Tuesday 30 November 2010

Renungan buat kita..

"Katakanlah, Wahai hamba hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (azz-Zumar <39> : 53)

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mereka mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya, sedangkan mereka mengetahui." (Ali 'Imran <3>: 135)

"Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (an-Nisa'<4>: 110)

"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (al-Baqarah<2>: 186)

"Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadaNya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)." (an-Naml<27>: 62)

"(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan,'Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka.' Maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, 'Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baiknya Pelindung.' Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa. Mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (Ali 'Imran<3>: 173-174)

"Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hambanNya. Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka." (al-Mu'min<40>:44)

Sunday 28 November 2010

aku sayang kamuuuu...

Aku sudah lama berdamai dengan kesendirian. Berlayar di samudera kesedihan serta merasakan angin buritan menampar wajahku yang sedapat mungkin mencari-cari dermaga dari balik kabut,
Tapi semuanya sia-sia.

Seperti rasa putus asa yang menggayutiku sepanjang musim. Seperti kecewa yang luruh satu-satu bagai daun yang layu meranggas. Seperti sajak-sajak pilu yang kutulis dengan derai airmata lalu kukirim padamu bersama lampiran sepotong asa, lewat angin malam yang berdesir lembut dari jendela kamarku.

Aku memang sedikit tersesat, gamang dan mengalami disorientasi
Menelisik kembali ruang-ruang rindu yang pernah ku lalui dulu, memang tak mudah, terlebih dengan hati patah. Dan aku berusaha menghadirkan sosokmu kembali

Aku sudah mendapatkan jawaban atas makna cinta terdalam yang kamu pertanyakan itu. Bahwa cinta adalah jawaban. Bukan pertanyaan. Kita akan menjadi mengerti jika terus menikmatinya sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kita.

Sampai suatu saat ketika kita benar-benar memahami makna terdalam dari cinta itu sendiri. Aku mencintaimu, jauh melebihi cintamu padaku.

Tahukah kamu malam ini aku sangat merindukanmu?
Tahukah kamu malam ini aku menangis karenamu?
Rindu ingin berjumpa denganmu...............
Yang kutahu, rasa itu sudah menggerogoti hatiku, mengobrak-abrik pikiranku, meletup-letupkan hasratku….

Namun…. tetap saja ingin kunikmati hangatnya dalam aliran darahku, pacunya jantungku, helaan nafasku, genggaman tanganku….

Aku tak tahu mengapa rasa itu menjadi sebuah reaksi kimia di dalam jiwa? Entahlah…

Padahal… ia bukanlah sesuatu yang luar biasa, karena ia hanyalah hal yang sangat sederhana…

Ia tak butuh teori, ia tak perlu rumus ataupun logika, karena ia bukanlah matematika….

BILA SAJA...

Dear,ini kuganti buatmu...

Bukan waktu singkat aku dan kau singgah di tempat ini

Bukan selalu melewati hari cerah kita berjalan hingga di tempat ini

Banyak petir menggelegar, banyak hujan badai menghantam

Sekedar menguji apakah aku dan kau hinggap di tempat ini, terus bersama hingga di surga nanti

Selalu bersama sampai matahari berubah petang lalu kelam

Pernahkah kau sadari, seletih apa kaki kita melangkah

Menyusuri setiap peluh juga tawa riang

Mengais setiap tusukan juga pelukan

Bukanlah dendam yang ingin kukenang

Namun kecupan yang ingin kusimpan

Bertabur dan berhias keikhlasan dan berkah

Dengar sayang,

Bila waktu berputar dan kau mengingkar

Betapa hancur lebur jiwa serta raga

Rasakan sayang,

Andai buih kebohongan meluruh di sisi hati

Betapa pedih pilu meradang

Aku tetap manusia biasa

Dengan canda manja dan amarah

Aku tetap jadi lelaki setia

Walau kau melupa meski sesaat

Dan aku tetap ingin memelukmu

Demi segenap rindu yang mengiris kalbu

Lalu merapuh

Seandainya aku menua, hingga tiada lagi warna merah merona

Adakah kau setia bersamaku, memeluk tubuh yang kian merapuh

Seandainya Tuhan mengambil kembali jemariku

Adakah kau sudi menyisirkan rambutku

Adakah kau tetap bersamaku, dengan senyum dari lubuk hatimu?

