Sunday 31 July 2011

Iman dan Hidayah


IMAN TAQLID Iman ikut-ikut atau Iman 'pak turut'. Orang yang beriman Taqlid, pegangan Islamnya tidak kuat dan prinsip Islamnya tidak kukuh.
Dia tidak punya alasan yang kuat, mengapa dia beriman, dia punya dalil-dalil akal dan Al-Quran serta Sunnah untuk membuktikan keyakinannya.
Iman Taqlid ini tidak sah segala amal ibadat, orang yang beriman Taqlid adalah tertolak dan tidak mendapat pahala di sisi Allah Taala.

IMAN ILMU, Iman berdasarkan Ilmu yaitu orang yang telah mempelajari tentang sifat Allah, Malaikat2, Rasul2 dan Nabi, Kitab2, hari Qiamat dan lain-lain yang diwajibkan beriman dan keyakinan kuat ditunjang pada akal.
Iqtikadnya disertai dengan dalil-dalil yang kuat serta pegangan yang kukuh.
Dia tidak mudah goyah atau terpengaruh dengan pendapat lain.
Tetapi orang yang beriman Ilmu, tidak takut kepada Allah Taala… dan mudah berbuat dosa kepada-Nya. Mereka juga hanya mampu membahas tentang Islam, tetapi tidak mampu berbuat atau mengamalkannya. Jadi, Iman Ilmu belum dapat menyelamatkan seseorang itu dari api neraka .

IMAN 'AYYAN, Hasil dari tarbiyah dan mujahadah, Imannya berada di hati, bukan lagi di fikiran. Hati orang-orang yang beriman 'Ayyan senantiasa mengingat Allah, ibadahnya khusyu' dan ia senantiasa merasakan getaran akan kebesaran Allah bila disebut nama Allah,.
Semua perintah Allah dipatuhi dengan ikhlas dan penuh kesungguhan. Ia terlalu sensitif dengan dosa serta sangat takut kepada Allah dan menyayangi sesama manusia.
Setiap ujian dihadapi dengan penuh sabar. Ia juga sentiasa mendapat bantuan dan pertolongan dari Allah .
IMAN HAQ, seseorang yang mencapai Iman Haq, mata hatinya bisa melihat Allah, setiap kali melihat kejadian dan kebesaran Allah, hati dan fikirannya tunduk kepada Allah, dan merasa takut kepada Allah. Hatinya dekat bila mengingat Allah dan senantiasa tunduk dan khusyu' dalam kesyahduan cinta pada Rabb. Mereka yang beriman 'Ayyan digelar Muqarrobin oleh Allah yaitu orang yang dekat dengan-Nya.

IMAN HAKIKAT, inilah tingkat iman yang paling sempurna yang dimiliki oleh Rasul-rasul, Nabi-nabi, khulafa' ar-Rasyidiin serta para wali-wali .
Pertanyaannya.....di manakah tahap keimanan kita kawan? Mudah mudahan dengan bermuhasabah diri serta meningkatkan keimanan kita serta mengerjakan amalan kebaikan dengan ikhlas, iltizam dan istiqomah. Semoga kita mendapat petunjuk Nya.
Firman Allah dalam surah Ali Imran, ayat 139 :
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang yang beriman”.
Hidayah atau petunjuk adalah perkara yang dibutuhkan oleh setiap orang. Karena demikian pentingnya hal ini, sampai-sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita untuk meminta petunjuk kepada Allah minimal 17 kali dalam sehari semalam di setiap raka’at shalat yang kita kerjakan. Yaitu dengan doa yang terdapat dalam surat  al-Fatihah,
“Ya Allah tunjukilah kami jalan yang lurus.” (QS. Al-Fatihah [1]: 6)
Ayat ini mengandung penjelasan bahwa sesungguhnya hamba Allah tidak akan mendapatkan jalan untuk menggapai kebahagiaannya kecuali dengan tetap istiqamah diatas jalan yang lurus. Dan tidak ada jalan untuk meraih keistiqamahan baginya kecuali dengan hidayah dari Rabbnya kepada dirinya.
Karena sesungguhnya setiap kita sangat membutuhkan pertolongan Allah di sepanjang waktu dan keadaan agar petunjuk itu tetap terjaga, kokoh tertanam, semakin paham, meningkat, dan agar dia terus berada di atasnya
“Seorang hamba senantiasa berhajat terhadap hidayah Allah menuju jalan yang lurus. Maka dari itu dia sangat memerlukan tercapainya maksud dibalik doa ini. Karena sesungguhnya tidak ada seorang pun yang bisa selamat dari azab dan bisa menggapai kebahagiaan kecuali dengan hidayah ini. Barang siapa yang kehilangan hidayah ini maka dia akan termasuk golongan orang yang dimurkai atau golongan orang yang sesat. Dan petunjuk ini tidak akan diraih kecuali dengan petunjuk dari Allah. Adapun pertanyaan, ‘Sesungguhnya Allah telah memberikan hidayah kepada mereka (umat Islam) oleh sebab itu mereka tidak perlu meminta hidayah’ beserta jawaban orang untuk pertanyaan itu bahwa ‘yang dimaksud dengan ayat ini adalah permintaan agar hidayah itu terus menerus menyertai hamba’, maka itu semua merupakan ucapan orang yang tidak paham hakekat hukum sebab akibat dan tidak mengerti isi perintah Allah. Karena sesungguhnya hakekat jalan yang lurus itu adalah seorang hamba melakukan perintah Allah yang tepat di setiap waktu yang dijalaninya dengan cara mengilmui dan mengamalkannya.
Ilmu dan tekad yang lebih spesifik ini sulit terbayang bisa dimiliki seseorang pada saat yang bersamaan. Bahkan pada setiap waktu hamba sangat membutuhkan pertolongan Allah untuk mengaruniakan ilmu dan tekad ke dalam hatinya.
Semoga dapat dijadikan renungan untuk kita yang masih hidup. Ingatlah kawan siapa diri kita ini ...
Wassalammualaikum wrwb..

