Tuesday, 14 July 2015

Muhasabah Diri.

“Salah satu nilai tertinggi ibadah puasa, ialah pembebasan manusia dari ketergantungan dunia materi” .
(Abdul Munir Mulkan).

Muhasabah itu introspeksi atau mawas atau meneliti diri. Kembali ke titik nol, merenung sejenak siapa sesungguhnya diri kita yang sebenarnya? Jika kita renungi lalu muncul kebenaran, hal ini dapat menghilangkan penyakit hati, kalau sukses gak sombong dan jumawa, dan kalau gagal juga gak akan menyerah lalu putus asa. Jika kita merenung lebih dalam ( bukan ngelamun lho ), kita akan sadar bahwa kita ini bukanlah siapa-siapa dan tidak pantas menyombongkan diri. Muhasabah gak harus juga dilakukan pada akhir tahun, akhir bulan. Namun perlu juga dilakukan setiap hari, bahkan setiap saat. Ada baiknya juga sih kita mengevaluasi diri kita masing-masing, sejauh mana telah melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Sekiranya sudah melaksanakan, maka hendaknya ditingkatkan lho. Tapi andai belum melaksanakan perintah serta meninggalkan larangan-Nya dan Rasul-Nya, maka harus  sadar (yaqdhah) kemudian bertobat pada Allah.

Melakukan muhasabah ini ada landasannya yakni perintah Allah dalam firman-Nya (QS. al-Hasyr/59:18). yang artinya:

 ''Hai orang-orang yang beriman takwalah kamu sekalian kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan''.

Muhasabah itu terbagi umum dan khusus. Contoh bersifat umum dalam arti tentang umur, harta, kesempatan dan waktu, apakah tiga hal itu secara maksimal sudah dipergunakan untuk beribadah kepada Allah dan manfaat bagi orang lain serta masyarakat. Kalo khusus yang pasti rahasia pribadi ...dong !! hehehe..

Sabda Nabi Muhammad  Shalallahu-Alaihi-Wa-sallam:

 ''Raihlah lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni kaya sebelum miskin, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk, sehat sebelum sakit, dan hidup sebelum mati''.

Hidup kita di dunia memiliki berbagai fase kehidupan, mulai dari kita di dalam kandungan, bayi, balita, SD, SMP, SMA, Kuliah, Kerja, Nikah, Uzur atau mungkin kita tidak sempat melalui itu semua. Setiap masa pun memiliki ceritanya masing-masing dan tentu saja setiap masa memiliki tingkatan masalah hidup yang makin kompleks dan beragam, tapi yakin lah semakin berat langkah kita, maka makin tinggi derajat kebahagiaan hidup kita dan makin dekat ke tujuan kita. Ujian diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya dalam rangka untuk melihat kesungguhan hamba-Nya beribadah serta untuk meningkatkan derajat keimanan kita. Kuncinya sabar, walaupun ada waktu untuk berhenti sejenak, itu adalah semata-mata untuk mengevaluasi dan koreksi sejauh mana kita sudah melangkah dan mencapai tujuan kita. 
Terkadang kita sering lalai dalam mengevaluasi diri kita setelah tertimpa masalah/musibah. Kita malah suka mengedepankan emosi serta mencari-cari kesalahan orang lain. Ingatlah bahwa manusia itu tidak pernah luput dari dosa..kecuali Malaikat. Nabi Allah pun tak luput dari ujian masalah.

Setiap kali dalam hidup ini, kita akan memasuki ”zona baru”, otomatis harus disiapkan segala bekal yang kita butuhkan, baik bekal jasmani maupun bekal rohiyah kita, dan yang juga penting bagi kita, minimal sudah memiliki informasi seputar ”zona” tersebut, hingga kita siap hadapi berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Hidup itu harus memilih, banyak orang mengatakan begitu, itulah yang harus kita siapkan, siap bekal untuk memilih dan siap bekal untuk menjalaninya. Perjalanan hidup sudah akan dimulai, 11 bulan sudah menanti dihadapan kita, godaan pun siap menghadang kita, semoga kita dapat menjadi orang  yang lebih bertakwa. Aamiin. 

Ramadhan akan meninggalkan kita, sedih rasanya yaa?? Masihkah ada lagi  kasih Ramadhan mendekap diri kita semua??? Esok syawal sudah menanti, saudaraku Iedul Fitri ini hakikatnya bukanlah akhir dari perjuangan, justru titik awal berjuang. Iedul Fitri kita rayakan dengan saling mendoakan dan saling bermaafan itu baru awal..

Kemenangan itu bermakna SABAR, lalu kita rasakan bersama ayah, ibu, kakak, adik, kakek, nenek, paman, tante, om, bibi, keluarga yang lainnya, serta teman, karib kerabat. Harapan kita semua tentu saja kebahagiaan yang kita rasakan saat di rangkul ramadhan akan selalu bertambah setiap hari serta dari bulan ke bulan berikutnya  yang insyaallah hingga ke ramadhan lagi, walau kita sendiri tidak tahu apakah tahun depan kita masih bisa melalui saat-saat mulia ini bersama ataukah salah satu diantara mereka akan terlebih dahulu meninggalkan kita atau justru mungkin kita yang akan meninggalkan mereka???

Selagi Allah masih memberikan kita kesempatan waktu, mari kita jaga Qolbu atau biasa disebut hati ( bukan liver ). Qolbu manusia itu amatlah rentan berubah, karena di suatu saat ia bisa begitu putih, bersih, sehingga hal-hal yang kita lakukan terlihat begitu baik, soleh, dermawan, de el el, akan tetapi di lain waktu ia bisa begitu kotor, berdebu, hingga perilaku kita terkadang begitu tidak terpuji, begitu tak beradab, jahilliah. Nah karena kita sudah tahu hal itu, apa yang harus kita lakukan agar qolbu atau hati kita ini insyaallah bisa senantiasa dalam kondisi prima? Dan dalam keadaan lemah iman pun setidaknya gak  jatuh ke taraf kafir. Cara yang dianjurkan itu .. senantiasa baca Al-Quran,  selalu berzikir dan istighfar mengingat Allah .

Istighfar itu merupakan kemampuan melakukan instropeksi diri yang disebut dengan 'Muhasabah'. Dengan mengetahui penyebab akar masalah sekaligus kita menemukan solusi dari masalah itu sendiri.  Itulah makna fadhillah (keutamaan) istighfar.

Semoga bermanfaat buat pembaca, khususnya diriku ini.


0 komentar:

Post a Comment