Sistem Penunjang Keputusan, sudah dikenal pada
sekitar tahun 1960-1970, Sistem Penunjang Keputusan ( SPK ) dirancang
untuk mengembangkan efektivitas dan produktivitas dari para manajer dan kaum
profesional.
Definis Sistem Penunjang Keputusan
“Suatu model yang
disetting oleh beberapa prosedur untuk pengolahan data dan penilaian untuk
memberikan bantuan kepada seorang menejer dalam membuat keputusan” (Little, 1970)
“Sistem Penunjang Keputusan yaitu system yang melibatkan
“panduan efektif dari inteligensi manusia, teknologi informasi, dan software
yang berinteraksi secara dekat untuk memecahkan masalah yang kompleks”.
(Gerrity, 1971)
SPK
adalah suatu sistem interaktif yang sering digunakan oleh para individu yang
mem punyai
pengalaman minim dengan komputer dan metode analisis.Sistem ini
juga mencakup
berbagai jenis sistem, perangkat dan teknologi dalam pengembangan suatu organisasi. SPK dipakai untuk membantu decision maker dalam
pengambilan keputusan sehingga keputusan yang dihasilkan menjadi tepat sasaran dan betul -
betul berguna bagi organisasi.
Alasan mengapa memerlukan SPK ( Sistem Penunjang
Keputusan ) :
Membutuhkan informasi yang akurat dan baru secara cepat.
SPK
sering dianggap sebagai keberhasilan dari suatu organisasi.
Manajemen mengamanatkan perlunya SPK dalam organisasi.
Informasi yang dibutuhkan tergantung pada waktu (sesuai situasi dan kondisi).
Perlunya penghematan biaya operasional.
Tujuan
SPK:
Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur
Mendukung penilaian atau keputusan manajer bukan menggantikannya.
Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya.
Bayangkan
sebuah organisasi dimana para manajernya tidak dapat menggunakan
komputer untuk membantu aktivitas yang memerlukan keputusan. Bandingkan
gambaran
diatas sebuah organisasi dimana para manajernya secara rutin menggunakan
komputer
untuk mendapatkan dan memproses pengetahuan yang mendasari suatu keputusan yang
dibuat. SPK menyimpan dan memproses berbagai jenis pengetahuan sangat
cepat dari pada pikiran manusia.
Sebagai
tambahan dalam keuntungan efisiensi, SPK sangat efektif dalam penanganan berbagai macam pengetahuan karena tidak mempunyai kondisi manusia
seperti kelelahan, kealpaan, kesalahan kalkulasi, dan stress. Kegagalan dalam
mengaktualisasikan berbagai penunjang keputusan dapat membuat para manajer dan organisasinya
dalam posisi tidak menguntungkan.
Tiga fase
penyelesaian masalah .
1.
Kecerdasan.
Kecerdasan
adalah kesadaran mengenai suatu masalah atau peluang. Dalam hal ini, pembuat
keputusan berupaya mencari lingkungan bisnis internal dan eksternal, memeriksa
keputusan-keputusan yang perlu dibuat, dan masalah-masalah yang perlu diatasi,
atau peluang-peluang yang perlu dipertimbangkan. Kecerdasan berarti kesadaran
aktif akan perubahan-perubahan di lingkungan yang menuntut dilakukannya
tindakan-tindakan tertentu.
2.
Perancangan.
Dalam
fase perancangan, pembuat keputusan merumuskan suatu masalah dan menganalisis
sejumlah solusi alternatif.
3.
Pemilihan.
Dalam
fase pemilihan ini, pembuat keputusan memilih solusi masalah atau peluang yang
ditandai dalam fase kecerdasan. Pemilihan ini diikuti dari analisis sebelumnya
dalam fase perancangan dan memperkuatnya lewat informasi-informasi yang
diperoleh dalam fase pemilihan.
Kegiatan
Kecerdasan.
n
Kegiatan
inteligen ini merupakan kegiatan mengamati lingkungan untuk mengetahui
kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki. Kegiatan ini merupakan tahapan dalam
perkembangan cara berfikir. Untuk melakukan kegiatan inteligen ini diperlukan
sebuah sistem informasi, dimana informasi yang diperlukan ini didapatkan dari
kondisi internal maupun eksternal sehingga seorang manajer dapat mengambil
sebuah keputusan dengan tepat.
n
Kondisi
internal sistem informasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan-kegiatan yang
dilakukan organisasi dalam dunia bisnis
n
Kondisi
eksternal sistem informasi ini digunakan untuk mengamati kondisi lingkungan
luar yang dapat mempengaruhi kondisi internal organisasi, sehingga manajer
dapat mengidentifikasi dan membuat sebuah keputusan yang memiliki potensial
tinggi.