by: EM

Thursday 28 July 2011

Nasehat Ayah..

Anakku yang di sayang Allah,
Tidak mudah bagi ayah menuliskan dan menjawab sesuatu yang menjadi pegangan dan harapan menyangkut masa depan anaknya, terutama hal pernikahan, apalagi menyangkut kegiatan menghimpun dua keluarga karena pernikahan secara budaya berbeda pemahamannya, itupun kalau kita disebut orang yang berbudaya. Tapi walaupun begitu kita tidak membicarakan soal budaya..kita hanya merumuskan pemikiran dan pengalaman Ayah ditinjau dari sisi agama saja dan itupun hanya semampu yang ayah pahami…pemahaman ini perlu penyesuaian kematangan berpikir orang tua tentunya….tidak asal menafsirkan dan menterjemahkan tapi jelas sistematika pemikiran didasari ilmu dan pengalaman saat mengarungi samudera perkawinan hampir 25 tahun yang lalu dengan segala pahit getirnya maupun kebahagiaan yang dialami..terutama sisi derajat hidup di hadapan ALLAH Subhanahuwataala Pemilik Alam Semesta. Pernikahan adalah sunah Rasulullah. Banyak sekali sunah Rasulullah yang menjelaskan keutamaan pernikahan. 
Rasulullah pun bersabda,”Wahai segenap pemuda, barangsiapa yang telah mampu untuk kawin maka hendaklah kawin, karena kawin itu lebih baik dapat memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu kawin, maka hendaklah dia berpuasa, karena puasa itu akan jadi perisai baginya.” (HR bukhari dan Muslim)
Anakku yang di sayang Allah.
Kesiapan seorang pemuda tidak semata-mata ditilik dari sisi usia. Ada banyak sisi yang mesti disiapkan agar jenjang pernikahan itu menjadi ibadah yang melejitkan derajat kita di mata Allah. Sehingga pernikahan yang barokah itu tidak diselingi dengan problem-problem yang mestinya selesai sebelum pernikahan itu dijalani. Tolak ukur dan standar kesiapan pernikahan (mampu kawin) itu pun tak dapat diukur dengan angka matematika. Bisa dimulai dari persiapan mental-psikologis maupun persiapan konseptual dan tentu saja bagi laki-laki persiapan ekonomi. Persiapan ekonomi tak berarti harus kaya harta, tetapi janganlah seorang laki-laki menganggur sehingga menelantarkan keluarganya.
Suami adalah pemimpin keluarga atau katakanlah unit terkecil dari keluarga adalah suami dan istri, atau ayah, ibu, dan anak, yang bernaung dibawah satu rumah tangga.
Unit ini memerlukan pimpinan, dan dalam pandangan Al-Quran yang wajar memimpin adalah bapak.
Kaum lelaki (suami) adalah pemimpin bagi kaum perempuan (istri) (QS Al-Nisa' [4]: 34).
Ada dua alasan yang dikemukakan lanjutan ayat diatas berkaitan dengan pemilihan ini, yaitu:
a. Karena Allah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan
b. Karena mereka (para suami diwajibkan) untuk menafkahkan sebagian dari harta mereka (untuk      istri/keluarganya).
Alasan kedua agaknya cukup logis. Bukankah di balik setiap kewajiban ada hak? Bukankah
yang membayar memperoleh fasilitas? So pasti akang..
Adapun alasan pertama, maka ini berkaitan dengan faktor psikis lelaki dan perempuan.
Sementara psikolog berpendapat bahwa perempuan berjalan di bawah bimbingan perasaan, sedang lelaki di bawah pertimbangan akal.
Walaupun kita sering mengamati bahwa perempuan bukan saja menyamai lelaki dalam hal kecerdasan, bahkan terkadang melebihinya.


