Thursday, 30 April 2015

Sistem Penunjang Keputusan

Sistem Penunjang Keputusan, sudah dikenal pada sekitar tahun 1960-1970, Sistem Penunjang Keputusan ( SPK ) dirancang untuk  mengembangkan efektivitas dan produktivitas dari para manajer dan kaum profesional.
      Definis Sistem Penunjang Keputusan
 “Suatu model yang disetting oleh beberapa prosedur untuk pengolahan data dan penilaian untuk memberikan bantuan kepada seorang menejer dalam membuat keputusan (Little, 1970)
Sistem Penunjang Keputusan yaitu system yang melibatkan “panduan efektif dari inteligensi manusia, teknologi informasi, dan software yang berinteraksi secara dekat untuk memecahkan masalah yang kompleks”. (Gerrity, 1971)
SPK adalah suatu sistem interaktif yang sering digunakan oleh para individu yang mem punyai pengalaman minim dengan komputer dan metode analisis.Sistem ini juga mencakup berbagai jenis sistem, perangkat dan teknologi dalam pengembangan suatu organisasi. SPK dipakai untuk membantu decision maker dalam pengambilan keputusan sehingga keputusan yang dihasilkan menjadi tepat sasaran dan betul - betul berguna bagi organisasi.

Alasan  mengapa memerlukan SPK ( Sistem Penunjang Keputusan ) :

              Membutuhkan informasi yang akurat dan baru secara cepat.
              SPK sering dianggap sebagai keberhasilan dari suatu organisasi.
              Manajemen mengamanatkan perlunya SPK dalam organisasi.   
              Informasi yang dibutuhkan tergantung pada waktu (sesuai situasi dan kondisi).
              Perlunya penghematan biaya operasional.

      Tujuan SPK:

     Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur
     Mendukung penilaian atau keputusan manajer bukan menggantikannya.
     Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya.

Bayangkan sebuah organisasi dimana para manajernya tidak dapat menggunakan
komputer untuk membantu aktivitas yang memerlukan keputusan.  Bandingkan gambaran
diatas sebuah organisasi dimana para manajernya secara rutin menggunakan komputer 
untuk mendapatkan dan memproses pengetahuan yang mendasari suatu keputusan yang
dibuat.  SPK menyimpan dan memproses berbagai jenis pengetahuan sangat cepat dari pada pikiran manusia.

Sebagai tambahan dalam keuntungan efisiensi, SPK sangat efektif dalam penanganan berbagai macam pengetahuan karena tidak mempunyai kondisi manusia seperti kelelahan, kealpaan, kesalahan kalkulasi, dan stress.  Kegagalan dalam mengaktualisasikan berbagai penunjang keputusan dapat membuat para manajer dan organisasinya dalam posisi tidak menguntungkan.

Tiga fase penyelesaian masalah .

1. Kecerdasan.

Kecerdasan adalah kesadaran mengenai suatu masalah atau peluang. Dalam hal ini, pembuat keputusan berupaya mencari lingkungan bisnis internal dan eksternal, memeriksa keputusan-keputusan yang perlu dibuat, dan masalah-masalah yang perlu diatasi, atau peluang-peluang yang perlu dipertimbangkan. Kecerdasan berarti kesadaran aktif akan perubahan-perubahan di lingkungan yang menuntut dilakukannya tindakan-tindakan tertentu.

2. Perancangan.

Dalam fase perancangan, pembuat keputusan merumuskan suatu masalah dan menganalisis sejumlah solusi alternatif.

3. Pemilihan.

Dalam fase pemilihan ini, pembuat keputusan memilih solusi masalah atau peluang yang ditandai dalam fase kecerdasan. Pemilihan ini diikuti dari analisis sebelumnya dalam fase perancangan dan memperkuatnya lewat informasi-informasi yang diperoleh dalam fase pemilihan.

Kegiatan Kecerdasan.

n  Kegiatan inteligen ini merupakan kegiatan mengamati lingkungan untuk mengetahui kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki. Kegiatan ini merupakan tahapan dalam perkembangan cara berfikir. Untuk melakukan kegiatan inteligen ini diperlukan sebuah sistem informasi, dimana informasi yang diperlukan ini didapatkan dari kondisi internal maupun eksternal sehingga seorang manajer dapat mengambil sebuah keputusan dengan tepat.
n  Kondisi internal sistem informasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan organisasi dalam dunia bisnis
n  Kondisi eksternal sistem informasi ini digunakan untuk mengamati kondisi lingkungan luar yang dapat mempengaruhi kondisi internal organisasi, sehingga manajer dapat mengidentifikasi dan membuat sebuah keputusan yang memiliki potensial tinggi.

