Ada kalanya yang
kuat tersimpan dalam kenangan justru luka-luka kehidupan yang tak termaafkan.
Padahal, semua
peristiwa tragis, yang pahit, perselisihan, pertentangan, atau peristiwa yang
menimbulkan luka itu tetaplah merupakan bagian dari sejarah hidup kita dan orang-orang
terkasih kita yang tak terelakkan.
Setiap zaman
memiliki kekuatan dan kelemahannya sendiri-sendiri, begitu juga mereka yang
pelaku-pelaku sejarah di dalamnya.
Sesungguhnya,seburuk
apa pun peristiwa itu,sepahit apa pun luka yang ditimbulkannya, sekuat apa pun
dendam yang muncul karenanya, tetaplah ada hikmah dan pelajaran berharga di
sana.
Mereka sedang
menanti di belakang peristiwa-peristiwa itu,untuk kemudian menyapa kita dengan
kearifan dan kesempurnaan akan nilai cinta kasih.
Dan, ada kalanya
kita mendambakan penyatuan kembali,rekonsiliasi,sebagai sebuah keluarga besar
melalui pemaknaan kembali atas peristiwa-peristiwa yang telah dilalui oleh
orang-orang terkasih kita dan kita sendiri.
Betapa setiap orang
ketika memiliki keyakinan, maka keyakinan tersebut akan dilindungi mati-matian
walaupun keyakinan tersebut sama sekali tidak menguntungkan dirinya.
Itulah salah satu
ciri dari pikiran bawah sadarku,
Kita bebas untuk
memilih apapun yang kita inginkan, termasuk memilih keyakinan. Namun setiap
pilihan mengandung resiko, dan ketika pilihan sudah jatuh, maka kita tidak bisa
memilih konsekuensi (akibat).
Memulai hidup
tidak harus dari awal. Tengok saja di setiap perhelatan dua anak manusia,
”Mohon Doa Restu, Selamat Menempuh Hidup Baru”.
Seperti saat kamu
adalah seorang bocah laki – laki yang di kala kesepian dan tidak memiliki siapa
siapa lagi…..laki – laki yang berasal dari kehampaan,tumbuh di kekosongan hati
dan mati bukan sebagai siapapun,mimpi pun
abu – abu,dan harapan menjadi hitam.
Ada kalanya seharian
ini, hanya berputar-putar tak menentu. Kalut, bingung, entah apa yang terjadi.
Emang, soal fisik sudah renta walau masih muda rasanya. Dan telah terpupus oleh
zaman yang makin sesak.
Tapi ya
sudahlah..semua yang kujalani harus kujalani..godaan dan cobaan harus kuhadapi
walau kadang ada kalanya aku merasa sendiri…
Manusia itu pada dasarnya selalu bersifat konstan,yakni mengerti mana pujian nyata atau palsu...
0 komentar:
Post a Comment