Dalam jamuan
makan malam Presiden RI ketiga BJ Habibie dengan para peneliti Akademi Ilmu
Pengetahuan Indonesia (AIPI). Sedianya Presiden RI Jokowi akan menghadiri acara
ini , namun karena satu dan lain hal dia tidak bisa hadir.
"Saya mau minta maaf karena Presiden tidak bisa datang. Setengah jam yang
lalu beliau masih memastikan untuk hadir. Tetapi mendadak ada satu agenda yang
tak dapat ditinggalkan. Saya tidak tahu kenapa tapi ini urusan beliau. Ini
adalah takdir seorang Presiden," tutur Habibie di kediamannya, Jl Patra
Kuningan XIII, Jakarta Selatan, Minggu (24/5/2015).
Kemudian
Habibie bercerita bahwa dirinya pun pernah menjadi Presiden selama 570 hari.
Tetapi pada saat itu dirinya mampu mengatur jadwalnya.
"Presiden selalu menghadapi
ketidakpastian, tetapi sebagai seorang peneliti kalian tahu bagaimana
menghadapi ketidakpastian. Seorang peneliti mampu membuat ketidakpastian
menjadi terprediksi," ujar Habibie berbahasa Inggris.
Perjamuan tersebut dihadiri para peneliti dari Indonesia dan negara-negara
sahabat. Presiden Jokowi dalam kesempatan ini diwakili oleh Mendikbud Anies
Baswedan dan hadir pula Menpan-RB Yuddy Chrisnandi.
"Presiden Jokowi telah mengutus Mendikbud Anies Baswedan, tetapi beliau
masih ada acara di tempat lain sehingga nanti akan menyusul," kata
Habibie.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pengukuhan para pendiri AIPI dengan pembukaan
tirai yang menutupi lukisan ketiga tokoh ,yakni Prof BJ Habibie, Prof Samaun
Samadikun (alm), dan Prof Fuad Hassan (alm) . Ketika tirai dibuka, diiringi alunan musik instrumentasi keroncong klasik lagu
'Sepasang Mata Bola' karya Ismail Marzuki. Setelah itu Habibie pun bernyanyi
dan mengajak satu per satu hadirin mengikutinya.
Sumber:
Detik.com.
0 komentar:
Post a Comment