Ataukah kau berteriak kencang, HANYA MIMPI, sayang...

Lalu kau berlari sejauh mungkin dari rengkuhanku

Belasan hari menunggumu, memohon senyum keindahanmu

Puluhan waktu menunggumu, meminta sentuhan hati terlembutmu

Sadarlah sayang,

Adalah kau yang hadir di semua mimpi indah bahkan mimpi burukku

Atas semua bentangan waktu yang berjajar rasa sakit dan kebanggaanku akan dirimu

Aku berharap untuk selalu memelukmu ketika setiap detik berdetak bersamamu

Aku berharap untuk selalu menyentuhmu ketika kau bermuram meragu

Aku berharap untuk selalu membelaimu ketika kau terbaring dalam sedihmu

Aku berharap untuk bisa berikan tubuhku ketika kau marah dan ingih menjauh

Dan,

Aku berharap akan pelukanmu ketika letih kakiku

Aku berharap akan candamu ketika aku melempar amarah padamu

Aku berharap belaianmu ketika aku membeku dalam keras kepalaku

Aku berharap kecupanmu ketika aku merasa cemburu, dan teriaklah pada dunia bahwa aku hanya milikmu

Aku berharap senyummu ketika aku bertanya mengapa dunia jahat padaku

Aku hanya mengharapmu,

Namun bila Tuhan bertanya padaku,

Andai aku boleh meminta; bersamamu atau berpisah darimu

Aku akan menjawab,

Tuhan, ambil saja nyawaku

Sampai Kapanpun

Kau datang kembali padaku
Di saat aku terhempas
Mencari bayangmu yang hilang
Sisakan sesal di dada
Ku ingin kau kembali
padaku
Temani mimpiku
Sampai kapanpun
Ku kan tetap menantimu
Karna kau pasti
jadi milikku
Ku tahu di dalam hatimu
Menyimpan semua
rasa dan kenangan
Walau kini dirimu
Masih menjadi milik seseorang ..........

Cinta untuk Kehidupan

Ketika cinta datang menghampiri kehidupan, suasana hidup akan berubah menjadi bermakna. Cinta datang memercikkan air yang putih bersih, segar dan suci terhadap jiwa-jiwa yang kepanasan, kegerahan, gelisah, putus asa. sehigga jiwa-jiwa tadi mengalami ketenangan, ketentraman, dan kebahagiaan hidup.

Cinta membuat seseorang lebih peka terhadap sekitarnya, cinta juga membuat seseorang untuk melakukan hal-hal yang baik bagi lingkungannya. Cinta juga akan mendorong seseorang memberikan segalanya kepada yang dicintai.

Cinta seperti ini adalah cinta yang suci, bukan cinta yang dibaliknya suatu yang tidak dikehendaki oleh makna cinta itu sendiri.

Melangkah dan Bergerak Maju

April 8, 2010 by yuamar

Tuntaskan langkah-langkah kecil. Inilah yang menjadi target saya saat ini. Ketika saya telah memiliki mimpi atau cita-cita, maka selanjutnya adalah memulai dengan langkah yang pertama. Saya harus siap untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menuju ke sana. Langkah keseribu selalu dimulai dengan langkah pertama. Langkah besar selalui beranjak dari langkah kecil. Kesuksesan besar merupakan akumulasi dari kesuksesan kecil.

Saya harus bersabar dalam menempuh perjalanan ini. Yang diperlukan adalah ketekunan serta kedisiplinan. Cita-cita itu adalah perjalanan yang membutuhkan perjuangan dan perngorbanan. Saya harus siap mengorbankan waktu, pikiran, tenaga, dan uang untuk bisa bergerak maju menuju ke titik cita-cita itu.