Keistimewaan utama wanita adalah pada perasaannya yang sangat halus. Keistimewaan ini amat diperlukan dalam memelihara anak. Sedang keistimewaan utama lelaki adalah konsistensinya serta kecenderungannya berpikir secara praktis.
Keistimewaan ini menjadikan ia diserahi tugas kepemimpinan rumah tangga.
Para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf akan tetapi para suami mempunyai satu derajat kelebihan atas mereka (para istri)". (QS A1-Baqarah [2]: 228).
Derajat itu adalah kelapangan dada suami terhadap istrinya untuk meringankan sebagian kewajiban istri. Karena itu, tulis Syaikh Al-Mufasirin (Guru besar para penafsir) ImamAth-Thabari,
"Walau ayat ini disusun dalam redaksi berita, tetapi maksudnya adalah anjuran bagi para suami untuk memperlakukan istrinya dengan sifat terpuji, agar mereka dapat memperoleh derajat itu."
Imam Al-Ghazali menulis, "Ketahuilah bahwa yang dimaksud dengan perlakuan baik terhadap istri, bukanlah tidak mengganggunya, tetapi bersabar dalam kesalahannya, serta memperlakukannya dengan kelembutan dan maaf, saat ia menumpahkan emosi dan kemarahannya."
"Keberhasilan perkawinan tidak tercapai kecuali jika kedua belah pihak memperhatikan hak pihak lain.
Tentu saja hal tersebut banyak, antara lain adalah bahwa suami bagaikan pemerintah, dan dalam
kedudukannya seperti itu, dia berkewajiban untuk memperhatikan hak dan kepentingan rakyatnya
(istrinya) yaitu memberi nafkah kebutuhan sehari hari dan kebutuhan bathin. Istri pun berkewajiban untuk mendengar dan mengikutinya, tetapi di sisi lain perempuan mempunyai hak terhadap suaminya untuk mencari yang terbaik ketika melakukan diskusi." Demikian lebih kurang tulis Al-Imam Fakhruddin Ar-Razi.
Sekali lagi, kepemimpinan tersebut adalah keistimewaan tetapi sekaligus tanggung jawab yang tidak kecil.seperti kesanggupan memberi nafkah lahir.

Nah….anakku, maka bila kamu merasa telah siap untuk menikah (mampu kawin), kuatkanlah azzam atau keinginan itu dengan langkah-langkah nyata yang membuktikan bahwa kesiapan itu tidak kesiapan yang asal ucap.
Misalnya saja mulai dari ’ishlahun nafs’ atau perbaikan diri, kemudian konseptual penyelesaian study dan kesiapan ekonomi yaitu persiapan biaya nikah tahapan awal dalam konteks perkawinan adalah mahar, suami berkewajiban menyerahkan mahar atau mas kawin kepada calon istrinya dan biaya berumah tangga (maaf, tidak mengandalkan biaya hidup dari keluarga).
Mas kawin adalah lambang kesiapan dan kesediaan suami untuk memberi nafkah lahir kepada istri dan anak-anaknya, dan selama mas kawin itu bersifat lambang, maka sedikit pun jadilah.
Anakku yang di sayang Allah.
Dalam konteks perkawinan adalah mahar. Secara tegas Al-Quran memerintahkan kepada calon suami untuk membayar mahar. Berikanlah mas kawin (mahar) kepada wanita-wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan (QS , A1-Nisa' [4]: 4).
Agama menganjurkan agar mas kawin merupakan sesuatu yang bersifat materi, karena itu bagi orang yang tidak memilikinya dianjurkan untuk menangguhkan perkawinan sampai ia memiliki kemampuan. Tetapi kalau oleh satu dan lain hal, ia harus juga kawin, maka cincin besi pun jadilah. 

