Sepeda Ontel
merupakan kata lain dari sepeda kuno atau orang Jawa kebanyakan
menyebutnya dengan sepeda Untho atau sepeda kebo karena bentuknya yang
tinggi besar.
Sepeda ontel ini
sebenarnya merupakan sepeda buatan Belanda. Ada 2 produsen sepeda ontel asal
Belanda yang terkenal hingga saat ini, yaitu: Rijiwiel dan Oudefiets.
Sedangkan merk
sepeda ontel yang paling terkenal adalah Fongers. Sepeda ontel ini merupakan satu
- satunya moda transportasi rakyat yang populer saat penjajahan belanda dimana
saat itu sepeda ontel banyak digunakan oleh para mandor, pegawai pemerintahan,
dlsb.
Kepopuleran sepeda
ontel ini sempat pudar pada sekitar tahun 70-an karena sepeda jenis Jengki
mulai masuk ke pasaran. Ukuran sepeda jengki yang lebih kecil serta berat
sepeda yang lebih ringan membuat sepeda jengki mudah diterima oleh masyarakat.
Sehingga sejak
tahun 1970-an ini sepeda ontel banyak digunakan oleh masyarakat yang tinggal di
pedesaan. Sedangkan seiring dengan perkembangan jaman, sepeda jengki pada
akhirnya keberadaannya juga digeser oleh hadirnya jenis sepeda gunung atau yang
lebih terkenal dengan nama sepeda MTB.
Di tahun 2000-an
kepopuleran sepeda ontel kembali naik. Sepeda ontel banyak dicari orang.
Semakin kuno, semakin antik, maka akan semakin mahal pula harganya. Banyak
kolektor sepeda ontel yang berburu sepeda ontel seri tertentu hingga ke pelosok
desa.
Sejarah sepeda
bermula di Eropa. Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun
di Inggris. Cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan Celeriferes.
akimlinovsisa.wordpress.com.
|
Keduanya belum
punya mekanisme sepeda zaman sekarang, batang kemudi dan sistem pedal. Yang ada
hanya dua roda pada sebuah rangka kayu. Bisa dibayangkan, betapa canggung dan
besar tampilan kedua sepeda tadi. Meski begitu, mereka cukup menolong
orang-orang – pada masa itu – untuk berjalan. Penemuan fenomenal dalam kisah
masa lalu sepeda tercipta berkat Baron Karl Von Drais.
Von Drais yang
tercatat sebagai mahasiswa matematik dan mekanik di Heidelberg, Jerman berhasil
melakukan terobosan penting, yang ternyata merupakan peletak dasar perkembangan
sepeda selanjutnya. Oleh Von Drais, Hobby Horse dimodifikasi hingga mempunyai
mekanisme kemudi pada bagian roda depan. Dengan mengambil tenaga gerak dari
kedua kaki, Von Drais mampu meluncur lebih cepat saat berkeliling kebun. Ia
sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama, Draisienne. Beritanya sendiri
dimuat di koran lokal Jerman pada 1817.
Proses penciptaan
selanjutnya dilakukan Kirkpatrick Macmillan. Pada tahun 1839, ia menambahkan
batang penggerak yang menghubungkan antara roda belakang dengan ban depan
Draisienne. Untuk menjalankannya, tinggal mengayuh pedal yang ada. James
Starley mulai membangun sepeda di Inggris di tahun 1870. Ia memproduksi sepeda
dengan roda depan yang sangat besar (high wheel bicycle) sedang roda
belakangnya sangat kecil. Sepeda jenis ini sangat populer di seluruh Eropa.
Sebab Starley berhasil membuat terobosan dengan mencipta roda berjari-jari dan
metode cross-tangent. Sampai kini, kedua teknologi itu masih terus dipakai.
Buntutnya, sepeda menjadi lebih ringan untuk dikayuh.
Sayangnya, sepeda
dengan roda yang besar itu memiliki banyak kekurangan. Ini menjadi dilema bagi
orang-orang yang berperawakan mungil dan wanita. Karena posisi pedal dan jok
yang cukup tinggi, mereka mengeluhkan kesulitan untuk mengendarainya. Sampai
akhirnya, keponakan James Starley, John Kemp Starley menemukan solusinya. Ia
menciptakan sepeda yang lebih aman untuk dikendarai oleh siapa saja pada 1886.
Sepeda ini sudah punya rantai untuk menggerakkan roda belakang dan ukuran kedua
rodanya sama.
Namun penemuan tak
kalah penting dilakukan John Boyd Dunlop pada 1888. Dunlop berhasil menemukan
teknologi ban sepeda yang bisa diisi dengan angin (pneumatic tire). Dari
sinilah, awal kemajuan sepeda yang pesat. Beragam bentuk sepeda berhasil
diciptakan. Seperti diketahui kemudian, sepeda menjadi kendaraan yang
mengasyikkan.Di Indonesia, perkembangan sepeda banyak dipengaruhi oleh kaum
penjajah, terutama Belanda. Mereka memboyong sepeda produksi negerinya untuk
dipakai berkeliling menikmati segarnya alam Indonesia. Kebiasaan itu menular
pada kaum pribumi berdarah biru. Akhirnya, sepeda jadi alat transpor yang
bergengsi.
Pada masa
berikutnya, saat peran sepeda makin terdesak oleh beragam teknologi yang
disandang kendaraan bermesin (mobil dan motor), sebagian orang mulai tertarik
untuk melestarikan sejarah lewat koleksi sepeda antik. Rata-rata, sepeda lawas
mereka keluaran pabrikan Eropa. Angka tahunnya antara 1940 sampai 1950-an. Dan
mereka sangat cermat dalam merawatnya.
Di masyarakat
kita, sepeda lawas itu dikenal dengan beberapa sebutan, seperti ontel, jengki,
kumbang dan sundung. Kalau jengki itu kan asalnya dari kata jingke (bahasa
Betawi, artinya berjinjit), jadi waktu naiknya kita harus berjingke saking
tingginya. Kalau ontel, ya artinya diontel atau dikayuh.
sumber
; http://www.inmystery.com/2010/04/melihat-lihat-sejarah-sepeda.html
sumber
:http://desiran.blogspot.com/2008/07/sejarah-sepeda.html
dan ajaibsaja.blogspot.com
0 komentar:
Post a Comment