Tapi benarkah saya telah memiliki cita-cita itu? Ada berapa cita-cita saya? Adakah yang dijadikan prioritas? Atau bisakah keduanya dilakukan secara bersamaan? Saya tidak terlalu memikirkan cita-cita mana yang akan tercapai duluan, tetapi saya berpikir bagaimana setiap tindakan saya saat ini adalah yang dibutuhkan untuk menuju ke sana. Setiap pekerjaan, harus dapat saya tuntaskan. Setiap tugas atau tanggung jawab harus dapat saya tunaikan. Sekecil apapun itu, selama itu mengarah kepada tujuan saya itu, maka harus saya lakukan dan selesaikan.

Keberhasilan kecil tadi, saya harapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri saya. Juga akan semakin menumbuhkan keberanian dalam diri saya untuk terus melangkah dan bergerak maju, bahkan untuk semakin berlari kencang, meraih impian saya itu.

Semua itu butuh komitmen tingkat tinggi. Saya akui ini. Tidak akan mudah untuk menjalankan apa yang telah saya rencanakan ini. Tulisan ini pun merupakan bagian dari rencana saya. Dan untuk mengaplikasikan tulisan ini pun perlu kemauan dan tekad baja. Sesaat setelah saya merencanakan, sesaat setelah saya menulis target dan rencana saya, maka pada saat itu saya harus segera take action. Jangan menunda. Saya tidak boleh malas.

Tapi saya sadar semua itu tidak dapat diforsir secara terus menerus. Harus ada refreshing bagi diri saya. Apa itu? Saya melakukan hobi saya. Saya menikmati kesukaan saya. Apa hobi saya? Membaca, menulis, dan bermain atau nonton bola. Ini semua yang akan kembali menyemangati saya. Kembali menetralisir jika ada ketegangan dalam berproses menuju ke sana.

Dan, satu hal lagi yang paling penting, yaitu kedekatan kepada-Nya. Tentu, ini adalah kekuatan terbesar dalam kehidupan ini. Jika saya percaya akan kekuatan-Nya, dan saya memohon untuk juga diberikan kekuatan-Nya, maka insya Allah saya akan lebih termotivasi kembali dan menikmati setiap gerak-gerik saya. Kekuatan spiritualitas harus tetap menyertai kemanapun saya berada. Bahkan saat saya sedang melakukan hobi pun, pemaknaan spiritualitas perlu ditumbuhi.

Sehingga semuanya akan semakin bermakna. Semua akan berjalan dengan kenikmatan, bagaimanapun kondisinya. Tekanan sperti apapun serta kondisi yang membuat diri saya semakin terhimpit, dapat diatasi dengan tetap percaya kepada Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yakin kepada pertolongan-Nya, dan selalu percaya bahwa Allah Yang memberikan segala kenikmatan itu, insya Allah tidak membuat saya gelisan dan khawatir. Karena Allah selalu bersama dalam setiap kehidupan saya.

Kembangkan Tali Silaturahmi Diantara Kita

Tali kekerabatan harus selalu rapat dan erat. Beragam gejala yang berpotensi merenggangkannya mesti diantisipasi dengan cepat, supaya keharmonisan hubungan tetap terjaga, kuat lagi hangat.

Semua anggota kerabat akan menikmati rahmat dari-Nya lantaran menjunjung tinggi tali silaturahmi yang sangat ditekankan oleh syariat.
Sebaliknya, ketidakpedulian terhadap hubungan kekerabatan akan dapat menimbulkan dampak negatif. Alasannya, tali silaturahmi lambat laun akan mengalami perenggangan.

Pemutusan tali silaturahmi berdampak mengikis solidaritas, mengundang laknat, menghambat curahan rahmat dan menumbuhkan suburnya egoisme.
Sering terdengar di masyarakat pelbagai kasus putusnya tali silaturrahim. Ancaman Islam sangat tegas terhadap pemutusan silaturrahim ini.

Allah berfirman:
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan Allah tulikan telinga mereka dan Allah butakan penglihatan mereka. (QS. Muhammad: 22-23)

Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda,
Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturrahim (HR. Bukhari 5984 dan Muslim 2556)

Banyak faktor yang dapat menyulut terjadinya pemutusan tali silaturrahim.
Namun ketidaktahuan seseorang tentang itu, membuatnya terjerumus dalam kesalahan.