Hidup di era globalisasi
saat ini penuh dengan hiruk pikuknya kompetisi dengan kata lain persaingan. Persaingan
antar individu, kelompok atau negara dengan negara lain makin berkobar seakan
tak kenal lelah mencari tahu siapa yang berhak memimpin dan siapa yang ber hak dibelakangnya.
Persaingan berakibat untuk harus bekerja keras dan sampai memforsir tenaga, pikiran, dan waktu untuk meraih kemenangan. Ada juga yang menyerah dalam
persaingan ini lalu membiarkan dirinya terbawa arus kehidupan.
Dan sebagian ada
juga yang bersaing setengah setengah yang pada awalnya saja bersemangat. Lalu
ada yang menganggap kemenangan tak ada artinya tapi ada sebagian lagi
kemenangan adalah segala galanya.
Macam ragam kehidupan
bernuansa persaingan memberi akibat yang alami harus menentukan siapa yang berhak
jadi pemimpin dalam persaingan itu.
Persaingan bagai dua
sisi mata uang logam, disatu sisi berdampak positif disisi yang lain
mengakibatkan dampak yang buruk. Jika persaingan berdampak positif maka bisa diartikan persaingan itu
sehat dan dalam kebaikan. Sebaliknya persaingan yang negatif akan memberikan
dampak buruk ketika persaingan ber nuansa kecurangan dan motif motif keburukan.
Sayang sekali sekarang ini kita menghadapi suasana persaingan yang kadang sehat dan sering kali dalam
suasana kurang sehat .selain dikarenakan ketidak mampuan memahami esensi
persaingan maka setiap individu ataupun kelompok lebih mengedepankan EGO nya
untuk menjadi nomor satu.
Kalau kita mau memahami
esensi nya persaingan itu, bahwa hakikatnya persaingan yang positif akan
memberi dampak dalam kebaikan bersama. Karena persaingan adalah salah satu cara
untuk mencapai target tertentu dalam gabungan kelompok kelompok yang di tata
sedemikian rupa. Artinya yang kita lihat bukan sekedar objeknya tapi subjek
dari pelaku pesaing. Sehingga persaingan bukan permusuhan tapi membuat suatu
bentuk kerjasama untuk kesuksesan bersama.
Karena dari tujuan persaingan itu
pemenang mampu memberikan nilai positif kepada semua kelompok.
Untuk kita ketahui
bersama nilai persaingan yang kita ciptakan itu bukan sekedar menjadi nomor
satu tapi bagaimana cara kita berjuang mengerahkan kemampuan puncak yang
optimal.
Ketika pengerahan kemampuan telah memenangkan banyak hal maka bukan
sekedar penambahan skill dan atau pengalaman tapi bersiap siaplah karena Allah
Subhanahuwata’alah telah menyiapkan setumpuk apresiasi bagi mereka yang bersaing dalam kebaikan.
Apresiasi itu bukan bagi pemenang persaingan tapi bagi yang mengerahkan
kemampuan puncak optimalnya.
Banyak orang berpikir
bahwa persaingan itu hal yang kotor dan menjijikan serta melelahkan. Padahal jika
persaingan itu benar benar sehat dengan mindset yang benar justru berdampak
positif pada pengembangan personality pelakunya. Sebenarnya kegagalan itu milik
mereka yang takut bersaing dalam hidup ini. Filosopinya “berani hidup harus
berani bersaing”. Persaingan itu dapat meningkatkan kompetensi mereka yang
tergabung didalam kelompok kelompok yang bergabung.
Dalam dunia usaha dapat
kita jadikan contoh bahwa “berjuang dalam usaha /bisnis, persaingan akan
memperoleh banyak keunggulan karena makin terlatih dan terasah dalam
mengembangkan usaha agar maju dan akan ditempa lingkungan usaha tersebut. Karena
motivasi eksternal akan mendorong kita terpacu untuk mengerahkan kemampuan
puncak yang optimal.
Namun sayang sekali,
banyak diantara kita yang salah kaprah dalam menghadapi medan persaingan ini. Hasrat
ingin menjadi nomor satu biasanya menjadikan persaingan selalu mencari segala
cara yang negatif dan tidak sehat agar bisa jadi pemenang. Selain itu ada hal
yang kadang membuat orang memahaminya bahwa menjadi nomor satu sebagai tujuan. Berakibat
banyak orang patah arang diawal nya dan akhirnya tidak mampu meraih target dan ketika
gagal ia gundah.
Padahal pemenang itu
bukan maksudnya menjadi nomor satu karena hal tersebut adalah bunga dari
kemenangan. Kemenangan sesungguhnya adalah mampu untuk mengerahkan kemampuan
puncak optimalnya dalam persaingan itu.
Saingan itu bukan lawan
tapi partner atau tepatnya mitra tanding alias “sparring partner. Secara langsung
mitra ini juga mendapat manfaat pengalaman dan kemampuan baru dari persaingan
itu.
Partner bukan berarti
pendukung secara langsung tapi sebenarnya bersaing dengan kita pun adalah
pendukung kita secara tak langsung.
Kesimpulannya:
Secara hakiki, bahwa
persaingan bukanlah bagaimana menjadi nomor satu.tapi bagaimana kita bisa
mengerahkan potensi puncak yang optimal menjadi lebih baik dari sebelumnya. Karena
sukses tidak datang dari langit tapi harus ada usaha yang terorganisir baik.
Persaingan bukan lah
permusuhan yang melekat tapi dalam arti “ Mitra Tanding” yang secara tak
langsung akan memberi dampak positif bagi kita mengerahkan potensi positif yang
kita punya baik itu individu maupun kelompok
untuk berusaha keras menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Artinya akan menimbulkan
mutualisme yang membuat orang menjadi lebih baik dan bisa memahami manfaat dari
persaingan. Dan akan membuat kita berani untuk bersaing serta berani keluar
dari zona nyaman dan berani mengembangkan diri di dunia ini dalam “ pertarungan”
yang saling memberi manfaat..
Selamat menempuh
kehidupan ini untuk menjadi “pesaing globalisasi”. Kemandirian bangsa ada
ditangan para pesaing yang handal.
by. hdj12
0 komentar:
Post a Comment