Melihat masa lalu berjalan,
kucari diriku di situ tapi kutemui cuma sepotong sendu,
yang makin lama makin perih di dada apa salah?
Tak ada dendam di kawah darahku meski mata lading goreskan luka silsilah daging,
aku pasrahkan batas duka segala yang terampas dari sisiku
Ingatan yang rapuh akan kembali terluka oleh puing kenangan ,
buat saja aku lelah
muntahkan padaku segala yang pahit
dengan begitu ku akan rasakan manisnya kehidupan.
Sejenak mataku tertambat pada sepotong doa
hinggap di atas dahan-dahan rambutan yang lunglai.
Aku akan berakar dalam pikiran mu bercerita tentang semua itu
Masih ada yang tersisa di ujung puluhan dahan temanku,
demi melihat tanah tumpah darah ayah dan bundaku
Bagaimana menjawab?
Tentang masalah hari kemarin
ada penat seolah terpuruk siap ditendang bagai sampah
Cuma satu, menyelesaikan soal kemarin
Hanya bingung ketika ditanya soal kebenaran
bersiap berontak juga
katanya harus untuk kebenaran
pembelaan diri pun jangan demi kemormatan.
Lalu untuk apa bersoal ???.
0 komentar:
Post a Comment