Wednesday 8 December 2010

Refleksi kisah CINTA dan ASA.

 
Posted by Picasa
1. Episode pertama.
Masa demi masa berlalu sudah kemana kaki jalan melangkah
Liku-liku kehidupan mengukir sejarah
Hari demi hari terus berjalan
Pergantian waktupun tak dapat direngkuh
Berubah adalah sebuah realitas yang harus dihadapi
sebuah kepasrahan logis dari setiap ayunan langkah
Semuanya memang penuh ketidakpastian kecuali bisa kunikmati sisa hidup ini
Untuk cinta dan kasih sayang, Kala semuanya serba tulus
Dikala semuanya serba ikhlas, Dikala semuanya penuh kerelaan
Tiada pamrih dan pengharapan
Dalam dada menyesak arti ketidakpastian
Sesekali ingin semua cita dapat teraih
Namun, tak mampu menembus batas ruang
Semuanya buih terpaan kehidupan
Ku berharap reda kan tiba
Terang kan menjelma
Menjadikan hidup sarat penuh makna
Ku terbayang akan manisnya senyumanmu
Seakan hanya daku yang menikmatinya
Namun daku hanya bisa merindu
2. Episode kedua.
Setiap detik aku nantikan
Lambaian tanganmu mengajakku ke pangkuanmu
Melepas semua kepedihan hidup
Menyandarkan semua kesusahan
Menuju ketenangan bathin
Dalam menikmati hidup ini
3. Episode ke tiga.
Ciloteh tentang kejujuran hati dan logika.
Lgika berkata “ kenapa kau laukan itu hati?”
“entahlah, hanya itu yang ingin aku katakan” jawab hati.
“apakah aku terlalu ….egois, emosi atau agresif”, lanjut hati.
“sudahlah, mungkin aku yang salah ?,
Aku tidak bisa memantaumu”, lanjut logika.
“tidak logika, aku terlalu memaksakan,
Seolah aku tak sadar dengan keadaanku.
Mungkin aku benar-benar lupa dan lalai,
Dan kau menganggapku konyol khan ?” Kata hati panjang lebar.
“biarlah logika, apa yang telah aku katakan
Aku yang akan menanggung akibatnya
Aku telah coba melakukan yag terbaik untukku
Walau harus menghancurkan diriku selama ini
Asal aku tidak melukakan orang lain
Aku akan tetap berbahagia.
Kau telah mengingatkanku logika, terima kasih”
Hati menambahkan ungkapannya.
“hati, biarlah semuanya berjalan dengan relita
Mungkin kita harus bersikap sedikit bijak
Tidak usah terlalu berharap” logika menambahkan.
“aku setuju logika” sahut hati.
Lalu keduanya terdiam seolah tidak ada pembicaraan lagi.
4. Episode ke empat.
Kala membayang terangnya rembulan
merenung menjadi makna harapan
waktu kecil harusnya ada kedamaian dan keceriaan
saat remaja masa pematangan jiwa dan rasa
kini kutatap cermin kedewasaan
kukerutkan keningku
seraya aku berkata pada bayanganku
belajarlah dari perjalanan hidupmu kawan
raihlah cita-citamu diatas bintang kejora
dan jadilah dirimu dalam konsep jati diri
semua bisa terjadi, hanya perjalanan waktu semua akan terbukti.
5. Episode kelima.
Aku pernah bertanya kepadaNya
kenapa Dia tidak mau melihat apa yang sudah aku lakukan ??
Kenapa Dia memberi orang lain tanpa kesulitan seperti yang harus aku alami ??
Aku terpuruk, sangat terpuruk sampai bertanya apakah Engkau itu ada ??
Apakah Engkau melihat apa yang aku lakukan ??
Yah sudahlah aku mulai menikmati hidup , atau bahkan mungkin sudah pasrah dengan
ketentuanMu, karena kalau sudah sampai waktunya, saat itu pasti akan datang juga,
tinggal menunggu waktu ..hanya Engkau yang tahu..karena Engkau pemilik kehidupan ini
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

0 komentar:

Post a Comment