Thursday 30 December 2010

Sadness of a boy…

Bocah itu baru berumur  sekitar 7 tahun waktu itu, ketika itu ia sudah  merasa  kesepian ditinggalkan oleh orang yang selalu mengasihi dan menyayanginya juga memanjakannya.., pada suatu hari yang tak pernah dilupakan anak itu, saat perempuan muda yang telah membawa dia dengan asuhan penuh kasih meninggalkan dia sendirian dirumah.
Perempuan itu  membiarkannya tinggal bersama neneknya dirumah,dan pergi nonton ke bioskop dengan seorang laki-laki yang kemudian dia panggil  Abah. Belakangan baru ia tahu rupanya laki-laki itu adalah calon suami perempuan yang selama ini dipanggil Amah.... setelah mereka menikah, mereka memperlakukan bocah ini sebagai anak mereka sendiri Dan akhirnya si bocah punya beberapa orang adik ,mereka sangat dekat sekali dan saling menyayangi , si bocah ini senang dan tidak merasakan bahwa ia tidak sendiri lagi. 
Abah ini seorang lelaki yang sangat penuh pengertian,perhatian dan lembut budi bahasanya,dia memperlakukan  dan mencintai bocah ini seperti anaknya sendiri.. sibocah itu bisa merasakan rasa kasih sayang itu ketika si bocah ini bertingkah dan melawan nasehat dan perhatian dari perempuan muda yang suka dipanggil seperti Amahnya sendiri.,maka lelaki inilah yang selalu memberi pengertian dan menasehatinya agar selalu bersikap lembut.

Seiring waktu,banyak peristiwa yang membuat bocah ini merasakan perbedaan yang hanya bisa dia rasakan tanpa bisa dia argumentasikan..ini sangat paradox dan sulit bagi si bocah untuk memahaminya, si bocah hanya bisa mengalah dalam keluguannya demi berharap dia tidak ditinggalkan lagi seperti dulu...
Kebiasaan itulah secara alami sibocah mulai merasa dirinya orang yang paling malang di dunia ini, ketika si bocah ini tidak mendapat perhatian yang dia inginkan selayaknya sebagai seorang bocah maka dia selalu mencari peleraian perasaan dengan meringkuk sesungukan di sudut gelap ruang favoritnya untuk memojokan diri mencari perlindungan,itulah salah satu yang dapat membawa dia mencari pelepasan rasa sedih dan gembiranya dalam menghadapi persoalan dirinya.di pojokan itu dia seperti menemukan apa yang dia cari dalam kehidupannya,berkhayal dan bermimpi tentang kehidupan yang dia jalani...kesan terhadap rasa nyaman itu telah membentuk, mengkristal dalam dirinya.. Entah sampai kapan……karena kesan itu, sesuatu yang dia bangun, bukan yang senyatanya terjadi. Ini dia sadari tapi itu sudah menjadi bagian hidupnya... dan isak tangis kecil di pojok ruang itupun turut mewarnai suasana hatinya...dengan suaranya yang mengiba, meminta belas kasih dari siapapun yang mendengarnya...
Bocah kecil itu selalu diam tak berkata-kata,.dia sudah merasa ada keganjilan dalam kehidupannya ,walau saat itu dia tidak tahu apa yang sudah dan akan di temui dikemudian hari.  pandangan matanya menerawang jauh menembus batas ruang dan waktu. Namun tak terhenti sampai disitu, dan kembali bertanya-tanya pada Amahnya tentang siapakah dirinya.
Kebiasaan si bocah tak pernah berubah dengan bertambahnya waktu malah menjadikan dia selalu merasa pada posisi yang tetap mengalah terhadap semua persoalan yang datang pada dirinya apapun persoalannya, si bocah selalu berusaha untuk memahami orang lain sebaik mungkin...si bocah selalu menekan perasaannya sendiri..dia tidak mampu mengatakan “ aku juga punya keinginan ..!!! “. tapi dia hanya bisa berkata, “aah baiklah ..aku ingin kalian senang ,bagiku apa yang kalian inginkan itu sudah membuat aku bangga dan berharga “. perasaan ini selalu tertanam dalam pikiran dan hatinya.
Dan watak sibocah ini kelihatan banyak dipengaruhi sikap lelaki yang dia panggil Abah ,itu terlihat dari sikap dan filosophi hidupnya.untuk selalu menekan keinginan diri sendiri....perasaan dicampakkan dan disingkirkan selalu menghantuinya yaitu kesepian  ... si bocah merasa tidak seorangpun yang menyayanginya apalagi memanjakannya, orangtua yang seperti mencampakkan dirinya, orang yang mengasuh sibuk dengan keluarganya sendiri meski dia ada dalam lingkungan yang sama, bocah ini sudah terbiasa menyelesaikan persoalannya sendiri, dia tidak pernah bisa bercerita pada siapapun karena si bocah menyadari untuk apa ?? keluh kesahnya tidak pernah mereka pahami, mereka sudah sibuk dengan urusan segala macam. Semua dipendam sendiri, itulah yang membentuk karakternya jadi pribadi introvert, dia tidak mau orang lain terlibat ,tapi ia masih berusaha untuk peduli pada orang lain walau kadang tidak mau tau urusan orang lain juga.
Seorang bocah yang berwajah kuyu,dengan senyum yang selalu muncul di wajahnya,dengan kesabaran yang dia miliki,bahwa jauh di relung hatinya, ada luka yang sangat dalam,Ada kesepian yang membeku,ada pandangan mata yang kosong, menerawang jauh….,Pandangan mata yang hampa,dengan sinarnya yang redup, nyaris sirna…,Ia menunggu…menunggu suatu ketidak pastian yang tak bertepi,menunggu harapannya yang tenggelam, bangkit kembali,menunggu impian kecilnya terwujud kembali,entah sampai kapan ??…
Tak ada yang mampu menghentikan waktu,waktupun terus berjalan …tahun pun berganti …sosok tubuh mungil dengan tawanya yang ceria itu telah hilang,,gedong besar di tengah kota itupun telah lenyap ditelan masalah..,canda tawa pun tak terdengar lagi,hanya kenangan yang tertinggal,dengan impian indah sang bocah kecil tenggelam di dalamnya.

0 komentar:

Post a Comment