanah dan darah.

Mana di antara keduanya (iman dan kemunafikan) yang mengalahkan yang lainnya, maka dialah yang mendominasi. (HR. Ahmad).

Seorang Tabi’in (pengikut setelah sahabat nabi) berkata: “Siapa yang diberi ilmu dan tidak membuatnya menangis maka lebih baik baginya untuk tidak diberi ilmu, karana Allah telah menerangkan bahwa sifat orang yang berilmu itu adalah menangis”. (Riwayat Ad-Daraami)

Berarti maknanya ilmu  akan mengantarkan seseorang untuk beriman, dan iman pula akan membuat hati seseorang itu menjadi lembut, dan hati yang lembut akan membuat seseorang itu mudah menangis.

Hati itu indah bukan hanya isinya saja yang baik, semua kesalahan dan dosa kita yang tertata rapi dengan setumpuk kedermawanan, kemampuan untuk memaafkan itu semua yang menjadikan hati kita indah. 

Dan semua orang yang hidupnya indah, maka orang-orang itu memiliki hati yang indah. Hati yang banyak menerima akan bersinar dengan terang. Tetapi ada pikiran kita yang melingkari hati, dan hanya mengizinkan sedikit sinar masuk, yaitu sinar yang sepaham, se agama, se suku dan lain sebagainya, baru diizinkan masuk, nah inilah yang harus sedikit kita rubah.

Jangan kecilkan potensi hati yang besar ini dengan dengan terbatasnya pikiran. Apapun yang ditujukan kepada diri kita, kita harus menerima, karena kemampuan hati itu untuk menerima, bijaklah dengan pikiran.
Gunakan yang sudah masuk ke hati, sebagai kekuatan untuk memperindah penampilan, dalam mendatangkan kebaikan bagi orang lain. Hanya hati yang luas yang mampu memikul langit yang luas. Hati yang luas akan melihat kehidupan ini jadi indah, hati yang kecil akan melihat kehidupan ini rumit dan sempit. Orang akan bereaksi cepat kepada yang dekat dilihat, untuk itu janjikan yang dekat-dekat saja. Pikiran kita juga tidak boleh menjanjikan yang terlalu jauh. Janjikan yang jauh boleh saja, tapi buktikan dalam jangka dekat bisa menghasilkan manfaat. Sehingga hati ini jadi sekutu bagi diri sendiri.

Paling kasihan bagi orang yang hatinya menjadi peragu dari semua rencananya. Seperti nilai sebuah kekayaan;  Kekayaan dapat membuat hati kita diharukan dan ada yang mengkhawatirkan. Kekayaan yang mengharukan itu menjadikan hati  selalu bersyukur dengan apa yang didapat, dan kekayaan yang mengkhawatirkan itu akan selalu dihantui dengan keburukan, karena kekayaan itu didapat dengan cara yang tidak baik.

Satu pertanyaan di dalam hatiku... Apakah kita menjalani hidup ini dengan ingatan atau pengertian? Ingatan itu diatur oleh masa lalu. Orang  yang mengatur hidupnya dengan masa lalu, hidupnya berdasarkan ingatan. Jadi seberapa besarpun ingatan kita, dia akan menyusut dengan berjalannya waktu.

Sedangkan hidup dengan pengertian, maka kita akan tumbuh sesuai dengan berjalannya kedewasaan hidup. Hidup itu bukan kita terima dari pelajaran, tetapi kita belajar dari kehidupan. Kemampuan itu semakin besar semakin hebat, tetapi penggunaan kemampuan itu lebih penting dari pada kemampuan itu sendiri.

Telah terbukti, banyak orang yang sekolahnya kurang baik dari kita, namun bisa mencapai kesuksesan yang lebih besar. Karena mereka berfokus pada penggunaan kemampuan. Yang mempengaruhi penggunaan kemampuan adalah hati. Semangat yang tinggi mempengaruhi penggunaan yang tinggi, sehingga kemampuannya berdampak efektif.

Jadi kalau berbicara hati dan nilai, itu tidak terpisah, karena nilai (sikap) adalah ukuran kita dalam menjalani kehidupan. Kelembut hati Nabi SAW perlu kita teladani, agar semua urusan kita menjadi mudah, indah dan membawa berkah di dunia dan akhirat.

Munajatku  pada Sang Pemilik Hati:
Ya Allah, yang maha melembutkan hati, kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami, jangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kami, jaga kami dengan mata-Mu yang tiada tidur, lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus. Kami hamba-hamba-Mu, anak-anak hamba-Mu. Berlaku pasti atas kami hukum-hukum-Mu. Adil pasti atas kami keputusan-Mu.

Ya Allah, perbaiki hubungan antar kami, rukunkan antar hati kami, tunjuki kami jalan keselamatan. Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang didunia dan akhirat…

Ya Allah, Wahai yang memudahkan segala yang sukar dan yang menyambung segala yang patah. Wahai yang menemani semua yang tersendiri dan pengaman segala yang takut. Aku mohon kasih-Mu…

Wahai Tuhan yang tidak memerlukan penjelasan dan penafsiran. Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak, Engkau Maha Tahu dan Melihat. Kami takut kepada-Mu selamatkan kami dari siksa-Mu…

Ya Allah, berilah petunjuk kepada kami dari sisi-Mu, limpahkan kepada kami karunia-Mu, curahkan rahmat-Mu dan turunkanlah kepada kami berkah-Mu….
hanya kepadamM kami berharap dan hanya kepadaMu kami berserah diri..

Moga ada manfaatnya 


By: OE 291015



0 komentar:

Post a Comment