Saturday 31 December 2011

Tahun Baru Masehi menurut pandangan Islam..


Pergantian tahun  akan datang. Berbagai perayaan untuk menyambutnya terjadi di mana-mana,
Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk meninggalkan dan menjauhi perayaan, terutama yang berulang pada tiap tahunnya (Masehi).

Lantas beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT telah menggantikan bagi kalian untuk keduanya dua hari yang lebih baik dari keduanya: Idul adha dan Idulfitri.” (HR Abu Dawud).

Sementara itu, Abdullah bin Amr bin Al-Ash meriwatkan, dia berkata, “Barang siapa yang berdiam di negeri orang asing, lalu membuat tahun baru dan festival seperti mereka serta menyerupai mereka hingga dia mati dalam kondisi demikian, maka kelak dia akan dikumpulkan pada hari kiamat bersama mereka.” (Lihat Aun Almabud Syarh Sunan Abi Daud, Syarah hadis 3512).

Allah juga mengisyaratkan hal yang sama. Allah SWT menjelaskan ciri-ciri hamba Allah yang beriman melalui Alquran surah Al-Furqan ayat 72
وَالَّذِينَ لا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًاartinya :“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lewati (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.”

Dalam merayakan tahun baru, tentunya ada biaya yang dikeluarkan dan jumlahnya tidak sedikit. Kita ambil contoh biaya pesta kembang api. Padahal acara tersebut kalau kita amati tidak memiliki manfaat yang begitu berarti, baik untuk kemanfaatan duniawi maupun kemanfaatan ukhrawi. semua itu menuruti kesenangan dan hawa nafsu belaka.

Acara itu dalam syariat Islam dinilai sebagai acara yang sia-sia, tidak berguna, menghamburkan banyak harta dalam acara seperti itu Allah SWT melarang perbuatan tersebut dan mengecam pelakunya yang disebut mubadzir.
Ditegaskan dalam firma-Nya dalam surah Al Israa ayat 27,
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
yang artinya “Sesungguhnya para mubadzir (pemboros) itu adalah saudara setan. Dan setan itu adalah makhluk yang ingkar terhadap Rabb-nya.”
Dari ayat tersebut, Allah SWT jelas membenci orang-orang yang menghambur-hamburkan harta. Dan sebaliknya, Allah sangat mencintai orang-orang yang mendermakan hartanya untuk kebaikan dan kemanfaatan.
Kebanyakan orang akan menunda jam tidurnya demi menunggu hingga pukul 12 malam. Mereka isi waktu tersebut dengan bersenang-senang, ngobrol, konvoi keliling kota, dan banyak hal yang tidak bermanfaat yang dilakukan.

Nabi SAW membenci ngobrol-ngobrol atau kegiatan yang tidak berguna lainnya yang dilakukan setelah selesai salat Isya. Jika tidak ada kepentingan, Rasulullah menganjurkan untuk langsung tidur agar dapat bangun di malam hari untuk beribadah.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud. Ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan kepada kami tercelanya mengobrol sesudah salat Isya. (HR Ahmad, Ibnu Majah).

Islam sebagai agama yang penuh rahmah, melarang umatnya untuk bergadang tanpa manfaat, telah melanggar sabda Rasulullah SAW di atas, dengan begadang mereka terkadang melalaikan salat malam, berzikir pada Allah SWT.

Di pagi hari pun kesiangan dan telat melaksanakan salat shubuh, sungguh, banyak sekali kerugian akibat mengikuti perayaan tahun baru.

Semoga dapat dijadikan sebagai bahan renungan bagi kita semua untuk berpikir seribu kali sebelum mengikuti dan menghadiri acara perayaan tahun baru. Karena selain terdapat larangan untuk mengikutinya, juga terdapat kerugian yang besar akibat dari mengikutinya.

Saran: Alangkah baiknya mengalihkan acara malam tahun baru dengan perbuatan yang diridhoi Allah SWT, hal itu tentunya jauh lebih baik. Kita tidak perlu merayakan tahun baru tanpa ada manfaat yang menyertainya.

dy311210:21;37.ref.sudi/banjarmasin.post.


0 komentar:

Post a Comment