Tentang jodoh, darimana ia datang? Tentunya ini rahasia Allah. Dan rahasia Allah ini bisa kita dekati dengan amal-amal nyata yang membuktikan kita memang layak dikategorikan Allah sebagaimana …QS An Nur ayat 26, ”Lelaki yang baik untuk perempuan yang baik….” Sebagai manusia, usaha kita harus maksimal dan tidak mudah menyerah, baru setelahnya kita serahkan keputusan yang terbaik menurutNya. Begitu pun orang yang berusia tua namun tak juga menikah, apakah ia menyalahi fitrahnya? Wallahu alam, semua tergantung kepada niat, azzam, amal dan usaha yang maksimal dan ketergantungannya secara penuh kepada Allah…

By: EM

Wednesday 20 July 2011

KALAU AKU TAK ADA LAGI DI MASA DEPAN (tentang kita )

Kalau tidak ada lagi kita di masa depan..
Ini bukan salah kita..
Kita sudah saling menyayangi,
Meski akhirnya menjadi sangat disayangkan..
Kita sudah saling mengerti,
Meski akhirnya menjadi tidak dimengerti..
Kita sudah saling percaya,
Meski akhirnya menjadi tidak bisa dipercaya..
Kalau masa depan yang terjadi tidak seperti bayangan di masa lalu..
Ini bukan salah masa lalu..
Kalau lelaki yang bersamamu saat membentang janur kuning bukan aku..
Ini pun bukan salahnya..
Dan kalau di masa depan hanya ada aku dan kamu..
Ini bukan tentang kesalahan..
Ini hanya tentang mengikhlaskan ‘kita’..




aku akan selalu setia mencintaimu sampai akhir nafasku ..

Tuesday 19 July 2011

Kenapa Ada Frigiditas pada Wanita ??

Cegah  Frigiditas Lewat Keterbukaan.

Dalam kehidupan berumah tangga, tak sedikit pasangan yang berantakan karena istri, malas berhubungan seks ( frigid ) atau sebaliknya suami tidak perkasa (impoten).

Celakanya disfungsi seks ini kadang tak disadari oleh istri sehingga sebuah perkawinan dirasakan sebagai siksaan. Padahal sebenarnya semua ini bisa diatasi dengan langkah-langkah sederhana.
Pemicu Timbulnya Frigiditas
Pada prinsipnya masing-masing individu mempunyai hak yang sama dalam pencapaian kepuasan seksualnya. Bukan hanya semata pelampiasan nafsu birahi sang suami.
Kepuasan puncak dalam aktifitas seksual harus menimbulkan orgasme atau pencapaian klimaks sang istri pula.
Sebab orgasme adalah suatu respons yang menyenangkan  dan dapat mengurangi ketegangan. Bila orgasme  sulit terjadi atau lebih parah lagi tidak bisa tercapai dapat menimbulkan ketegangan dan kegelisahan. Dari sinilah awal mula proses terjadinya frigiditas pada wanita.
Mungkin istilah ini masih terdengar agak asing bagi sebagian wanita. Untuk itu ada baiknya disimak apa arti frigiditas itu sendiri. ???

Biasanya wanita yang frigid ini menjadi sangat dingin dan bahkan berbalik memusuhi suaminya sendiri.

Gejala umum yang nampak biasanya si istri sering tidak dapat mencapai orgasme saat berlangsungnya hubungan intim.

Bagi pria, yang mengalami disfungsi seks (impotensi) akan menganggapnya suatu hal yang besar atau bahkan malapetaka. Sebaliknya pada beberapa wanita, frigiditas dapat diterima dengan pasrah dan bahkan tidak dipedulikan sama sekali.
Munculnya frigiditas sendiri disebabkan banyak hal,diantaranya  :

Faktor Fisik
Adanya penyakit tertentu yang menyerang salah satu pasangan hingga mengganggu vitalitas salah satu pasangan. Gairah seks otomatis akan sirna saat tubuh dalam keadaan tidak fit. Hingga dirasakan baginya saat intim adalah satu hal yang menggangu.

Faktor Psikis
Situasi dan komunikasi yang jelek. Adanya konflik perkawinan yang kronis atau hasrat yang tak terpenuhi. Pola demikian yang terjadi berulang-ulang akan menjadikan si wanita mengalami frigiditas.

Faktor Psikodinamika
Seperti perbedaan peran sosial, dimana kelas si istri berada di bagian strata terbawah. Hingga timbul rasa minder dalam dirinya. Bahkan terhadap suaminya sendiri.
Kalau mau jujur, sebenarnya pangkal permasalahan kebanyakan terletak di pihak pria sendiri   (pihak suami). Untuk itu solusi dari permasalahan di atas sangatlah mudah.
Baik suami maupun istri harus saling menyadari bahwa sebagai bagian dari kehidupan perkawinan, masalah seks bukan monopoli sepihak.