Kegiatan Perancangan.

Kegiatan merancang merupakan sebuah kegiatan untuk menemukan,mengembangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Tahap perancangan ini meliputi pengembangan dan mengevaluasi serangkaian kegiatan alternatif. Pertimbangan-pertimbangan utama telah diperkenalkan oleh Simon untuk melakukan tahapan ini, apakah situasi keputusan ini terprogram atau tidak.

Kegiatan Pemilihan.

n  Kegiatan memilih dan menelaah ini digunakan untuk memilih satu rangkaian  tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia dan melakukan penilaian terhadap  tindakan yang telah dipilih.

Gaya Pengambilan Keputusan.

Parameter gaya pembuatan keputusan didasarkan pada cara dimana informasi dikumpulkan, diproses, dan digunakan; serta bagaimana informasi dikomunikasikan dan diterapkan.


Rangkaian Kondisi.

n      Kepastian adalah kita mengetahui segala sesuatu sebelumnya dalam membuat keputusan. Model ilmu pengetahuan manajemen umum yang mengasumsikan kondisi-kondisi kepastian adalah program linier, dimana sumber daya, tingkat komsumsi, tekanan dan laba semuanya diasumsikan sudah diketahui dan tepat
n    Ketidakpastian merupakan sebaliknya yaitu kita tidak mengetahui tentang probabilitas atau konsekuensi keputusan-keputuisan kita.
n   Resiko adalah perbedaan dari kepastian dengan ketidakpastian terdapat serangkaian kondisi. Keputusan-keputusan yang dibuat mengandung resiko mengasumsikan bahwa kita setidaknya tahu tentang alternatif- alternatif yang dimiliki.

Pilihan Model Analisa.

n  What if, Disini pengguna dapat mengubah variabel atau berusaha menghubungkan diantara beberapa varibel dan mengamati hasil dari pergantian tersebut.
n  Sensitifitas, merupakan kejadian khusus dari what if, sebenarnya hanya satu nilai variabel yang dapat dirubah dan mengamati hasil dari pergantian tersebut.
n  Goal Seeking ini merupakan kebalikan dari what if dan sensitifitas. Dimana kejadian ini hanya berusaha mengamati bagaimana terjadi perubahan dan mencari apa yang mempengaruhi perubahan tersebut terhadap varibel lain sehingga target yang ditentukan dapat tercapai.

Optimation ini lebih kompleks dan luas daripada goal seeking. Ditahap ini nilai target berusaha dirubah hingga mencapai nilai yang optimum.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa suatu sistem penunjang keputusan ini mempunyai kelebihan dari sistem yang sebelumnya, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang lebih baik, begitu pula dengan Sistem Pengendalian Produksi, dimana sistem ini bertujuan untuk meningkatkan produktifitas dan menghasilkan produk dengan harga kompetitif.
Sistem Pengendalian Biaya Produksi ini memberikan referensi bagi pembuat keputusan dalam mengendalikan biaya produksi, sehingga biaya produksi masih dalam batas-batas yang sudah ditentukan sebelumnya, dan hasil dari sistem ini juga dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi untuk menentukan pola operasi dari segi biaya.
Perlu mempertimbangkan;


"Setiap keputusan adalah proses pengambilan risiko."-
Peter Drucker


"Membuat keputusan adalah pekerjaan yang paling penting dari eksekutif. Hal ini yang paling sulit dan sangat beresiko."-
Hammond, Keeney dan Raifa di HBR, The Hidden Traps in Decision Making.


Terlalu banyak dibutuhkan suatu keputusan yang dibuat, membuat kita merasa tertekan alias stres dan lelah untuk berpikir ?


Jika demikian, ini yang dikenal sebagai gejala “decision fatigue” ( keputusan kelelahan ) – memburuknya kualitas keputusan yang dibuat oleh seorang individu, setelah lamanya sesi pengambilan keputusan.seorang penulis dari New York Times,John Tierney  menulis dalam sebuah artikel ; gejala “decision fatigue”  menjelaskan, mengapa orang-orang mudah marah pada rekan-rekan dan keluarganya, lalu berbelanja dengan royal, membeli makanan instant atau junk food di supermarket dan tidak bisa menolak rayuan para dealer untuk membeli mobil baru . Tidak rasional emang…!!.tapi itulah yang terjadi dan inilah pentingnya membuat Sistem Penunjang Keputusan.

written by zoel.15

0 komentar:

Post a Comment