Kegiatan Perancangan.
Kegiatan
merancang merupakan sebuah kegiatan untuk menemukan,mengembangkan dan
menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Tahap perancangan ini meliputi pengembangan dan
mengevaluasi serangkaian kegiatan alternatif. Pertimbangan-pertimbangan utama telah diperkenalkan oleh
Simon untuk melakukan tahapan ini, apakah situasi keputusan ini terprogram atau
tidak.
Kegiatan
Pemilihan.
n Kegiatan
memilih dan menelaah ini digunakan untuk memilih satu rangkaian tindakan
tertentu dari beberapa yang tersedia dan melakukan penilaian terhadap tindakan
yang telah dipilih.
Gaya
Pengambilan Keputusan.
Parameter
gaya pembuatan keputusan didasarkan pada cara dimana informasi dikumpulkan,
diproses, dan digunakan; serta bagaimana informasi dikomunikasikan dan
diterapkan.
Rangkaian
Kondisi.
n Kepastian
adalah kita
mengetahui segala sesuatu sebelumnya dalam membuat keputusan. Model ilmu
pengetahuan manajemen umum yang mengasumsikan kondisi-kondisi kepastian adalah
program linier, dimana sumber daya, tingkat komsumsi, tekanan dan laba semuanya
diasumsikan sudah diketahui dan tepat
n Ketidakpastian
merupakan
sebaliknya yaitu kita tidak mengetahui tentang probabilitas atau konsekuensi
keputusan-keputuisan kita.
n Resiko
adalah perbedaan dari kepastian dengan ketidakpastian terdapat serangkaian
kondisi. Keputusan-keputusan yang dibuat mengandung resiko mengasumsikan bahwa
kita setidaknya tahu tentang alternatif- alternatif yang dimiliki.
Pilihan
Model Analisa.
n
What
if, Disini pengguna dapat mengubah variabel atau berusaha menghubungkan
diantara beberapa varibel dan mengamati hasil dari pergantian tersebut.
n
Sensitifitas,
merupakan kejadian khusus dari what if, sebenarnya hanya satu nilai
variabel yang dapat dirubah dan mengamati hasil dari pergantian tersebut.
n
Goal
Seeking ini merupakan
kebalikan dari what if dan sensitifitas. Dimana kejadian ini hanya
berusaha mengamati bagaimana terjadi perubahan dan mencari apa yang
mempengaruhi perubahan tersebut terhadap varibel lain sehingga target yang
ditentukan dapat tercapai.
Optimation ini lebih kompleks dan luas
daripada goal seeking. Ditahap ini nilai target berusaha dirubah hingga
mencapai nilai yang optimum.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa suatu sistem penunjang
keputusan ini mempunyai kelebihan dari sistem yang sebelumnya, sehingga dapat
menghasilkan sesuatu yang lebih baik, begitu pula dengan Sistem Pengendalian
Produksi, dimana sistem ini bertujuan untuk meningkatkan produktifitas dan
menghasilkan produk dengan harga kompetitif.
Sistem Pengendalian Biaya Produksi ini memberikan referensi
bagi pembuat keputusan dalam mengendalikan biaya produksi, sehingga biaya
produksi masih dalam batas-batas yang sudah ditentukan sebelumnya, dan hasil
dari sistem ini juga dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi untuk menentukan
pola operasi dari segi biaya.
Perlu
mempertimbangkan;
"Setiap keputusan adalah proses pengambilan risiko."-
Peter
Drucker
"Membuat keputusan adalah pekerjaan yang paling penting dari eksekutif. Hal
ini yang paling sulit dan sangat beresiko."-
Hammond,
Keeney dan Raifa di HBR, The
Hidden Traps in Decision Making.
Terlalu
banyak dibutuhkan suatu keputusan yang dibuat, membuat kita merasa tertekan alias stres dan
lelah untuk berpikir ?
Jika demikian, ini yang dikenal sebagai gejala “decision fatigue” ( keputusan
kelelahan ) – memburuknya kualitas keputusan yang dibuat oleh seorang individu,
setelah lamanya sesi pengambilan keputusan.seorang penulis dari New York
Times,John Tierney menulis dalam sebuah artikel ; gejala “decision fatigue” menjelaskan, mengapa orang-orang mudah marah
pada rekan-rekan dan keluarganya, lalu berbelanja dengan royal, membeli makanan
instant atau junk food di supermarket dan tidak bisa menolak rayuan para dealer
untuk membeli mobil baru . Tidak rasional emang…!!.tapi itulah
yang terjadi dan inilah pentingnya membuat Sistem Penunjang Keputusan.
written by zoel.15
0 komentar:
Post a Comment