Sunday 17 April 2011

Mengapa Dia


Dalam rangkaian panjang sajakku
ku temukan kembali senyum itu
senyum mengendap dalam dada.

Bertikai dengan prinsip dan idiologi kehidupan.
Kau berucap, "Ini semua adalah skenario Tuhan.."
aku pun sadar,
ternyata Tuhan punya naskah sangat indah.

Tokoh dalam cerita begitu sempurna
sesempurna konflik yang harus mereka lakoni.
Tapi aku bukanlah penikmat cerita
ada kalanya aku berontak..
walau pemberontakkan itu tiada berarti
dan aku teriakan kala malam datang,
Aku benci ending berkalut perih.

Keluar aku sejenak..
kerinduan kian menyeruak..
terngiang alunan melodi gitar
memutar kembali semua kenangan menghantam dan menghujam
kedalam langkah yang tak pernah kita tapak bersama.

Terdiam....
sebatang rokok menenangkan perasaan galuh
akupun larut dalam kebisuan yang panjang..
kenapa Ia kata kawan-kawanku
mengapa dia, kuharus bersedih hanya demi selembar kenangan masa silam
mengapa aku harus menutupi hati pada tiap kata terlontar
tidakkah aku gila..?

Apa, gila...?
aku gila katamu.!!!
Iya aku memang sudah gila bahkan mungkin lebih gila
aku gila karena aku belum siap kehilangan dia
aku gila karena aku tidak ingin sendiri
dan aku lebih gila karena tak bisa menerima takdir Tuhan.

Catat olehmu kawan,
aku mengenal rasa yang samar
perlahan tersadari bahwa rasa itu adalah rasa yang selama ini terkubur
dalam...
berharap rasa itu mati hilang tak kembali
karena terlalu pahit dan amat menyakitkan.
Akan tetapi aku salah, ya aku memang salah.
dia tidak hilang melainkan hanya terkubur, ia terkubur dalam hati yang paling
dalam...
Dan sekarang dia bangkit kembali...
layaknya jazad yang bangkit dari kubur dia tampak seram dan menakutkan,
laksana hantu kadang ia menjelma begitu indah....

Semua terjawab sudah..!
Mengapa aku diam, bisu, sendu, tak jarang menangis sendiri
karna rasa itu hanya hantu berupa
aku tak bisa memilikinya
aku tak bisa menyentuhnya
tak wajarkah ini membuat aku menjadi gila haaaa...!!!
Jawab kawan.! Sekarang aku yang bertanya
mampukah kau menjawabnya
setelah sekian hari berganti bulan berlalu
waktu berputar menggilas tanpa dosa
tiada aku temui semua tanya melengguh jiwa.

Tuhan...
bukankah cinta adalah keabadian
apakah keabadian derita nestapa
juga bagian dari cinta
tidak Tuhan...


0 komentar:

Post a Comment