Wednesday 22 April 2015

PARADOKS

Paradoks, ketika kita harus menerima kenyataan kadang masih lebih baik dibanding menjadi galau karena diguncang oleh pilihan yang dihadirkan kenyataan.


Kenyataan tetaplah sesuatu yang harus kita hargai, lebih dari menghargai keputusan presiden. Karena, kenyataan adalah keputusan dari yang Maha Kuasa.

Penerimaan terhadap kenyataan kadang mengharuskan kita mengabaikan perasaan-perasaan yang ada didalam hati kita sendiri.

Perasaan yang seperti sedang konflik dilema,dan tarik menarik antara pengaruh malaikat dan iblis disaat kita menghadapi kenyataan.
Meskipun menghadapi kenyatan kadang seperti sebuah pilihan, menghindarinya adalah pilihan yang dirasa kurang bijak.

Menghadapi kenyataan adalah sebuah keputusan yang harus diambil – walau kadang pedih – ketika kita ingin belajar menjadi orang yang diluar kebiasaan.

Dominannya kenyataan menjadi begitu identik dengan momentum atau peristiwa yang kurang menyenangkan di kehidupan dunia.

Kita meminta kepada-Nya,tapi kadang kita sendiri seperti tidak pernah memahami apa yang kita pinta.

Kembali berpegang teguh kepada petunjuk-Nya adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkan petunjuk-Nya.

Dengan ‘kawah candradimuka’ kepedihan yang sementara itulah, di waktu yang tepat nanti kita (semoga) akan merasakan manisnya kebahagaiaan dari sebuah kemenangan, kemenangan atas penaklukan diri sendiri. 
Semoga…!

0 komentar:

Post a Comment