Jadi janganlah bersikap masa bodoh dan tidak peduli dengan permasalahan itu sendiri,semua bisa di atasi dengan komunikasi yang terbuka.

.f-buzz.com/hg

Sunday 17 July 2011

JIWA YANG TERPASUNG

Aku terpana dalam hempasan sang mentari diselimuti kabut kekalutan meniti kehidupan yang terbatas..
oh... jiwa yang terpasung.



Air mataku terus mengalir ketika aku ingin melupakanmu,
sakit rasanya tuk ku perjuangkan demi 1 nama dihati,
biarkanlah kau menikah dengan orang lain tuk tersenyum,
mungkin dengan itu,
aku bisa merasakan kebahagiaan dirimu,
walau sakit kurasa..
kehilangan orang yang dicintai,
bagaikan jari yang terluka goresan pisau..
apalagi bila punya sebuah kenangan dengan dirinya,
maka hanya air mata dalam hati,
yang bisa merasakan kenangannya itu..

Saat terakhirku mendengar berita tentang kamu itu..
Aku terpaku,
ketika kau mejadi milik yang lain dan terakhir,
aku seakan berada diantara mimpi dan kenyataan yang sungguh tak kuinginkan,
kehilangan orang yang kucintai..
ketika ku mulai menyadari kenyataan,
aku menangis seakan dunia tak lagi milikku,
dan mungkin akan berakhir hinggaku pulang ke pangkuanNya.



oktober90.hJ.

Saturday 16 July 2011

Pernikahan yang Mulai Rawan

Rumah tangga adalah satu kehidupan realita yang melibatkan manusia di dalamnya yang berperan secara aktif dan bertimbal balik.

Dalam membangun mahligai rumah tangga, memang ada saat-saat tegang dan kritis, terutama ketika masa-masa tahun madu telah pudar. Tatkala pasangan suami istri memasuki kehidupan rumah tangga yang sesungguhnya. Ada persepsi bahwa pada usia pernikahan 2-7 tahun merupakan usia rawan membangun mahligai rumah tangga. Mengapa terjadi dalam masa itu?

Pada masa usia pernikahan itu, keretakan rumah tangga dapat muncul yang disebabkan beberapa factor berikut ini.

1. Karakter watak asli kedua belah pihak mulai terbuka. Sebab, akan ada suatu masa istri atau suami mungkin tidak menyangka bahwa pasangannya berwatak seperti ini dan seperti itu.

2. Suami mulai terjerat dengan kesibukan mencari sumber-sumber rizki, sedangkan istri mulai merasa letih dengan pengurusan anak-anak yang seakan-akan dibebankan kepadanya saja. Bantuan dari orang tua keduanya pun biayanya telah berkurang. Pada saat inilah, pasangan suami istri menghadapi problema kehidupan rumah tangga yang serius dan perlu penyesuaian baru yang lebih realistis dibandingkan ketika awal-awal menikah.

3. Keletihan seringkali menimbulkan sikap yang tidak wajar dalam hubungan suami istri. Pada istri dengan type tertentu mungkin timbul rasa bosan dan curiga terhadap sikap suaminya yang kurang perhatian. Sebaliknya pada suami tertentu juga terjadi rasa kesal terhadap sambutan istrinya yang dingin. Apabila salah seorang atau keduanya mempunyai sifat egois atau enggan memaklumi. Maka akan mudah terjadi benturan. Inilah awal perselisihan paham yang kemudian menimbulkan percekcokan.

4. Pola komunikasi yang teratur dan sehat belum ditemukan antara pasangan suami istri. Padahal sesibuk apapun, hubungan interaksi suami tidak boleh terganggu. Komunikasi yang manis hendaknya berjalan lancar. Kehadiran anak adalah rahmat dan amanah Allah yang tentu saja bukan menjadi titik awal permasalahan. Bila pasangan suami istri menyadari, hal ini akan melahirkan kebahagiaan, keutuhan, keharmonisan, dan kepuasan tersendiri dalam membangun mahligai rumah tangga.

