Nyaris lelah memasuki
hari tua. Tiba-tiba aku ingat masa kecilku :
Terima kasih ibu
engkau telah melahirkan aku ke dunia ini dengan penuh pengorbanan, mengorbankan
nyawamu sendiri untuk seorang anak yang engkau berharap kelak aku akan menjadi
orang yang berguna.
Terima kasih ini
tak mampu membayar semua yang ibu lakukan menjaga aku, melindungi aku dari apa
pun yang membuat ku menangis. Disaat aku menangis ibu selalu menghapus air mata
ku dan menenangkan ku.
Ibu mengantarku ke
sekolah untuk kali pertama dengan rasa senang dan bangga melihat anaknya sudah besar, berharap anak nya kelak
akan menjadi orang yang berhasil seperti anak-anak keluarga lain, aku bangga
banget ibu selalu berusaha agar aku tetap sekolah, tidak bodoh.
Pesan ibu yang selalu aku ingat sampai sekarang "Jika kelak kamu menjadi orang yang sukses jangan lupakan orang yang pernah membantumu di waktu kamu susah".
Pesan ibu yang selalu aku ingat sampai sekarang "Jika kelak kamu menjadi orang yang sukses jangan lupakan orang yang pernah membantumu di waktu kamu susah".
Masa kecilku cukup
bahagia ... tanpa beban, sekarang pun kadang kalau meliat anak kecil, senang
sekali karena melihat mereka tidak punya
beban hidup! Juga mata yang bening tanpa guratan-guratan merah seakan bermakna
belum punya dosa. Beda dengan kita, coba deh ngaca.
Sama seperti anak
lain, aku ingin cepat besar bisa cari duit sendiri. Terbayang naik bis ke kota,
naik kereta, pesawat terbang keliling dunia…. oh, indahnya.
Kapan aku cepat
besar? Punya istri cantik yang penyayang, memperlakukan aku dengan manja. Semua
terbayang indah dalam lamunan indah hampir saban sore di teras rumahku sembari
duduk bersandar.
Begitu menginjak
dewasa, kerja, berumahtangga…. Opps! Koq pusing. Makin banyak milik banyak
perkara. Coba cari banyak harta, kejar
karir. Juga tambah pusing. Busyet, kalo dipikir-pikir enakan dulu waktu kecil
tinggal nodong orang tua, masa bodo orang tua cari dari mana pokoknya ada...gak ada itu ceritanya gak ada..harus ada!
Berjalannya waktu
di saat aku mulai lelah baru ngerti ..istilahnya “arif” atau nyadari bahwa disituasi dan posisi manapun kita tidak
ada punya rasa puas, rasa cukup.
Selama banyak
berharap di situ banyak kecewa. Berharap hujan turun dari langit, air di
tampayan diguyuri maka gelas minum pun jadi tumpahan kecewa.
Sampailah sudah
aku pada titik simpul pemahaman sikap,
dimana saat ku berhadapan dengan suatu masalah aku berkata dalam hati “Kalau
mau ber syukur, bisa gak yaa?? Dan harus bisa syukur.” Ikhlaskan apapun
yang terjadi.
Aku tahu semua ini hanya “benar” buat diriku, putusanku, hidupku. Tidak menyalahkan siapapun yang menertawakan aku. Aku bebas untuk ditertawai, aku ikut bahagia jika yang menertawaiku benar-benar bahagia…. mungkin hanya itu bergunanya aku ada untuk yang ada dan ingin ada.
Aku tahu semua ini hanya “benar” buat diriku, putusanku, hidupku. Tidak menyalahkan siapapun yang menertawakan aku. Aku bebas untuk ditertawai, aku ikut bahagia jika yang menertawaiku benar-benar bahagia…. mungkin hanya itu bergunanya aku ada untuk yang ada dan ingin ada.
Aku sering merana
dalam keadaan yang frontal tidak ada daya ketika upaya telah hilang dari
semangat yang kadang naik dan turun di dalam jiwa ini, fakta dalam kehidupan
begitu mengenaskan.
Hari ini aku
sontak mengingat kejadian diri ketika saat masih bocah ingusan dulu, aku
dilahirkan untuk apa? Jika aku tidak pernah merubah sikap untuk menjadi lebih
baik dan seperti harapan ibu padaku.
Aku kira selama
ini hanya melihat diri sendiri saja, aku suka malu jika kadang sering mengeluh,
aduhhh ini dan itu...maafkanlah hamba ya Allah, berdoa dalam khusyuk. Janganlah
berdoa seperti orang munafik.apa yang kita inginkan selalu diberikan suatu
tanggung jawab oleh Allah.
Manusia tempat
salah dan lupa, pernyataan tersebut menjadikan ku tidak luput dari kesalahan
dan harus saling memaafkan untuk memperbaikinya.
Apakah di hari aku
di hadirkan di dunia ini, sudah menjadi momentum untuk berubah lebih baik atau
hanya perayaan seremonial saja????.
Tentu jawaban itu
sudah ada dalam diriku sendiri..doakan aku moga berhasil untuk jadi lebih baik
lagi.
.
0 komentar:
Post a Comment