Saturday 24 November 2012

Menguapkan tanpa Mendidihkan Rasa di Hati.

Ada kalanya yang kuat tersimpan dalam kenangan justru luka-luka kehidupan yang tak termaafkan.
Padahal, semua peristiwa tragis, peristiwa pahit, perselisihan, pertentangan, atau peristiwa yang menimbulkan luka itu tetaplah merupakan bagian dari sejarah hidup orang-orang terkasih kita yang tak terelakkan.

Setiap zaman memiliki kekuatan dan kelemahannya sendiri-sendiri, begitu juga mereka pelaku-pelaku sejarah di dalamnya.

Sesungguhnya, seburuk apa pun peristiwa itu, sepahit apa pun luka yang ditimbulkannya, sekuat apa pun dendam yang muncul karenanya, tetaplah ada hikmah dan pelajaran berharga di sana.

Mereka sedang menanti di belakang peristiwa-peristiwa itu, untuk kemudian menyapa kita dengan kearifan dan kesempurnaan akan nilai cinta kasih.

Dan, ada kalanya kita mendambakan penyatuan kembali, rekonsiliasi sebagai sebuah keluarga besar melalui pemaknaan kembali atas peristiwa-peristiwa yang telah dilalui oleh orang-orang terkasih kita dan kita sendiri.

Masa lalu itu bisa di asumsikan sebagai  masa lalu yang dianggap sebagai sejarah dan masa lalu sebagai kenangan. Masa lalu sebagai sejarah artinya  kita sudah tidak memiliki emosi apapun terhadap kejadian yang kita alami di masa lalu itu. Sedangkan masa lalu sebagai kenangan; pastilah kejadian yang pernah kita alami di masa lalu itu adalah satu kejadian yang tidak mungkin dilupakan, apabila diingat akan menimbulkan satu rasa, entah rasa apa, yang jelas masa lalu itu masih mempunyai emosi yang kuat dalam ingatan dan perasaan.

Naas nya kita salah  menempatkan masa lalu itu; seharusnya menjadi sejarah, malah menjadi kenangan, tadinya tidak memiliki emosi, malah menimbulkan emosi saat kita mengingatnya. 
Aneh? Ya, awalnya saya juga sempat terpikir sampai saya tahu ternyata masih ada bagian dari masa lalu saya yang masih mempunyai emosi yang kuat saat saya mengingatnya dan itu berdampak buruk untuk diri saya yang sekarang.

Terkadang, ada satu hal/kejadian di masa lalu yang  seharusnya dilupakan artinya dijadikan sejarah di dalam memori kita. Kebanyakan kejadian itu adalah kejadian yang tidak mengenakkan, misalnya : kehilangan seseorang, pernah disakiti.

Kalau kita masih mengingat-ingat kejadian itu dan di saat ini kita masih punya perasaan dendam, sakit, dsb, artinya kita masih menyimpan masa lalu sebagai kenangan.

Kenangan yang pahit, mungkin? Padahal yang namanya kenangan itu seharusnya yang manis dan indah, misalnya: Rasa senang saat mendapat juara, saat berhasil mencapai sesuatu, atau kisah kasih dengan seseorang atau lainnya.

Harusnya kita bisa lepas dari masa lalu yang masih membawa suatu emosi yang pahit untuk diri kita yang sekarang. Kita harus bisa “must be go on”.
“Must be go on” bukan hanya bisa meneruskan hidup saja lalu melupakan masa lalu, artinya kita bisa mengenang masa lalu itu bila masa lalu itu diungkit kembali, tidak akan menimbulkan emosi apapun di dalam diri kita, bahwa masa itu sudah menjadi sejarah, bukan lagi kenangan.

Karena seburuk apa pun peristiwa itu, sepahit apa pun luka yang ditimbulkannya, sekuat apa pun dendam yang muncul karenanya pasti akan menimbulkan emosi dan merusak kehidupan kita di masa yang akan datang.

Jadi, “kenangan itu ibarat jemuran, emosi itu ibarat uap air dari jemuran dan matahari ibarat ingatan. So kita tinggal menyikapi kondisi kenangan dengan logika berpikir saja…Menguapkan tanpa mendidihkan rasa di hatimu,..semoga.!!!.


0 komentar:

Post a Comment