Ketidak puasan suami atau istri seringkali dianggap sebagai biang keladi keributan rumah tangga. Karena merasa tidak puas, Hal ini seringkali mengawali percekcokan sehingga terjadi ketegangan dan pertengkaran. Padahal, pertengkaran dan perselisihan itu dapat menimbulkan efek negative dalam pernikahan.Bila tidak segera diantisipasi, kondisi ini dapat mengakibatkan keretakan rumah tangga, dan bahkan seringkali berakhir dengan perceraian.

Rumah tangga adalah satu kehidupan realita yang melibatkan semua manusia yang berperan di dalamnya secara aktif dan bertimbal balik. Interaksi suami istri merupakan bagian terpenting dari bangunan rumah tangga tersebut.

Ketidakpuasan dalam interaksi inilah yang seringkali menjadi permasalahan. Semua orang pasti ingin puas. Namun kepuasan tidak selalu berarti mendapat apa yang diharapkan. Puas dalam artian umum, adalah perasaan hati seseorang yang merasa senang, karena sesuatu yang menjadi keinginannya tercapai.

Namun, keinginan kita pribadi belum tentu seluruhnya posiif dan dapat diterima orang lain. Karena seringkali keinginan itu dilandasi bahwa nafsu yang tercela. Begitu pula dalam hubungan suami istri, bila semata-mata kepuasan lahiriah yang menjadi ukuran, maka rumah tangga menjadi rapuh dan sering terancam badai. Ada kepuasan lain yang nilainya jauh lebih tinggi Islam mengajarkan kepada kita untuk merasa puas dengan memberi dan bukan dengan menerima. Itulah kepuasan orang yang meyakini bahwa hubungan interaksi rumah tangga merupakan ibadah kepada Allah.

Pasangan suami istri dalam rumah tangga islam hendaknya sama-sama meyakini bahwa memberikan sesuatu kepada pasangan hidupnya merupakan pangkal kebahagiaan. Bagaimanapun, orang-orang mukmin siap untuk bersifat al a’tho (selalu memberi) dan berkorban dengan landasan takwa dan meyakini pahala yang terbaik yang Allah sediakan di akhirat kelak. Itulah yang membuat mereka lebih mudah dalam menemukan solusi dari segala kesulitan hidup. Dalam usia rawan pernikahan ini, maka saling pengertian diantara mereka harus ditingkatkan.

Suami yang bijaksana dan sadar sepenuhnya, bahwa dia telah membebani istri dengan anak-anak yang menjadi tanggung jawabnya sebagai ayah. Dia menyadari kelemahan dirinya yang tidak mampu untuk mengemong bayi, menyusukan, atau memandikannya. Karena itu, rasa cintanya meningkat kepada istri yang telah memberi begitu banyak untuk dirinya. Suami tidak terlalu menuntut istri yang kurang memperhatikan dirinya karena sesungguhnya perhatian istri mulai terbagi dengan anak-anaknya. Dia bekerja lebih rajin bukan disebabkan keinginan pribadi, tetapi karena tuntutan kebutuhan rumah tangga semakin besar. Jadi, kurangnya perhatian terhadap dirinya itu bukan karena melemahnya cinta, tetapi karena dia memberikan kesempatan kepadanya untuk lebih memberi perhatian terhadap anak-anak dan urusan rumah tangga.

Iklim komunikasi yang sehat dan penuh keterbukaan akan memudahkan pasangan suami istri menyalurkan ungkapan-ungkapan perasannya. Perbincangan tentang apa sajadengan memperhatikan adab dan kesopanan dapat melenturkan ketegangan dan menghilangkan berbagai perasangka buruk yang mengganggu hubungan interaksi suami istri. Sebab, perasaan tentram dibangun melalui hubungan yang intensif baik dari sisi rohani, pemikiran maupun jasmani.

disadur dari :post, rakha' on Rabu, 09 Februari 2011
keluargasakinahku.com./AR.1611.

Friday 15 July 2011

Puisi Sayang Itu Untuk Kamu

Sayang itu..
Waktu aku melihat mata kamu.. 
Lalu bilang dalam hati ‘jangan tinggalkan aku’.


Sayang itu..
Waktu aku bahagia melihat kamu tertawa lepas..
Apa lagi jika tawa itu karena aku..


Sayang itu..
Waktu aku mencoba mengerti kamu.
Biar itu sulitnya bukan main..


Sayang itu..
Waktu kamu memaafkan semua kesalahan ku.
Biar salahku menyakiti kamu! Sangat!


Sayang itu..
Ketika kamu diam pada waktu aku cemburu..
Biar hatiku sebenarnya berteriak meminta pengertianmu..


Sayang itu..
Ketika aku marah karena kuatir akan keadaan kamu!
Bukan marah karena kamu terlambat pulang setelah main!


