Kebahagiaan itu menjadi tujuan hidup manusia..
Orang mencari bahagia itu berbagai macam cara. Ada yang menganggap bahwa harta, kekayaan , uang, dan jabatan adalah sumber bahagia.
Dengan memiliki semuanya itu orang merasa bahagia karena bisa menikmati hidup yang enak.
Oleh karena itu berbagai macam cara dilakukan orang untuk meraih sesuatu yang dianggapnya sebagai sumber bahagia tersebut.
Untuk dapat meraih sumber bahagia dimaksud digunakan cara-cara tertentu, baik yang terpuji yang tidak terpuji..
Baginya bagaimanapun caranya yang penting harus bisa meraih sesuatu tersebut yang menjadi sumber bahagia bagi dirinya dan keluarga.
Sementara itu ada juga orang yang memandang bahwa bahagia itu bukan terletak pada harta, benda, , uang maupun jabatan, melainkan pada sikap seseorang dalam memandang sesuatu itu sebagai anugerah yang perlu disyukuri sehingga membuat dirinya bahagia.
Orang yang demikian itu menyadari bahwa bahagia itu terletak dalam hati nuraninya., hati yang bisa mensyukuri segalanya yang dia terima entah yang baik maupun buruk sekalipun.
Maka, meskipun setiap orang menghendaki agar hidupnya bahagia, namun dalam kenyataannya terdapat begitu banyak permasalahan hidup yang dapat menimbulkan ketegangan, kecemasan, ketakutan, frustrasi, stress, dan lain-lain, sehingga akhirnya orang menjadi kurang nyaman, kurang damai, kurang tenteram dan kurang bahagia. Semuanya itu ternyata sumbernya adalah terletak pada hati kita yang mampu menyikapi semua persoalan hidup itu sebagai suatu peluang maupun tantangan untuk maju dan berkembang., bukan sebagai penghambat .
Kunci bahagia hidup tidak terletak pada tidak adanya persoalan dan kesulitan yang dialami dalam hidup ini, melainkan pada sikap kita dalam menghadapi persoalan hidup ini.
Untuk menentukan ketenteraman hidup manusia adalah sikap orang itu dalam menghadapi kesulitan, bukannya permasalahannya itu sendiri.
Ada orang yang tetap tenang, meskipun banyak menghadapi masalah kehidupan,sebaliknya ada orang yang setiap hari tegang meskipun hanya menghadapi persoalan kecil .
Sikap orang menghadapi kesulitan hidup ditentukan oleh dua faktor, yaitu
faktor eksternal , antara lain besar-kecilnya masalah, lama-tidaknya masalah dapat diselesaikan, kerugian yang diakibatkan oleh masalah tersebut, dan sebagainya dukungan yang diperoleh dari keluarga maupun teman-teman , , terlebih semakin tidak ada orang yang membantu dalam menghadapi kesulitan hidup tersebut, akan semakin berat orang yang bersangkutan.
faktor internal. ,itu ada empat faktor :Pengalaman masa lalu,Kecerdasan emosional,Kecerdasan intelektual.Tingkat keimanan.
Keempat faktor di atas akan menentukan “sikap hidup” seseorang dalam menghadapi kesulitan dalam hidup sehari hari.
Sikap hidup inilah yang akhirnya menentukan tingkat kedamaian, ketenteraman, dan kebahagiaan hidup manusia.
Meski ada banyak tantangan dan kesulitan dalam hidup ini, kita tidak perlu menjadi sangat tegang dan cemas, semakin kita akan gelisah dan akhirnya justru membuat masalah tambah ruwet dan rumit.
Pengalaman Masa Lalu,Orang yang banyak mengalami kegagalan dan kekecewaan di masa lalu pada umumnya akan menjadi orang yang tidak percaya diri dan mudah patah semangat dalam menghadapi kesulitan. konsep diri menjadi serba negatif, menganggap diri gagal, bodoh, sial, dan sebagainya. hal inilah yang semakin membuat orang tidak berkembang.
sebaliknya, kita harus mengubah konsep diri kita menjadi lebih positif. Kita tidak mungkin berkembang subur jika konsep diri kita serba negatif.
Kecerdasaan Emosional, Orang yang cerdas secara emosional memiliki 5 (lima) ciri yaitu :
Pertama, mampu mengenali dan memahami emosi-emosi yang bergejolak di dalam dirinya,
Kedua, mampu mengenali dan memahami emosi-emosi yang bergejolak di dalam diri orang lain,
Ketiga, mampu memotivasi diri agar selalu menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Keempat, mampu mengendalikan emosi-emosi yang bergejolak di dalam dirinya., dan
Kelima, mampu memelihara hubungan-hubungan dengan orang lain.
Emosi memegang peranan penting yang amat domonan yang menentukan sikap orang terhadap lingkungannya.
Emosi yang kurang terkendali akan membuat orang cepat bereaksi tanpa pikir panjang. ini yang akhirnya membuat orang tidak tentram hidupnya.
Hidup kita akan menjadi lebih tenteram dan damai jika kita cerdas secara emosional, terutama dalam hal kemampuan mengendalikan diri. Untuk mengendalikan diri perlu latihan dalam berbagai hal, latihan mengendalikan rasa marah, rasa cemas, rasa malu dan sebagainya, keterampulan hidup (life skills)ini perlu dipelajari secara serius oleh mereka yang mau hidup bahagia.
Kecerdasan Intelektual
Kemampuan orang untuk berpikir rasional dan masuk akal. Semakin kita mampu berpikir rasional, semakin kita mampu mengendalikan emosi-emosi kita yang sedang bergejolak. Sebaliknya kurang mampu berpikir secara rasional, akhirnya emosi kita yang mengendalikan kita. Rasio dan emosi sangat erat hubungannya. bisa mengendalikan emosi akan meningkatkan rasional kita. Sebaliknya emosi yang tidak terkendali bisa menurunkan /membutakan rasio kita.
Tingkat Keyakinan mempengaruhi seseorang dalam bertindak, karena ia akan selalu mempertimbangkan aspek moral dan religinya
Sebaliknya orang yang rendah aspek keyakinannya , ia tidak akan mampu mempertimbangkan moral dan agama dalam bertindak. .
Kesimpulannya, kehidupan ini bisa kita lihat dari cara kita mengenali diri kita sendiri.mulai dari sikap dan emosi kemudian mampu berpikir secara rasional akhirnya kita bisa rasakan dihati kita dengan keyakinan kepada yang Maha Pencipta ,
Hanya kepadaNya kita meminta pertolongan untuk selalu diberi kekuatan sabar dalam menghadapi cobaan hidup dan berikhtiar agar bahagia itu dapat diraih..
Bahagia ada di hati kita kawan...!!!
sumber; unknow,2011
0 komentar:
Post a Comment