Firman Allah SWT dalam sebuah Hadis Qudsi, disebutkan mengenai sifat syukur, yang artinya;
“Kalau Aku uji kamu dengan kesusahan, kamu tidak mau bersabar, dan kalau Aku uji kamu dengan nikmat, kamu tidak mau bersyukur, maka pergilah kamu dari muka bumi dan langit Allah ini dan pergilah cari Tuhan yang lain.”
Jika kita perhatikan hidup manusia ini dengan teliti, kita akan dapati bahwa manusia ini sedetik pun tidak terlepas dari ujian Allah. Manusia diuji dengan ujian susah ataupun ujian nikmat yang silih berganti datangnya. Kemudian manusia dituntut supaya bersabar dalam menerima kesusahan serta bersyukur dalam menerima kenikmatan.
Adapun rasa syukur yang kaffah itu, rasa syukur yang dilafazkan oleh lidah, yang bisa dirasakan dalam hati, lalu dilaksanakan dalam perbuatan.
“Kalau Aku uji kamu dengan kesusahan, kamu tidak mau bersabar, dan kalau Aku uji kamu dengan nikmat, kamu tidak mau bersyukur, maka pergilah kamu dari muka bumi dan langit Allah ini dan pergilah cari Tuhan yang lain.”
Jika kita perhatikan hidup manusia ini dengan teliti, kita akan dapati bahwa manusia ini sedetik pun tidak terlepas dari ujian Allah. Manusia diuji dengan ujian susah ataupun ujian nikmat yang silih berganti datangnya. Kemudian manusia dituntut supaya bersabar dalam menerima kesusahan serta bersyukur dalam menerima kenikmatan.
Jadi, pada hakikatnya, apa saja gejolak dan perubahan yang
berlaku dalam hidup manusia ini. Ada dua bentuk ujian agar hati kita perlu
menerimanya, yaitu bersabar bila menerima kesusahan dan bersyukur bila diberi
nikmat.
Bersabar itu lebih sulit dan berat untuk dilakukan. Ini karena dalam bersabar, hati manusia akan melalui kesusahan, keresahan, tekanan dan penderitaan, juga emosi, fikiran dan ketenangan jiwa terganggu, maka kebahagiaan terasa hilang.
Bersabar itu lebih sulit dan berat untuk dilakukan. Ini karena dalam bersabar, hati manusia akan melalui kesusahan, keresahan, tekanan dan penderitaan, juga emosi, fikiran dan ketenangan jiwa terganggu, maka kebahagiaan terasa hilang.
Bersyukur itu tidak berat melakukannya, karena hati
manusia sedang berada dalam keadaan senang dan gembira; tidak ada rasa ditekan atau derita.
Apakah demikian? Adakah bersyukur itu lebih mudah dari bersabar? Kalau benar kenapa tidak semua orang yang bisa bersyukur? Kenapakah orang-orang yang benar-benar bersyukur itu sedikit sekali. Allah berfirman di dalam Al Quran:
Artinya:
Apakah demikian? Adakah bersyukur itu lebih mudah dari bersabar? Kalau benar kenapa tidak semua orang yang bisa bersyukur? Kenapakah orang-orang yang benar-benar bersyukur itu sedikit sekali. Allah berfirman di dalam Al Quran:
Artinya:
"Sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.”
(Surah As-Saba’: 13)
Ada beberapa tahap dalam bersyukur itu, bila mendapat nikmat, lantas mereka memuji Allah. Mereka ucapkan ‘Alhamdulillah’. ini bersyukur cara biasa.
Ada beberapa tahap dalam bersyukur itu, bila mendapat nikmat, lantas mereka memuji Allah. Mereka ucapkan ‘Alhamdulillah’. ini bersyukur cara biasa.
Banyak orang bersyukur dengan cara ini, tetapi kalau sekedar
ucapan saja, ia belum lagi disebut bersyukur yang sebenarnya. Kalau sekedar
ucapan saja, tapi persyaratan lain dalam
bersyukur itu tidak dilaksanakan, maka ucapan ‘Alhamdulillah’ itu hanyalah
untuk sekedar mempermainkan kalimah Allah saja karena tidak kelur dari dalam hati.