Sayang itu..
Waktu aku tersenyum ketika kamu tak membalas sms ku.
Lalu menelpon mencoba meminta penjelasan kamu.
Bukan marah karena tak diperhatikan!

Sungguh.. 

Sayang itu ketika aku mulai mengerti kamu. 
Ketika aku menghilangkan curiga dan prasangka burukku. 
Ketika aku mencoba tersenyum pada saat cemburu. 
Dan pada saat aku menghargai segala usaha kamu.


Sayang itu.. 
Waktu aku belajar menjadi dewasa,
dan belajar untuk memahami kamu.
Ketika aku belajar tak egois lagi,
dan mencoba menghilangkan semua pemikiran negatif,
yang mungkin akan kamu lakukan diluar sana!


Sayangku ini.. 
Akan terus merangkulmu dan mensupport kamu..
Agar nanti..
Kita bisa sukses dan hidup bahagia bersama selamanya.. Berdua..
Aku kamu dan hidup kita!


Jika aku jodoh terbaikmu..
Aku akan belajar menjadi suami yang mengerti kamu..
Menerima kamu apa adanya..
Karena kamu..
Patut mendapatkan yang terbaik buat hidupmu..
Dan aku mau itu adalah aku!
Lelaki yang akan terus setia mencintai dan butuh kamu!





(Sebuah curahan hati untuk selalu berusaha yang terbaik. Puisi Sayang Itu untuk Kamu, dalam menjalani bahagia bersamamu)
140711

Wednesday 13 July 2011

Aku ingin...

Aku tahu Allah...
hidup berisi ujian
Tapi...
masih saja hatiku ini sedih
masih saja hatiku khawatir

Sering...
aku menangis dalam hati
menyesali yang ada

Aku mohon...
temanilah aku,
aku ini hanya orang bodoh
tak tahu apa-apa di dunia ini
aku ingin bermanja
ditemani oleh-Mu


Tuesday 12 July 2011

Wahai Suami- Suami Jangan Egois yaaa.!!!...

Ada beberapa hal yang harus di perhatikan oleh seorang suami, agar tidak jadi suami yang egois dan mau menang sendiri :
1. Keluarga adalah rakyat pertama yang dimiliki oleh seorang pemimpin.
2. Keluarga adalah sel-sel utama dalam pembentukan masyarakat, kesalehan mereka akan  sangat menentukan kesalehan masyarakat pada umumnya.
3. Keberhasilan da’wah keluarga akan sangat menunjang keberhasilan da’wah di masyarakat, dan kegagalan da’wah di keluarga akan menjadi hambatan bagi keberhasilan da’wah di masyarakat.
4. Ruang terkecil dalam penegakan syari’ah Allah, setelah seseorang mensalehkan dirinya sendiri.


Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya.
[HR. Bukhari].

Kadang  suami salah megerti dengan yang di maksud ibu / istri itu madhrosatun, karena kalaupun ibu / istri madhrosatun, bukan berarti si Ibu/ istri harus mengurus anak-anaknya sendiri, sementara suaminya beruncang-uncang kaki karena merasa sudah bekerja dan mempunyai kesibukan lain.

Tidak seperti itu yang di ajarkan Oleh Rosulullah SAW.

Mentarbiyah istri agar si istri jadi sholehah dan ibu yang baik dalam mendidik anak-anaknya yang kelak akan meneruskan dakwah dan perjuangan orang tuanya, kalau saja para suami melakukan kewajibannya dengan baik terhadap istri dan anak-anaknya, serta mendidknya dengan penuh kasih sayang dan cinta, serta menghargai semua jerih payah istrinya.

Janganlah jadi suami egois, jangan mentang-mentang jadi pemimpin di dalam rumah tangganya, maka dia semena-mena melakukan apa saja sepuas hatinya,... jangan wahai para suami..:, karena rumah tangga mu, anak dan istri mu adalah amanah yang sangat berat yang kelak akan kau pertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT kelak.

Jadilah pemimpin yang adil, yang bijaksana dan yang dapat mengerti apa yang di inginkan bawahan. Hidup saling menghargai dan saling mencintai itulah yang utama, karena Rosulullah sendiri adalah seorang pemimpin yang adil dan bijaksana.


Didiklah anak dan istrimu sesuai zamannya, karena tidak semua wanita bisa langsung memahami apa yang menjadi kewajiban sebagai seorang istri, mereka perlu pendidikan yang baik, maka ketika kau menikahinya, berarti kau telah mengambil alih penjagaan dan pendidikkan yang selama ini istrimu dapatkan dari kedua orang tuanya. Jadilah suami yang selalu menghargai jerih payah istri, dalam kehidupan berumah tangga.

