Sunday, 13 November 2016

Hidup Butuh Persaingan

Hidup di era globalisasi saat ini penuh dengan hiruk pikuknya kompetisi dengan kata lain persaingan. Persaingan antar individu, kelompok atau negara dengan negara lain makin berkobar seakan tak kenal lelah mencari tahu siapa yang berhak memimpin dan siapa yang ber hak dibelakangnya. 

Persaingan berakibat untuk harus bekerja keras dan sampai memforsir tenaga, pikiran, dan waktu untuk meraih kemenangan. Ada juga yang menyerah dalam persaingan ini lalu membiarkan dirinya terbawa arus kehidupan. 


Dan sebagian ada juga yang bersaing setengah setengah yang pada awalnya saja bersemangat. Lalu ada yang menganggap kemenangan tak ada artinya tapi ada sebagian lagi kemenangan adalah segala galanya.

Macam ragam kehidupan bernuansa persaingan memberi akibat yang alami harus menentukan siapa yang berhak jadi pemimpin dalam persaingan itu.

Persaingan bagai dua sisi mata uang logam, disatu sisi berdampak positif disisi yang lain mengakibatkan dampak yang buruk. Jika persaingan berdampak  positif maka bisa diartikan persaingan itu sehat dan dalam kebaikan. Sebaliknya persaingan yang negatif akan memberikan dampak buruk ketika persaingan ber nuansa kecurangan dan motif motif keburukan. 

Sayang sekali sekarang ini kita menghadapi suasana persaingan  yang kadang sehat dan sering kali dalam suasana kurang sehat .selain dikarenakan ketidak mampuan memahami esensi persaingan maka setiap individu ataupun kelompok lebih mengedepankan EGO nya untuk menjadi nomor satu.

Kalau kita mau memahami esensi nya persaingan itu, bahwa hakikatnya persaingan yang positif akan memberi dampak dalam kebaikan bersama. Karena persaingan adalah salah satu cara untuk mencapai target tertentu dalam gabungan kelompok kelompok yang di tata sedemikian rupa. Artinya yang kita lihat bukan sekedar objeknya tapi subjek dari pelaku pesaing. Sehingga persaingan bukan permusuhan tapi membuat suatu bentuk kerjasama untuk kesuksesan bersama. 

Karena dari tujuan persaingan itu pemenang mampu memberikan nilai positif kepada semua kelompok.

Untuk kita ketahui bersama nilai persaingan yang kita ciptakan itu bukan sekedar menjadi nomor satu tapi bagaimana cara kita berjuang mengerahkan kemampuan puncak yang optimal. 

Ketika pengerahan kemampuan telah memenangkan banyak hal maka bukan sekedar penambahan skill dan atau pengalaman tapi bersiap siaplah karena Allah Subhanahuwata’alah telah menyiapkan setumpuk apresiasi  bagi mereka yang bersaing dalam kebaikan. Apresiasi itu bukan bagi pemenang persaingan tapi bagi yang mengerahkan kemampuan puncak optimalnya.

Banyak orang berpikir bahwa persaingan itu hal yang kotor dan menjijikan serta melelahkan. Padahal jika persaingan itu benar benar sehat dengan mindset yang benar justru berdampak positif pada pengembangan personality pelakunya. Sebenarnya kegagalan itu milik mereka yang takut bersaing dalam hidup ini. Filosopinya “berani hidup harus berani bersaing”. Persaingan itu dapat meningkatkan kompetensi mereka yang tergabung didalam kelompok kelompok yang bergabung.

Dalam dunia usaha dapat kita jadikan contoh bahwa “berjuang dalam usaha /bisnis, persaingan akan memperoleh banyak keunggulan karena makin terlatih dan terasah dalam mengembangkan usaha agar maju dan akan ditempa lingkungan usaha tersebut. Karena motivasi eksternal akan mendorong kita terpacu untuk mengerahkan kemampuan puncak yang optimal.

Namun sayang sekali, banyak diantara kita yang salah kaprah dalam menghadapi medan persaingan ini. Hasrat ingin menjadi nomor satu biasanya menjadikan persaingan selalu mencari segala cara yang negatif dan tidak sehat agar bisa jadi pemenang. Selain itu ada hal yang kadang membuat orang memahaminya bahwa menjadi nomor satu sebagai tujuan. Berakibat banyak orang patah arang diawal nya dan akhirnya tidak mampu meraih target dan ketika gagal ia gundah.

Padahal pemenang itu bukan maksudnya menjadi nomor satu karena hal tersebut adalah bunga dari kemenangan. Kemenangan sesungguhnya adalah mampu untuk mengerahkan kemampuan puncak optimalnya dalam persaingan itu.

Saingan itu bukan lawan tapi partner atau tepatnya mitra tanding alias “sparring partner. Secara langsung mitra ini juga mendapat manfaat pengalaman dan kemampuan baru dari persaingan itu.

Partner bukan berarti pendukung secara langsung tapi sebenarnya bersaing dengan kita pun adalah pendukung kita secara tak  langsung.

Kesimpulannya:

Secara hakiki, bahwa persaingan bukanlah bagaimana menjadi nomor satu.tapi bagaimana kita bisa mengerahkan potensi puncak yang optimal menjadi lebih baik dari sebelumnya. Karena sukses tidak datang dari langit tapi harus ada usaha yang terorganisir baik.

Persaingan bukan lah permusuhan yang melekat tapi dalam arti “ Mitra Tanding” yang secara tak langsung akan memberi dampak positif bagi kita mengerahkan potensi positif yang kita punya baik itu individu maupun kelompok  untuk berusaha keras menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Artinya akan menimbulkan mutualisme yang membuat orang menjadi lebih baik dan bisa memahami manfaat dari persaingan. Dan akan membuat kita berani untuk bersaing serta berani keluar dari zona nyaman dan berani mengembangkan diri di dunia ini dalam “ pertarungan” yang saling memberi manfaat..

Selamat menempuh kehidupan ini untuk menjadi “pesaing globalisasi”. Kemandirian bangsa ada ditangan para pesaing yang handal.

by. hdj12

0 komentar:

Post a Comment