Banyak orang, bila menerima nikmat atau diselamatkan dari keadaan susah dan bencana, lantas mereka memuji Allah dan mengucapkan ‘Alhamdulillah’. Di samping itu pujian itu keluar dari hati mereka dan membenarkan atau merasakan bahwa Allah-lah yang telah memberi mereka nikmat itu, atau Allah-lah yang telah menjauhkan mereka dari kesusahan dan bencana tersebut. Mereka akan diberi pahala oleh Allah karena merasakan syukur itu didalam hati mereka. Ini bersyukur secara kaffah
Banyak orang, bila menerima nikmat atau diselamatkan dari keadaan susah dan bencana, lantas mereka memuji Allah dan mengucapkan ‘Alhamdulillah’. Di samping itu pujian itu keluar dari hati mereka dan membenarkan atau merasakan bahwa Allah-lah yang telah memberi mereka nikmat itu, atau Allah-lah yang telah menjauhkan mereka dari kesusahan dan bencana tersebut. Mereka akan diberi pahala oleh Allah karena merasakan syukur itu didalam hati mereka. Ini bersyukur secara kaffah
Adapun rasa syukur yang kaffah itu, rasa syukur yang dilafazkan oleh lidah, yang bisa dirasakan dalam hati, lalu dilaksanakan dalam perbuatan.
Di samping mengucapkan ‘Alhamdulillah’ dan bisa dirasakan di dalam hati, mengakuinya bahwa
Allah-lah yang memberikan nikmat tersebut, nikmat itu mesti digunakan di jalan Allah. Inilah hakikat syukur yang
sebenarnya.
Dalam bersyukur itu ada kewajiban, ada usaha dan ada
tanggungjawabnya yaitu kita harus melakukan kewajiban dan tanggung jawab dari segala nikmat yang Allah berikan
itu di jalan Allah.
Contoh : melakukan kewajiban dan sunnah dalam perkara ibadah yang di contohkan Nabi Muhammad SAW.
Nikmat Allah itu digunakan di jalan yang benar. Amat mudah bagi manusia lupa diri ,lalai dan menggunakan nikmat Allah itu kepada jalan yang sia-sia atau lebih berat lagi kepada jalan maksiat.
Contoh : melakukan kewajiban dan sunnah dalam perkara ibadah yang di contohkan Nabi Muhammad SAW.
Nikmat Allah itu digunakan di jalan yang benar. Amat mudah bagi manusia lupa diri ,lalai dan menggunakan nikmat Allah itu kepada jalan yang sia-sia atau lebih berat lagi kepada jalan maksiat.
Bila kita menyalah gunakan
keberkahan itu maka nikmat itu akan berganti menjadi bencana dan malah mendapat
laknat dari Allah.
Dalam bersabar, kita tidak ada kewajiban atau tanggungjawab tambahan selain dari menahan perasaan, yang perlu dilakukan hanyalah menjaga hati supaya dapat menerima ketentuan Allah itu dan selalu berbaik sangka kepada-Nya.
Barulah kita mengerti kenapa Allah berfirman :
"jika sedikit sekali hamba-hamba-Nya yang bersyukur...", karena bersyukur itu sendiri bukanlah suatu perkara yang mudah.
Moga bermanfaat, kesimpulannya bahwa "bersyukur itu rupanya lebih berat dari bersabar"
Semoga Allah selalu membukakan mata hati kita untuk selalu bersyukur dan bersabar di jalan Nya.
Dalam bersabar, kita tidak ada kewajiban atau tanggungjawab tambahan selain dari menahan perasaan, yang perlu dilakukan hanyalah menjaga hati supaya dapat menerima ketentuan Allah itu dan selalu berbaik sangka kepada-Nya.
Barulah kita mengerti kenapa Allah berfirman :
"jika sedikit sekali hamba-hamba-Nya yang bersyukur...", karena bersyukur itu sendiri bukanlah suatu perkara yang mudah.
Moga bermanfaat, kesimpulannya bahwa "bersyukur itu rupanya lebih berat dari bersabar"
Semoga Allah selalu membukakan mata hati kita untuk selalu bersyukur dan bersabar di jalan Nya.
0 komentar:
Post a Comment