Seperti halnya Khalifah Umar bin Khotob :
Suatu ketika ada seorang pria datang menemui Amirul ‎Mukminin Umar bin Khaththab. Dia ingin mengadukan perilaku ‎istrinya yang tidak disukai. Sesampai di depan pintu rumah ‎Umar, pria tadi mendengar Umar sedang dimarah-marahi oleh ‎istrinya. Urung saja, dia menemui Umar. Pria tadi langsung ‎berbalik pulang.

Namun Umar memanggilnya. Umar bertanya, ‎‎"Ada apa?"
Pria tadi menjelaskan, "Istriku memiliki ‎perilaku yang tidak kusukai. Kemudian aku datang ingin ‎mengadukan padamu. Namun, begitu aku melihat engkau ‎dimarahi istrimu, aku tidak jadi mengadukannya. Sebab ‎khalifah saja mengalaminya. " Umar menjawab, "Kita harus ‎hargai istri kita. Dia lelah mengurus kita dan anak-anak ‎kita."
(dikutip dari buku Be a great husband karya 'Isham ‎bin Muhammad Asy-Syarif)

Karena istri kita itulah yang punya andil sangat besar saat itu, demi keberhasilan dakwah kita dan kerja kita, istri kita itu yang banyak mendukungnya saat kita masih dibawah, maka ketika kita sudah diatas, ingat selalu semua hasil kerja kerasnya dan pengertiannya, maka ketika kita menghargainya, dia juga akan menghargai keinginan kita.

Mungkin adakalanya kesiapan istri kita tidak seratus persen, bisa jadi sayang dan cintanya akan berkurang, disinilah tugas kita untuk memberi pemahaman dan mendidiknya dengan baik. 

Bukankah suami yang seperti ini yang menjadi dambaan para istri.

Wallahu´alam bishawab..

write by: Hedy Grania

Tuesday 5 July 2011

Setahun waktu telah berlari mengejar Mimpi

Ditulis oleh : Alvonzo Quathemo'. untuk Calissa.

Ini adalah sepotong kisah tentang perjalanan cinta kita, sebagai ungkapan rasa bahagia atas kejadian setahun yang lalu kita mulai merasa satu hati.

Hari yang ditunggu telah tiba, dimana cinta kita bermula setahun yang lalu. Hanya dari pencetan angka, menghasilkan suara indah, kemudian hinggap di telinga, lalu bermuara didalam jiwa.

Ya, hubungan kita bermula dari percakapan melalui telepon setahun yang lalu.. Kala itu kamu menghubungiku untuk bercerita tentang masa kecil di kampung kita, awalnya biasa saja…kita bertemu dan bercerita, bercanda dan kadang kala tak bersuara, hati ini terasa ingin menyatakan sesuatu yang tertahan sedemikian lama, kita kadang saling memandang keceriaan seperti berubah suasana yang berbeda. Beberapa saat kita pun berpisah karena larutnya waktu.

Suatu saat kita saling menguji hati karena perasaan yang telah tertunda oleh waktu selama kita berjauhan di masing masing daerah tidak pernah terungkapkan, kita mulai saling bertanya keadaan selama ini dari A sampai Z tiba saatnya aku mulai membuka perasaan yang tak bisa kupertahankan lagi dan kita saling memahami dan menerima perasaan suka diantara kita berdua dan disitulah berseminya hubungan kasih kita.

Hari demi hari kita lewati, suka dan duka hinggap dan berlalu. Bukannya tak ada masalah..kecemburuan yang selalu muncul..sifat yang sama-sama keras tapi juga sama-sama melankolis..yah….., memang sulit mempertahankan cinta selama satu tahun, tapi meski cobaan selalu datang bertubi – tubi, InsyaAllah kita mampu melewatinya.

Sebagai ungkapan terima kasihku padamu, aku sengaja tulis artikel ini. Cinta, terima kasih atas kehadiranmu didalam hidupku. 
Keeping love in my heart…. lima juli duaribusepuluh sari cinta kita mulai kembali bersemi…
Juli '11.

Saturday 2 July 2011

Janji

Kata janji bukan ukuran
Hanya sejati dalam diri
Kuburkan aku dihatimu

Demi cinta sebelum mati
Sejauh manapun terpisah

Kau dihatiku dan ku sama
Dalam tidur dalam terjaga

Ku ucapkan salam sejahtera